(Business Lounge – Business Today) – Industri penerbangan memang merupakan industri yang menggiurkan . Maraknya perusahaan penerbangan komersial baru yang melayani rute-ruter baru di seluruh dunia, terutama dengan harga yang murah, telah membuat persaingan di antara perusahaan-perusahaan produsen pesawat memanas.
Dua produsen pesawat terbesar dunia, yaitu Airbus asal Prancis dan Boeing asal AS, bertarung untuk menggaet pembeli di pameran penerbangan terbesar dunia yaitu Paris Air Show.
Airbus Unggul Sementara
Pada hari pertama pelaksanaan pameran dirgantara terbesar dunia yakni Paris Air Show ke-50 pada 17-23 Juni 2013, dua produsen pesawat terbesar Airbus dan Boeing langsung menerima pesanan. Pada hari pertama ini Airbus mengungguli rivalnya Boeing dalam jumlah pesawat yang dipesan.
Airbus menerima 70 pesanan pesawat dari dua perusahaan yang berbeda. Sebanyak 50 unit Airbus A320neo dipesan oleh perusahaan penyewa pesawat asal AS yakni ILFC dengan nilai sekitar 5 miliar atau Rp 47,5 triliun.
Kemudian, sebuah perusahaan asal Prancis Doric juga memesan 20 unit Airbus superjumbo A380 dengan harga katalog sekitar US$ 8 miliar atau Rp 76 triliun. Doric Asset Finance merupakan perusahaan penyedia pembiayaan untuk maskapai penerbangan seperti Emirates dan Singapore Airlines.
Airbus lebih dulu ingin menarik perhatian sebelum pameran berlangsung, dengan melakukan penerbangan perdana pesawat terbarunya yaitu A350 pekan lalu, dan berakhir sukses.
Lewat A350 ini, Airbus ingin menguasai sektor pesawat berbadan panjang, setelah sebelumnya menguasai pesawat ebrbadan sedang, dan juga pesawat berkapasitas 150 penumpang. Pesawat A350 ini akan dipertontonkan dalam Paris Air Show, untuk langsung dapat menarik pembeli.
Pihak Airbus berharap A350 bakal banyak dipesan oleh pembeli. Pesawat terbaru ini ditargetkan bisa dikirim perdana ke pelanggan pada akhir 2014. Saat ini yang sudah memesan pesawat baru ini adalah Qatar Airways, British Airways, dan Cathay Pacific.
Boeing Terus Pepet Airbus
Boeing sebagai rival utama Airbus juga akan gencar menawarkan pesawatnya di pameran terbesar di dunia ini. Meskipun saat ini Boeing tengah mengalai masa sulit karena berbagai insiden dan masalah yang dihadapi oleh 787 Dreamliner.
Masalah teknis dengan baterai yang gampang panas, sempat membuat Dreamliner dilarang terbang di seluruh dunia untuk diinvestigasi. Namun, Boeing akan tetap memamerkan Dreamliner di acara ini. Pelaku industri penerbangan dunia juga berharap Boeing akan meluncurkan pesawat 787-10X, yang merupakan versi lebih panjang dari Dreamliner, dengan kapasitas 330 penumpang.
Boeing juga diberitakan segera mengumumkan versi baru pesawat 777 pada bulan depan, dengan sayap yang dibuat lebih irit bahan bakar. Bos Boeing yakni Ray Conner mengatakan, akan terjadi kompetisi hebat antara Boeing dan Airbus di dunia penerbangan.
Sementara untuk Boeing telah menerima pesanan sebanyak 14 unit pesawat. Pertama dari perusahaan penyewa pesawat yaitu GECAS yang memesan 10 unit Boeing Dreamliner generasi terbaru 787-10 dengan harga US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 27,5 triliun.
Kemudian maskapai penerbangan asal Jepang yaitu Skymark Airlines juga memesan 4 unit Boeing 737 Max dengan angka US$ 402 juta atau sekitar Rp 3,8 triliun. Pesawat yang dipesan Skymark akan mulai dikirim tahun depan.
Bagaimana Industri Pesawat Indonesia?
Di Indonesia sendiri industri manufaktur pesawat terbang memang masih belum bisa menyamai Airbus maupun Boeing. Akan tetapi PT Dirgantara Indonesia (PTDI ) bersama Airbus Military (AM) bekerjasama mengembangkan pesawat generasi terbaru dari CN235 yakni CN295. Pesawat yang masih diproduksi di markas AM Spanyol ini nantinya akan diproduksi dan dipasarkan oleh PTDI di Bandung, Jawa Barat.
Dikabarkan untuk pasar Asia Pasifik perusahaan ini sudah mampu menyabet peminat. Pesawat generasi baru ini dikabarkan dibanderol seharga US$39 juta atau setara Rp 384,38 miliar.
(IA/IC/bl-vbn)