Harga Rumah dan Apartemen Semakin Tak Terprediksi

(Business Lounge – Business Today), Tidak menentunya akan harga dari tanah mendorong pengembang properti untuk menaikkan akan harga rumah dan apartemen disejumlah kota besar di Indonesia. Lonjakan harga pada properti yang terjadi dapat mengakibatkan menjadi terhambatnya akan kebutuhan tempat tinggal bagi rakyat yang berasal dari golongan penghasilan rendah.

Kenaikan harga rumah ditahun ini diprediksi akan terus naik hingga 28 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 27,8 persen. Dengan dibarengi pembangunan fasilitas yang dijanjikan oleh setiap pengembang properti seperti pusat perbelanjaan, sekolah dan rumah sakit yang membuat akan harga dari properti semakin melambungkan harga rumah dengan tinggi.

Indonesia diprediksi masih akan menjadi tujuan investasi properti karena suku bunga kredit perumahannya yang rendah dan pertumbuhan perekonomiannya yang relatif stabil.

Bila dibuatkan perbandingannya dengan tiga tahun lalu, maka harga properti seperti rumah, apartemen, dan ruko sekarang ini melonjak naik antara 50 persen sampai 200 persen. Kenaikan harga beberapa bulan terakhir yang semakin tidak terkendali ini menyulitkan dan membingungkan akan konsumen sebagai pembeli rumah.

Dikhawatirkan dengan naiknya harga rumah ini menjadi pendorong bagi harga material dimana dapat terpengaruh dari kenaikan itu, terutama kenaikan BBM. Kalau rumah bersubsidi tidak diberikan harganya karena sudah dipatok pemerintah dan harga nya sudah pasti.

Rata-rata harga produk properti atau harga rumah dan apartemen di kisaran harga Rp 200 juta sampai Rp 600 juta laku keras seperti kacang goreng karena memang produksinya juga lebih banyak di kelas ini.

Namun bagi kelompok ekonomi menengah ke bawah, kondisi seperti ini tentu tidak menguntungkan. Harapan yang timbul di kalangan mereka adalah pemerintah bersedia membangun rumah susun murah meriah untuk membuatkan rumah sebagai tempat tinggal mereka.

(rs/IK/bl)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x