Strategi Inovasi Johnson & Johnson

(The Manager’s Lounge – Strategic),  Johnson & Johnson merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia, dan sangat dikenal dengan inovasinya. Tahun ini, bahkan Johnson & Johnson berhasil menempati posisi 9 sebagai ‘Top 20 Most Admired Companies’ versi Majalah Fortune. Bagaimana kunci keberhasilan Johnson & Johnson?

Johnson & Johnson bergerak di 3 lini bisnis, yakni consumer goods, yang mencakup produk-produk bayi yang tentunya Anda sudah familiar, seperti shampoo bayi, bedak bayi, baby oil, dan lainnya. Yang tidak terlalu familiar bagi Anda mungkin adalah lini bisnis perangkat medis dan diagnosa dan lini bisnis farmasi. Padahal, bisnis terbesar J&J justru datang dari dua lini bisnis yang terakhir, bukannya consumer goods.

Sistem Desentralisasi
Johnson & Johnson setidaknya memiliki 250 cabang yang beroperasi di 57 negara. Tentunya ini menjadikan mereka punya system desentralisasi. Bagaimana kelebihan dan kelemahannya?

Menurut CEO William Walden, kelemahan sistem desentralisasi yang mereka adopsi adalah kontrol tidak sebesar pada sentralisasi. Namun, kelebihan-kelebihan yang ada pada J&J dapat menutup kelemahan tersebut. Pertama mereka punya pemimpin dan orang-orang yang hebat dalam menjalankan bisnis. Di Jepang misalnya, manajemen J&J terdiri dari orang-orang lokal yang benar-benar memahami konsumen, kebutuhannya, serta pemerintah disana. Sehingga jelas desentralisasi sangat membawa manfaat. Selain itu, Walden juga mengungkapkan bahwa desentralisasi memberi kesempatan untuk mengembangkan orang.

Secara keseluruhan, Walden lebih memandang desentralisasi sebagai sebuah benefit dibandingkan tantangan. Karena, dibandingkan dengan sentralisasi, maka jika disana satu orang melakukan kesalahan, maka dapat mempengaruhi organisasi secara keseluruhan. Sementara di J&J, dengan orang-orang yang terpercaya untuk menjalankan bisnis, maka mereka tidak perlu takut akan membuat satu kesalahan besar.

Decentralized Innovation
Johnson & Johnson menjalankan inovasi dengan cara terdesentralisasi. Ini juga punya beberapa kelebihan dan kelemahan tersendiri.

Walden berpendapat bahwa kelebihannya adalah memungkinkan berbagai orang dengan skill berbeda, pemikiran berbeda, dapat menciptakan produk dan teknologi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan dari pasien dan pelanggan. Misalnya, pertemuan antara insinyur dari lini bisnis perangkat medis dan diagnosa dengan ilmuwan dari lini bisnis farmasi menghasilkan suatu terobosan baru untuk penyakit kardiovaskuler.

Sementara itu, kelemahannya antara lain adalah koordinasi. Untuk mempertemukan orang-orang dari lini bisnis yang berbeda adalah hal yang tidak mudah. Namun ini menjadi tantangan bagi J&J untuk menemukan orang-orang yang tepat, yang bisa memberikan kontribusi tidak hanya di area kerjanya saja.

Kegagalan Jadi Bagian Kesuksesan
“Failure is our most important product.”Begitulah ungkapan yang diucapkan oleh RW Johnson, salah satu pendiri Johnson & Johnson. Sejak itu, kegagalan merupakan bagian dari inovasi Johnson & Johnson. Serangkaian kegagalan sudah menjadi makanan biasa bagi J&J. Kegagalan ini adalah hasil dari taruhan yang dilakukan perusahaan pada peluang-peluang yang sangat potensial. Meskipun banyak eksperimen yang gagal, namun eksperimen yang sukses juga luar biasa kesuksesannya. Sehingga, eksperimen ini dipandang sebagai harga yang harus dibayar untuk mencapai inovasi yang sukses dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Ini senada dengan hasil penilaian Fortune, dimana J&J menonjol dalam ‘long term investment’ dan menempati ranking 2 pada industri.

Sumber: CNNMoney, Knowledge Wharton, shop.innovationmain.com, dan lainnya.

Pic: listphile.com

(Rinella Putri/RF/TML)

pic: prc.dartmouth.edu

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x