Belajar dari Kegagalan Daimler Chrysler

(The Manager’s Lounge – Strategic Management), Pada pertengahan Mei lalu Cerberus Capital Management mengambil alih saham mayoritas Chrysler setelah terus mengalami kerugian. Menurut Dieter Zetsche, chairman Daimler Chrysler, dengan adanya transaksi ini diharapkan dapat menjadi suatu awal yang baru bagi Daimler dan Chrysler.

Merger antara Daimler dan Chrysler dilakukan pada bulan Mei 1998 dan merupakan merger terbesar pada saat itu dan merupakan akuisisi terbesar perusahaan AS oleh perusahaan luar. Pada saat itu, setelah digabungkan maka Daimler Chrysler akan menjadi produsen otomotif terbesar kelima di dunia setelah GM, Ford, Toyota dan Volkswagen.
Padahal, sembilan tahun lalu, Chrysler adalah cash cow yang mencetak banyak uang, sekitar US$1 miliar setiap kuartalnya. Chrysler adalah produsen mobil yang paling efisien dan paling menguntungkan di dunia dengan penjualan 2.5 juta unit kendaraan.

Menurut AutoObserver, merger tersebut gagal karena fondasi yang kurang kuat. Merger tersebut tidak dilandasi oleh kejujuran. Sejak awal, pemimpin kedua perusahaan mengatakan bahwa merger ini adalah merger of equal. Nyatanya, Chrysler dibeli dan diperlakukan lebih seperti anak tiri, bukannya partner. Perkawinan kedua perusahaan tersebut lebih didasari oleh ego dari kedua pemimpinnya.

Kemudian juga terdapat visi dan kepemimpinan yang kurang baik. Sejak awal merger, pemimpin tidak pernah menjelaskan visinya kepada para karyawan. Sehingga karyawannya tidak memahami bagaimana gambaran mengenai manfaat dari merger tersebut ke depannya.

Selain itu, Daimler dan Chrysler juga memiliki kultur dan perbedaan gaya manajemen yang tajam. Daimler memiliki karakter pengambilan keputusan secara birokrasi sementara Chrysler mengedepankan kreativitas. Chrysler merupakan symbol dari kemampuan adaptasi dan fleksibilitas. Chrysler juga menjunjung tinggi efisiensi, pemberdayaan dan kesamaan kedudukan antar karyawan. Sebaliknya, Daimler sangat mementingkan otoritas, birokrasi dan centralized decision making.

Iacocca berpendapat bahwa kepemimpinan yang terbaik masih ada pada Chrysler. Sehingga seharusnya Cerberus memberikan kebebasan dan fleksibilitas pada CEO Chrysler Tom LaSorda untuk menunjukkan kemampuannya, sesuatu yang tidak didapatkannya ketika masih bersama Daimler. LaSorda menurutnya adalah orang yang pandai dan dihormati oleh para pekerja. Sebagai mantan kepala pabrik dan keturunan dari kepala pekerja, LaSorda memahami benar bisnis ini. Kemampuan yang dimilikinya digabungkan dengan modal milik Cerberus dapat menjadi sebuah formula sukses.

(Rinella Putri/RF/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x