Kantor Media Charlie Hebdo Milik Prancis Diserang, 12 Orang Tewas

(Business Lounge – News & Insight) Sebuah kejadian kembali memicu kemarahan dunia saat sebuah serangan dilancarkan oleh kelompok bersenjata kepada media mingguan Charlie Hebdo milik Prancis pada Rabu (7/1) dan menewaskan 12 orang. Ribuan polisi termasuk polisi anti teror Prancis pun segera bergerak memburu orang-orang bersenjata yang mengenakan topeng tersebut.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve juga mengatakan bahwa pasukan keamanan sedang memburu dua orang bersenjata tersebut sedangkan Polisi Prancis telah mengidentifikasi tiga tersangka yang diduga berada di balik serangan itu. Tiga nama pun telah beredar (usia 18, 32, dan 34), dua di antaranya diyakini bersaudara dan terkait dengan jaringan teroris Yaman. Satu di antaranya pernah menjalani hukuman pada tahun 2008.

Dalam pidato televisinya, Presiden Francois Hollande menyatakan hari Kamis (8/1) sebagai hari berkabung nasional.

Unjuk Rasa di Banyak Negara

Serangan terhadap Charlie Hebdo ini memicu demonstrasi sebagai solidaritas di kota-kota di seluruh dunia, termasuk Moskow, Washington, London, dan Tokyo. Lebih dari 100.000 berkumpul di Prancis membawa spanduk bertuliskan: “Saya Charlie” sementara hashtag #JeSuisCharlie menjadi tren di seluruh dunia termasuk di Arab.

Hollande menyebut pembantaian ini sebagai “tindakan barbar yang luar biasa” dan “tidak diragukan lagi bahwa ini adalah serangan teroris.” “Tidak ada yang dapat memecah belah kita, tidak ada yang harus memisahkan kita. Kebebasan akan selalu lebih kuat dari kebiadaban,” demikian dikatakan presiden Prancis ini. Rakyat Prancis diperintahkan untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari ke depan.

Charlie Hebdo telah menjadi terkenal secara kontroversi pada bulan Februari 2006. Media ini merupakan media mingguan yang memuat banyak sindiran dengan menampilkan kartun, laporan, polemik, dan lelucon.

Kronologi Kejadian

Kejadian dimulai pada siang hari bolong di Paris di sebuah jalan yang tenang ketika orang-orang bersenjata itu menyerbu masuk ke kantor media mingguan saat para wartawan sedang mengadakan pertemuan editorial. Seseorang yang sedang berada di ruang tunggu pun menjadi sasaran tembak mereka. Kemudian menyusul delapan wartawan berikutnya, termasuk beberapa kartunis Prancis yang paling terkenal (Charb, Cabu, Honoré, Tignous, dan Wolinski) juga ekonom Bernard Maris,. Selain itu seorang polisi dan pengunjung juga menjadi korban. Satu orang selamat dengan bersembunyi di bawah meja.

Selain 12 orang yang tewas, terdapat juga 11 orang terluka dengan empat di antaranya dalam kondisi kritis. Seorang pria yang menyaksikan serangan itu menjelaskan adegan tersebut seperti “dalam film” demikian dilansir oleh AFP. 

Pihak berwenang Prancis segera memberlakukan siaga tingkat tertinggi di wilayah Paris dan meningkatkan keamanan dengan mengerahkan tentara di setiap transportasi utama. 

Dunia Mengecam

Presiden AS Barack Obama segera mengecam serangan ini. Begitu juga Paus Francis yang mengutuk dengan mengatakan kejadian ini  sebagai “serangan yang mengerikan”. Baginya, apapun motivasi orang-orang tersebut, kekejian tidak pernah dibenarkan.

Sedangkan Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut hal ini sebagai sesuatu yang “memuakkan”, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan serangan itu “keji” dan Presiden Rusia Vladimir Putin serta Liga Arab mengutuk kekerasan. Arab Saudi juga mengutuk kejadian yang disebutnya “serangan pengecut” ini.

Penyerangan atas media mingguan Charlie Hebdo juga pernah terjadi pada 2 November 2011. Sebuah serangan bom serta website yang di-hacked.

uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: youtube

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x