(Business Lounge – Tech & Gadget) Sukses menjual puluhan ribu iPhone 6 dan iPhone 6 Plus dalam tempo singkat tidak membuat Apple bebas dari kritikan. Ya, baru-baru ini Apple diterpa berbagai protes dari pengguna iPhone 6 Plus lantaran smartphone besutannya tersebut mudah bengkok atau melengkung.
Meskipun Apple telah mengklarifikasi masalah tersebut dan akan segera mengganti iPhone 6 Plus yang bermasalah kepada penggunanya, hal ini tentu saja tidak lantas selesai dan berlalu begitu saja. Berbagai pihak banyak yang memanfaatkan moment ini untuk melumpuhkan penjualan produk besutan Apple tersebut. Sebut saja Samsung yang merupakan musuh bebuyutan Apple.
BussinesInsider mencatat, Samsung merupakan perusahaan yang paling rajin menyerang Apple. Samsung rela menghabiskan milyaran dollar hanya untuk menyerang Apple melalui iklan-iklan negatif yang diarahkannya terhadap produk besutan Apple tersebut.
Sejak kepergian Steve Jobs di tahun 2011, Samsung memutuskan untuk mulai secara konsisten menyerang Apple. ‘Ini adalah kesempatan terbaik kita untuk menyerang iPhone.’ demikian email internal yang ditulis oleh pihak Samsung.
Budget iklan Samsung untuk tahun 2012 adalah sebesar $ US 4 miliar, namun mereka juga mengeluarkan $ US 5.3 miliar untuk pemasaran lain melalui promosi penjualan.
Sulit untuk mengukur berapa banyak iklan yang dibuat Samsung dalam meningkatkan penjualannya. Namun seperti kita ketahui bahwa saat ini Samsung merupakan perusahaan smartphone terbesar di dunia. Samsung menjual hampir 300 juta unit pada tahun 2013 dan itu menyumbang sekitar 31 persen dari market yang ada.
Samsung merupakan perusahaan yang cukup pintar memanfaatkan kelemahan lawan bisnisnya untuk meningkatkan penjualan smartphone yang dimilikinya. Sebut saja video iklan phablet Galaxy Note 3 dan Galaxy Tab Pro 10.1 yang dibuatnya mampu secara tidak langsung menjatuhkan iPhone 4 dan iPad Air yang dimiliki Apple.
Bagaimana usaha Samsung menghancurkan penjualan iPhone 6 dan iPhone 6 Plus? nantikan kepiawaian Samsung dalam parodi-parodi iklan yang dibuat selanjutnya.
W.Lubis/Journalist/VMN/BL
Editor: Lidia Wulan