Fair & Objective

(The Manager’s Lounge – Inspiration), Menjadi seseorang yang selalu bisa fair dan objektif dalam menilai suatu hal tidaklah mudah apalagi dalam mengambil keputusan. Merupakan hal lumrah jika kesukaan atau ketidaksukaan kita terhadap suatu hal akan mempengaruhi penilaian kita dalam mengambil keputusan.

Itulah yang menurut saya seringkali diartikan sebagai penilaian subjektif, penilaian yang seringkali bersifat tidak fair.

Fair atau adil adalah hasil penilaian yang proporsional. Sebagai contoh sederhana, ada dua orang anak yang satu berumur sepuluh tahun dan satunya lagi berumur tiga tahun.

Sang Ibu punya satu loyang kue. Bagaimana cara sang ibu memberikan kue kepada kedua anaknya secara adil?. Apakah membagi dua secara rata kue tersebut bisa dianggap adil?.

Sebagian dari Anda mungkin berpikir demikian. Namun menurut saya tidak. Mengapa?.

Sebab, anak yang masih berumur tiga tahun tidak membutuhkan makanan sebanyak kakaknya yang sudah berumur sepuluh tahun. Jika sang ibu memang mau berbuat adil kepada kedua anaknya, dia harusnya memberikan potongan kue yang lebih besar untuk si kakak dan potongan kue yang lebih kecil untuk si adiknya, secara proporsional.

Lalu pertanyaan berikutnya, bagaimana menjadi seorang yang adil dan objektif?.

Satu-satunya langkah awal yang harus Anda, saya, atau kita semua lakukan adalah membuang segala rasa emosional yang kita miliki terhadap hal yang akan kita nilai. Hal itu sejujurnya tidaklah semudah yang kita pikirkan.

Namun, jika kita berhasil melakukannya berarti kita sudah siap untuk mengambil langkah kedua yaitu, menganalisa hal tersebut secara mendalam dan dari berbagai sisi. Semakin banyak yang bisa dijadikan pertimbangan, semakin besar kesempatan kita untuk membuat sebuah penilaian yang adil dan objektif.

Nah, keputusan yang tepat pun rasanya bisa kita ambil!.

Ketika mengambil suatu keputusan atau kebijakan, ada satu pegangan yang bisa Anda pakai. Cobalah berpikir bahwa Andalah yang akan merasakan dampak dari keputusan itu.

Apa yang akan Anda rasakan, apakah Anda siap untuk menerimanya dengan lapang dada?. Pada dasarnya janganlah mengambil sebuah keputusan yang Anda sendiri tidak menginginkan hal buruk terjadi.

Jadi menurut saya, fair dan objektif dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Keputusan yang Anda ambil menurutmu sudah fair dan objektif, tapi apakah orang lain akan berpikir demikian?. Belum tentu!.

Patut diperhatikan, bahwa mengambil sebuah keputusan yang fair dan objektif di tempat kerja misalnya adalah keputusan yang memprioritaskan perusahaan sehingga target yang diset perusahaan bisa tercapai.

Have a good day!.

(Nemi/IK/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x