(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Konsumen Asia menjaga ekonomi negara nya untuk tetap bagus sementara eksport ke Eropa dan US yang menjadi kunci utama pertumbuhan telah menyebabkan penurunan. Sekarang terdapat tanda – tanda terjadinya penurunan tingkat berbelanja dari para konsumen, yang merupakan kabar buruk bagi keseluruhan perekonomian.
Orang Korea membeli lebih sedikit mobil, konsumen China mengurangi pembelian baju baru. Tidak banyak antrian di depan butik Louise Vuitton di Hongkong. Taruhan di meja baccarat casino di Macau dan Singapura— untuk turis China dan pengeluaran para konsumen—telah menurun dibandingkan tiga tahun sebelumnya.
Beberapa ahli ekonomi mengatakan bahwa dalam bulan-bulan ini, orang-orang Asia yang selama ini paling banyak mengambil peranan telah kehilangan gairahnya. Banyak penjaga toko dan pemilik bisnis yang mengatakan bahwa mereka merasakan efek dari banyaknya pertimbangan dari para konsumen.
“Kekuatan untuk menghabiskan uang telah berkurang dari sebelumnya,” kata Shawkat Imran, koki dan pemilik sebagian dari beberapa Restoran Italy di Hongkong. “Kadang pembeli datang dan berbagi makanan mereka. Beberapa yang biasa nya minum segelas anggur sekarang hanya memesan segelas air.”
Jumlah pembeli belum berkurang, kata Mr. Imran, tapi mereka berbagi piring dan menghabiskan 20% lebih sedikit per tagihan.
Perubahan secara sikap cukup sulit untuk di percaya, dan tidak ada bukti bahwa gairah berbelanja tersebut telah tiba-tiba menghilang seperti yang terjadi di Spanyol dan Greek. Tapi di banyak perekonomian, pertumbuhan bisnis telah jatuh dari tingkat yang tinggi. Jika Eropa dan US terus meluncur dan gambar pertukaran bisnis di Asia semakin memburuk, konsumen Asia pada akhirnya akan terpaksa untuk mengurangi belanja untuk hal hal yang lebih berarti. Konsumen yang kehilangan gairah –sementara itu tidak di pertimbangkan sebagai pemberian oleh sebagian besar ahli ekonomi—akan “mewakili kaki yang turun selanjutnya untuk perekonomian Asia,”kata Nigel Chalk, ahli ekonomi terdahulu di International Monetary Fund yang juga mengepalai penelitian pasar Barclays Capital di Singapura.
Pengembangan Bank Asia mendapatkan wilayah di luar Jepang, akan menjadi lambat terhadap bunga tahunan sebesar 6.6% dari pertumbuhan tahun ini, dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 7.2% , ini merupakan pergerakan terlambat sejak krisis keuangan tahun 2009. Kebanyakan dari penurunan tersebut di akibatkan oleh lambatnya eksport.
Konsumen di Asia telah di untungkan dari pasar kerja yang sehat dan kenaikan gaji. Pemilik perusahaan merasa sungkan untuk mengurangi karwayan, merasa takut akan keadaan saat ini yang sepertinya baik-baik saja dan ternyata merupakan permulaan dari resisi yang akan menjadi semakin besar. Disamping menurunnya tingkat eksport, tingkat pengangguran di Singapura, Hongkong, Taiwan dan Korea Utara tercatat rendah.
“Kami tidak melihat adanya penurunan yang cukup besar dari dunia yang lebih luas, tapi saya tidak mengatakan sebagai ledakan juga. “ kata Terry O’Connor, chief executive dari Courts Asia, penjual barang-barang elektronik dan perlengkapan rumah tangga di Singapura dan Malaysia. “Tidak ada krisis pekerjaan di sini.”
