Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS

(Business Lounge – Business Today) – Dari dunia ekonomi, hari Kamis ini pasar-pasar Asia meroket setelah investor menyambut baik keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed), yang mempertahankan program stimulusnya. Nilai tukar mata uang negara-negara Asia Tenggara menguat terhadap dolar. Bursa saham Australia bahkan menyentuh titik tertingginya dalam lima tahun.

Di AS sendiri Dow Jones Industrial Average ditutup pada rekor tertinggi, dan obligasi pemerintah (Treasury) mencetak kenaikan harga harian terbesarnya sejak November 2011.

Keputusan Fed untuk mempertahankan program pembelian obligasi menjadi kabar gembira bagi investor. Pertengahan tahun ini pasar Asia goyah lantaran investor dibuat khawatir dengan rencana perubahan kebijakan moneter di AS. Ini memicu aksi jual besar-besaran di pasar Asia Tenggara pada Juli dan Agustus. Investor terus memonitor data ekonomi untuk menilai apakah AS cukup kuat untuk bisa melakukan pengurangan volume pembelian obligasi.

“Fed melakukan apa yang mereka harus lakukan, bukan apa yang diharapkan pasar,” ujar Steven Ricchiuto, kepala ekonom Mizuho Securities.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng naik 1,8% dan indeks Strait Times Singapura juga meningkat 1,8%.

Nikkei (Jepang) naik 1% dan S&P/ASX 200 (Australia) menguat 1,1% menjadi 5292,40 setelah sempat menyentuh 5300,10 di awal sesi perdagangan.

Mata uang negara Asia Tenggara pun menguat terhadap dolar. Rupiah Indonesia menguat hingga 2,4% terhadap dolar AS pada 11.250 rupiah per 1 dolar. Baht Thailand naik sampai 2,1% pada 31,05 baht per dolar.

Dolar Australia didagangkan pada US$0,9512 di Asia, hampir mendekati US$0,9518 di akhir sesi perdagangan tadi malam. Sementara yen melemah menjadi 98,16 yen per dolar jika dibandingkan 97,93 yen pada Jumat malam di New York.

“Pemulihan ekonomi saati ini masih setengah-setengah dan ini menandakan AS belum siap jika stimulus dikurangi,” ujar Matthew Sherwood, kepala riset pasar investasi di Perpetual, Sydney.

Jepang juga terjebak dalam tren penurunan ini di awal musim panas. Meski demikian bursa saham Jepang baru-baru ini menguat hingga 20% setelah sempat jatuh.

Penguatan ini semakin mempertebal kenaikan bursa di bulan September. Sejumlah pasar telah mengantongi return yang substansial untuk bulan ini. Nikkei naik 9,4% sejak akhir Agustus, sementara SET di Thailand telah naik 11,2% bulan ini.

(Fanya Jodie/FJ-BL, WSJ)

Zefanya Jodie : Chief HR dan Corporate Communication Officer Vibiz Consulting Group dan penulis folder Inspiration Be Your Self di web Businesslounge.co

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x