MarkPlus Dinner Seminar: Lupakan Perang Harga, Lakukan Sesuatu yang Kreatif

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Mark Plus Dinner Seminar kembali digelar di Four Seasons Hoel Jakarta. Pertemuan bulanan yang dikelola oleh MarkPlus Inc kali ini mengajak peserta dan marketer untuk tetap optimis. Pada kesempatan ini, MarkPlus juga menganugerahkan New Wave Marketing Award bagi Djarum Black atas keberhasilannya mengintegrasikan kampanye pemasaran online dan offline.

Hermawan Kertajaya mengupas konsisi ekonomi semester pertama dan peluang serta tantangan pada semester kedua. Sebelum memasuki tahun yang baru, nyaris semua ekonomi punya prediksi yang optimis bahwa perekonomian Indonesia akan lebih bagus. Banyak ekonom yang memprediksikan laju pertumbuhan perekonomian akan terjaga pada kisaran 6% seperti tahun lalu. Nyatanya, harga minyak mentah dunia terus meroket dan mengakibatkan inflasi yoy tercatat melonjak ke level 11.03%. Sehingga ini memicu pemerintah untuk menaikkan harga BBM sebesar 28.07% untuk dapat menyelamatkan APBN.

Tingginya laju inflasi ini mengakibatkan kekhawatiran terhadap perekonomian Indonesia. Inflasi ini menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, terutama masyarakat miskin. Berikutnya. Para investor dan pelaku usaha juga akan mengerem ekspansi usahanya dikarenakan permintaan konsumen yang menurun. Bila kondisi ini tidak dapat diatasi dengan baik oleh pemerintah, pertumbuhan ekonom dapat meleset dari target yang diinginkan.

Sepanjang semester pertama, banyak pemasar yang masih terjebak di dalam perang harga. Menurunnya daya beli masyarakat menjadi salah satu pendorong terjadinya hal tersebut. Dengan berlomba menurunkan harga, mereka berharap dapat tetap memperoleh market share.

Memasuki semester kedua, Hermawan mendorong para pemasar untuk mulai melupakan perang harga. Pada pertengahan tahun ini, ia menganalisa adanya 8 fenomena pemasaran yang terjadi sepanjang semester pertama, 8 alasan mengapa perang harga harus mulai dilupakan, dan 8 panduan untuk menerapkan strategi pemasaran kreatif sepanjang semester kedua .

Hermawan mengidentifikasi adanya 8 fenomena yang terjadi sepanjang semester pertama. Pertama, tingginya penetrasi internet dan mobile. Kedua, inflasi menjadi tantangan politik baru pemerintah saat ini. Ketiga, harga pangan mengikuti tingginya pertumbuhan ekonomi luar Jawa. Kenaikan harga komoditas pertanian, perkebunan dan pertambangan di pasar internasional mendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah luar Jawa. Namun demikian, tingginya pertumbuhan ekonomi di luar Jawa ternyata diikuti pula oleh tingginya tingkat inflasi yang perlu untuk diwaspadai. Keempat, keterjangkauan (affordability) memperoleh produk menjadi semakin penting. Kelima, seluruh lapisan masyarakat memotong pengeluaran untuk konsumsi. Keenam, semakin menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian dan brand. Ketujuh, pasar yang semakin terpolarisasi secara vertical dimana orang kaya dan miskin semakin bertambah banyak. Kedelapan, pelanggan yang semakin terhubung secara horizontal. Karena itu, peran komunitas baik online maupun offline menjadi semakin penting.

(Rinella Putri/AA/TML)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x