Bagaimanapun juga, bagian HR terlihat tenang. Sebuah survey terhadap 450 perusahaan yang di lakukan oleh Singapore Recruiters Achieve Group menemukan bahwa 2/3 tidak mencari karyawan baru selama setahun ini. Enam bulan yang lalu 1 ½ perusahaan – perusahaan berharap demikian. Korea Utara yang tingkat penganggurannya termasuk rendah ternyata menyesatkan, kata beberapa ahli ekonomi. Banyak penduduk yang telah berusia, tidak dapat menemukan pekerjaan, berhenti kerja karena kondisi perusahaan, membuka stand-stand makanan dan pasar-pasar untuk menghasilkan sedikit uang.
Di China, wilayah perekonomian terbesar, penjualan retail bertumbuh sebesar 13% di bulan Juli dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Itu masih kuat, namun lebih lambat 20% di bandingkan tingkat pertumbuhan sejak 5 tahun yang lalu. Untuk mengkompensasi maka pemerintah telah memberikan insentif pajak secara terbuka untuk mendongkrak pembelian terhadap terhadap peralatan rumah tangga dan memulai kembali program “Uang untuk orang-orang yang kurang sukses.”
“Sama seperti beberapa tahun yang lalu, banyak hal yang sepertinya merangkak” kata Stanley Szeto, Chief Executive di Lever Style Inc., yang berbasis di Hongkong sebagai perusahan pembuat pakaian bermerek seperti Hugo Boss dan Calvin Klein. Lever Style mempunyai 7000 karyawan dan beberapa pabrik di China dan Vietnam.
Sebelumnya, pabrik pakaian hampir selalu mengandalkan permintaan dari Eropa dan US, kata Mr. Szeto. Namun bagaimanapun juga beberapa tahun yang lalu, RRC, termasuk Hongkong dan Taiwan mengatasi kelemahan dari dunia yang berkembang, dia berkata. Hari-hari ini para pedagang China “sedang membangun lebih sedikit toko atau pertumbuhan penjualan mereka menjadi sedikit lebih lambat dan akibatnya inventory mereka menjadi kelebihan,” kata Mr. Szeto.
Di Korea Utara, di mana perekonomian bergantung dari pertukaran, para konsumen sedang sekarat. Hasil penjualan dari departement store dan penjualan barang-barang automotif menciut. Harga rumah mulai jatuh. Pemerintah telah bertindak dengan ukuran standar untuk mensupport para konsumen, termasuk memberikan syarat-syarat yang lebih mudah untuk mengajukan kredit pembelian rumah. Termasuk juga pembicaraan mengenai hal-hal yang menyebabkan terjadinya perubahan sikap dr konsumen.
Sementara itu pembuat mobil Korea sedang mencari jalan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan Hyundai dan Kia di US, sedang penjualan di bidang perumahan, selalu mengikat.
“Musim liburan adalah saat-saat kami mendapatkan banyak keuntungan, tapi tidak lagi sekarang,” kata Park Jong-Moon, manager dealer Hyundai di Soeul timur. “Perekonomian sedang tidak berjalan dengan baik. Para konsumen yang berduit sebenarnya dapat saja membeli mobil dan barang-barang lain tapi, dikarenakan banyak yang mempunyai hutang bank dan hutang-hutang lainnya, mereka tidak punya uang lebih untuk berbelanja.”
Di 2012, showroom nya telah terlihat penurunan penjualan selama lima bulan dalam jangka waktu tujuh bulan terakhir. Di bulan Juni, penjualan menurun sebanyak 7% dari bulan May. Secara keseluruhan penjualan mobil pada setengah tahun pertama adalah 6% lebih rendah dari tahun 2011, menurut Persatuan Pabrik Automobile Korea (Korea Automobile Manufacturers Association).
Endah Caratri, Editor in Chief Managedaily menyatakan bahwa adanya penurunan gairah belanja dari konsumen Asia ini menunjukkan adanya perubahan dari trend belanja konsumen di Asia. Tentunya ini juga dapat berdampak pada perekonomian secara global dan juga penerimaan ekspor dunia dari pasar Asia. Sehingga perlu untuk dipertimbangkan dampaknya pada potensi bisnis yang ada, dan bisa difokuskan pada bisnis yang dapat mempertahankan supaya trend belanja cenderung tidak turun.
(Endah Caratri/AA/TML)