Prof. Yohanes Surya Ph. D, Pendiri SREC – Tiada Hari Tanpa Kerja Keras

Kisah inspirasi Prof. Yohanes Surya Ph. D ini diambil dari program Vibiz Dialogue and Opinion (VDAO) by vibiznews.com tanggal 30 Mei 2012. Pandangan hidup dan perjalanan karirnya yang selalu diwarnai dengan kerja keras telah mampu memberikan motivasi besar bagi siapa saja untuk melakukan hal yang sama demi satu tujuan yaitu sukses. Maka dari itu sangat tepat untuk diolah kembali dan ditayangkan dalam program ‘Inspiring’ untuk menjadi inspirasi para pembaca businesslounge.co edisi 29 Oktober 2013.

“Sampai sekarang saya terus terbawa untuk selalu bekerja keras bahkan tidur pun setiap harinya hanya tiga sajam saja karena otak pun sudah tidak bisa saya bawa santai,” ungkap Prof Yohanes Surya Ph. D saat menceritakan sekilas perjuangannya dalam meraih kesuksesan dalam hidupnya.

Pria kelahiran Jakarta, 6 November 1963 tersebut mengungkapkan, pola kerja keras yang diterapkannya saat ini adalah buah dari keteladanan kedua orang tuanya yang memang memiliki tipikal pekerja keras.

“Ibu dan Ayah saya setiap harinya selalu bangun jam 3 pagi dan keduanya membuat kue bersamaan. Dari situlah saya amati dan menjadi mengerti bahwa yang namanya hidup itu adalah kerja keras,” ujarnya.

Yohanes, demikian panggilan akrabnya mengatakan, jikalau dirinya dapat berhasil seperti sekarang ini sesungguhnya semua memang karena dimulai dengan terus bekerja keras tiap-tiap harinya.

“Dulu waktu saya berada di bangku SMP dan SMU, karena tidak punya uang maka saya cari buku di tukang loak lalu membeli dan mempelajarinya. Apa yang dilakukan orang tua saya membuat saya jadi terlatih untuk membiasakan diri belajar lebih dari orang lain,” kenang pria yang usai SMU memutuskan untuk mengambil jurusan fisika di Universitas Indonesia hingga tahun 1986.

Sangat menarik memang mengikuti perjalanan dari tokoh fisikawan Indonesia tersebut yang lahir dari latar belakang keluarga yang sangat sederhana dimana Ibunya hanya seorang tukang kue semenatara Ayahnya merupakan pensiunan tentara di Jakarta.

Namun demikian, dari kesederhanaan dan segala keterbatasan tersebut, Yohanes mampu membuktikan bahwa dengan kerja keras tanpa kenal lelah akhirnya dapat menghasilkan yang namanya sukses di masa depan.

“Saya ingat betul bagaimana saat mendapatkan beasiswa dari Amerika untuk kuliah di William & Mary dimana saya belajar mati-matian siang dan malam khusus untuk mempersiapkan diri dalam interview hingga berhasil menjadi lulusan terbaik dari UI untuk mendapatkan beasiswa di universitas tertua kedua tersebut setelah Harvard,” tandasnya.

Latar Belakang Pendidikan

Yohanes Surya mulai memperdalam fisika pada jurusan Fisika MIPA Universitas Indonesia hingga tahun 1986 kemudian mengajar di SMAK I Penabur, Jakarta hingga tahun 1988 dan selanjutnya menempuh program master dan doktornya di Universitas William and Mary, Virginia, Amerika Serikat.

Program masternya diselesaikan pada tahun 1990 dan program doktornya di tahun 1994 dengan predikat cum laude. Setelah mendapatkan gelar Ph.D., Yohanes Surya menjadi Consultant of Theoretical Physics di TJNAF/CEBAF (Continous Electron Beam Accelerator Facility) Virginia, Amerika Serikat tahun 1994.

Meskipun dirinya sudah punya Greencard (izin tinggal dan bekerja di Amerika Serikat), Yohanes Surya akhirnya pulang ke Indonesia dengan tujuan ingin mengharumkan nama Indonesia melalui olimpiade fisika (semboyannya waktu itu adalah “Go Get Gold”) serta mengembangkan fisika dan ilmu sains di Indonesia.

Lalu bagaimana kisah selengkapnya dari Yohanes Surya?.

Saksikan pandangan hidup dan perjalanan inspiratif dari Prof Yohanes Surya Ph. D yang terangkum dalam program “Inspiratif” berikut ini :

(Nemi/RL/BL)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x