(Business Lounge – Risk) – Industri perbankan memiliki peranan dalam perkembangan ekonomi dengan menghimpun dan menyalurkan dana sehingga meningkatkan pertumbuhan sektor riil dan mengurangi pengangguran. Krisis keuangan Asia di tahun 1998 memberikan pukulan hebat bagi sektor perbankan nasional. Nilai tukar rupiah turun secara drastis membuat bank-bank nasional dalam kesulitan, sementara surat hutang pemerintah terus merosot ke titik yang terendah.
Pasar modal mencatat sekitar 70% perusahaan yg terdaftar insolvent atau bangkrut. Gelombang PHK di beberapa sektor vital seperti konstruksi, manufaktur dan termasuk perbankan mencapai 20 juta orang atau sekitar 20% dari total angkatan kerja di Indonesia. Laju inflasi pada bulan Februari 12,67% dan mencapai puncaknya pada Agustus 1998 diangka 54,54%.
Peranan Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko pada bank berperan dalam meningkatkan shareholder value, memberikan proyeksi mengenai potensi kerugian dimasa mendatang bagi pengelola bank, selain itu pula untuk menentukan modal yang diperlukan untuk menutup risiko yang dibandingkan dengan potensi pendapatan yg dihasilkan.
Expected loss atau anticipated loss adalah kerugian yang sudah diantisipasi oleh bank dalam aktivitas bisnis. Sebagai contoh, menurut data bank X, dlm 3 tahun terakhir rata-rata kerugian dari bisnis kartu kredit adalah 12%, maka expected loss dari bisnis kartu kredit adalah 12%. Estimasi biaya kerugian dilakukan perbankan dengan membentuk cadangan kerugian yang disebut CKPN (Cadangan Kerugian akibat Penurunan Nilai) yang dimasukkan sebagai salah satu komponen suku bunga kredit. Semakin besar expected loss maka suku bunga yang dibebankan pada debitur menjadi semakin tinggi.
Kerugian yang diperkirakan perbankan dapat menyimpang dan itu belum diperhitungkan dalam cadangan biaya dan disebut Unexpected loss. Untuk menutup risiko tersebut bank menyediakan modal untuk menutup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Kebutuhan Penyediaan modal minimum (KPMM) diatur oleh regulator dan juga disebut sebagai Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu rasio yang membagi Modal dengan asset tertimbang menurut risiko (ATMR).
(Henrik/IC/BL)