Berbekal pengalaman manajemen yang masih minim saat mengelola Batik Keris di Surakarta, Anne bergabung dengan perusahaan garmen dan tekstil mulai 1997 ketika krisis moneter menghantam Indonesia.
Jatuhnya nilai tukar rupiah ketika itu membuat Pan Brothers tak luput dari terpaan krisis bahkan dengan beban utang (dalam dollar AS) langsung membengkak dan penjualannya merosot.
Namun demikian jika bukan karena tantangan, mungkin saja wanita lulusan MBA di Loyola Marymount University, Los Angeles, AS ini tak mau masuk ke perusahaan tersebut. Apalagi, sebenarnya dirinya sudah disiapkan untuk “mewarisi” bisnis orang tuanya yang bergerak di perkayuan.
Di samping itu, Anne pun mengaku mengelola bisnis perusahaan pada awalnya bukanlah bagian dari cita-citanya.
“Background saya sebenarnya kimia teknik jadi bukan lulusan fashion ataupun finance,” ungkapnya kala mengenang saat-saat pertama kali hendak bergabung di Pan Brothers.
Bagaimana Anne mampu menjawab kerinduan hatinya untuk menggapai impian besarnya dan merengkuh kesuksesan?.
Anne Patricia Sutanto, Vice President Director PT Pan Brothers Tbk dalam ‘My Success Story’ kepada vibiz media sebagai berikut :
(Nemi/RL/BL)