Risiko Sistem dari Ancaman Bangkrutnya AIG

(The Manager’s Lounge, Risk Management) – Lehman Brothers sudah mengumumkan kebangkrutannya minggu lalu. Kisruh Lehman kemudian diikuti oleh AIG yang nafasnya tersengal-sengal hingga tiba hari ini ketika The Fed memutuskan untuk melakukan bailout terhadap raksasa asuransi tersebut. Lalu mengapa The Fed memilih untuk menyelamatkan AIG, dan bukan Lehman?

Hari ini, The Fed mengumumkan bahwa mereka akan memberikan pinjaman berjangka waktu 2 tahun bagi AIG senilai $85 miliar. Sementara itu, sebagai imbalnya, The Fed akan mengambil alih 79.9% kepemilikan dari raksasa asuransi tersebut dan mengganti jajaran manajemennya. CEO Robert Willumstad, menurut kabar yang beredar akan digantikan dengan mantan CEO Allstate Corp yakni Edward Liddy.

The Fed turun tangan setelah negosiasi AIG dengan JPMorgan dan Goldman Sachs gagal menemui solusi. Dana pinjaman bagi AIG ini nantinya akan dipergunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo. Sementara itu, dalam jangka waktu tersebut AIG diperkirakan akan menjual asset-aset yang dimilikinya demi mengembalikan pinjaman kepada The Fed. Sepanjang minggu lalu, saham AIG sudah anjlok sebesar 80% seiring dengan kekhawatiran pasar terhadap ancaman kebangkrutannya.

Sepanjang tiga kuartal pada tahun 2008 ini, AIG sudah mencatatkan kerugian total senilai $18.5 miliar dari writedown akibat krisis subprime mortgage yang menimpa AS. Saat ini AIG menjamin sekitar $442 miliar investasi perbankan dan institusi lainnya, termasuk $57.8 miliar investasi yang terkait dengan subprime mortgage.

Kekhawatiran pasar timbul ketika Moody’s Investor Service, Standard and Poor’s serta Fitch menurunkan rating kredit AIG. Sehingga, hal ini memaksa AIG untuk mencari tambahan likuiditas demi menjamin kontrak asuransinya terhadap pihak ketiga. Tanpa dana tersebut, maka AIG akan mengalami default terhadap kewajiban-kewajibannya dan para pembeli asuransi mereka. Sehingga pihak ketiga yang terkait dengan AIG berpotensi mengalami kerugian yang besar dari tiadanya jaminan terhadap investasi mereka.

Sebenarnya, sebesar apakah dampak yang timbul dari kemungkinan bangkrutnya AIG? Tentunya The Fed punya alasan penting mengapa mereka memilih untuk menyelamatkan AIG dibandingkan Lehman. Jika AIG benar-benar bangkrut, maka hal ini berpotensi menimbulkan malapetaka financial berskala global. Menurut RBC Capital Markets, jika AIG benar-benar collapse, maka industri finansial ditaksir bakal mengalami kerugian senilai $180 miliar atau setara dengan 1,674 kuadriliun rupiah.

Kehancuran AIG mengancam terjadinya efek domino, karena mereka sangat terkait dengan pihak-pihak ketiga. AIG mengasuransikan mortgage-backed securities dan instumen derivative lainnya terhadap risiko default. Jika AIG tidak mampu membayarkan apa yang sudah dijaminnya, maka tentunya ini akan menimbulkan dampak signifikan terhadap sektor finansial AS.

Mengapa bukan Lehman? Keputusan The Fed untuk tidak menggunakan uang rakyat yang membayar pajak untuk menolong Lehman Brothers jelas disebabkan karena mereka memandang bahwa bangkrutnya Lehman tidak menimbulkan risiko sistematis sebesar ancaman risiko yang dihadirkan oleh AIG.

Melalui krisis financial ini, pelajaran yang bisa dipetik adalah, betapa mahalnya harga suatu moral hazard. Sehingga mudah-mudahan krisis ini tidak akan terulang kembali di masa depan.

pic.:propublica.org

(Rinella Putri/TA/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x