Persaingan penjualan produk-produk bermerek mewah di Eropa semakin meningkat setelah beberapa perusahaan membuka outlet-nya di bandara dan di kapal pesiar. Terus melebarnya ekspansi yang dilakukan perusahaan tersebut memang semakin menunjukkan kalau pasar barang mewah akan terus meningkat karena naiknya jumlah wisatawan Asia ke Eropa.
Menurut sebuah studi pasar yang dilakukan oleh Research Generation yang dilansir JapanToday, pendapatan dari pembukaan ritel-ritel di bandara dan tempat-tempat sejenis tercatat naik 9,4 persen pada tahun 2012 menjadi EUR 55,8 miliar. Tahun ini, pendapatan diperkirakan akan mencapai EUR 60 miliar dan akan terus naik hingga dua kali lipat pada tahun 2020.
Outlet-outlet tersebut akan menjadi sangat penting. Sebab, banyak pelanggan yang harus menghabiskan waktu di bandara sebelum para wisatawan pergi ke manapun.
Pembuatan outlet di bandara sendiri sudah dilakukan oleh merek fashion Louis Vuitton. Saat ini mereka sudah memiliki butik di empat bandara di Asia dan satu di Heathrow London, dan tahun 2014 mendatang perusahaan ini berencana untuk membuka outlet di bandara Roissy Charles de Gaulle dan di bandara Dubai.
Belanja pariwisata tercatat naik 12 persen di seluruh dunia sejak Januari, sementara belanja oleh wisatawan China di Eropa naik hingga hampir 20 persen. Turis China, yang 10 tahun lalu nyaris tidak ditampilkan dalam statistik pelanggan merek-merek mewah, kini mereka sudah menguasai 29 persen belanja barang mewah secara global.
Sebagian besar merek mewah terutama di zona euro dan di Jepang telah menaikkan harga jual mereka untuk menahan pergerakan mata uang. Eropa tetap menjadi pasar termurah untuk produk tas dengan harga 9 persen di bawah pasar Hong Kong dan 28 persen di bawah Cina. Ekonom memperkirakan, pembelian barang mewah oleh wisatawan China akan terus tumbuh sebesar 11 persen pada periode 2012-2030. Beberapa merek mewah akui banyak pengunjung dan wisatawan yang tertarik produk merek-merek mewah.
(ja/IC/bl-japantoday)