Perjuangan Warga Tacloban Terus Berjalan

(Business Lounge – World News) Di antara konvoi militer dan bertruk-truk bantuan yang menunggu dikirimkan kepada ribuan korban yang membutuhkan di Tacloban, terdapat kendaraan besar berisi parabola. Kendaraan pengangkut parabola itu dijaga oleh polisi bersenjata dan dimiliki oleh operator telekomunikasi Filipina, Smart. Kehadirannya menjadi tanda bahwa perusahaan lokal mulai kembali membangun jaringan dan sistem di sejumlah kota yang paling parah dihantam Topan Haiyan.

Chris Ampano, teknisi Smart yang berusia 28 tahun  menyampaikan bahwa  mereka menitikberatkan perhatian pada pembangunan kembali jaringan komunikasi, selain menjadi layanan masyarakat. Timnya berisi 20 teknisi yang akan dikerahkan ke wilayah di dan sekitar kota Tacloban.

Kabel-kabel serat optik yang pernah melewati wilayah itu, ujar Ampano, telah rusak. Ujungnya, sinyal telepon seluler dan upaya kemanusiaan terganggu. Pemulihan kembali jaringan 2G menjadi prioritas Smart, anak usaha Philippine Long Distance Telephone Co. dan operator lain seperti Globe Telecom. Kedua operator memberikan layanan SMS gratis di wilayah tersebut selama seminggu.

Langkah mahal yang menyangkut penyewaan jasa keamanan itu, pemasangan Wi-Fi, dan generator di kantor sementara, adalah salah satu langkah pertama perusahaan domestik menaksir tingkat kerusakan.

A man walks through smoke from fires in a part of Tolosa devastated by Typhoon HaiyanTacloban, pusat operasi kemanusiaan internasional yang bersifat massal, adalah ibukota Leyte, tempat yang memakan sebagian korban tewas.

Pada Minggu pagi, 3.681 orang tewas akibat topan yang melanda Filipina, demikian keterangan Dewan Manajemen dan Mitigasi Bencana Nasional. Sementara itu, 1.186 orang hilang dan 12.544 lainnya cedera, ujar badan tersebut. Total 3,9 juta orang kehilangan tempat tinggal, dan 10,15 juta lainnya ikut mengalami dampak bencana. Sebanyak 543.127 rumah rusak atau hancur.

Di Tacloban, jenazah korban masih tercecer di jalanan. Anak-anak mengais puing-puing bangunan untuk mendapatkan makanan dan pasokan. Namun, denyut kehidupan di pasar telah kembali dengan adanya sekitar seratus orang dan penjual. Adapun, kebutuhan yang dijual adalah beras, susu, buah-buahan, cemilan manis, sabun, dan sampo.

Rowena Macase yang dulunya menjual ayam  mengatakan bahwa ini hari pertama dia menjual buah-buahan.  Rumahnya luluh lantak, raib, ayam musnah dan juga bisnis hancur. Dengan menggelar lapak di muka tumpukan sampah membusuk yang dihiasi kabel awut-awutan dan puing-puing bangunan, para pedagang senang bisa kembali menjual barang selain kebutuhan dasar yang dikirim oleh lembaga kemanusiaan ke kota tersebut.

Ramos Nadal, 28 tahun mengatakan bahwa hari ini, apel, anggur, dan mangga laris. Orang-orang ingin menghilangkan rasa haus dengan buah-buahan karena air tidak tersedia.  Menurut Nadal, keluarganya telah kehilangan tempat tinggal akibat topan. Keluarganya–paman dan kemenakan–kini tinggal di gudang kecil sebuah bangunan di belakang lapak dagangannya.

(ic/ic/bl-wsj)

Foto: antara

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x