(Business Lounge – Business Today) – Tahukah anda pesawat komersial pertama di dunia ? Ternyata adalah pesawat air tipe Benoist buatan tahun 1913 berkapasitas satu pilot dan satu penumpang. Menurut sejarahnya, pesawat air bernama “The Lark of Duluth” ini mulai melaksanakan penerbangan komersial pertamanya di Florida pada tanggal 1 Januari 1914, melayani rute St Petersburg menuju Tampa pp. Tanggal ini sering disebut sebagai tanggal lahirnya penerbangan komersial.
Hari Rabu (01/01/14) kemarin menandai 100 tahun penerbangan komersial pertama: yaitu penerbangan selama 23 menit menyeberangi Teluk Tampa di Florida. Alternatif dari perjalanan dengan pesawat komersial pertama ini adalah perjalanan kereta selama 11 jam dari Tampa ke St. Petersburg, Florida. Perbedaan jam yang sangat jauh antara menggunakan pesawat dan kereta.
Beberapa CEO dari maskapai penerbangan yang berkelas memberikan prediksi mereka terkait masa depan dunia penerbangan. CEO Delta Air Lines Richard Anderson, CEO Southwest Airlines Gary Kelly, dan CEO Allegiant Travel Co. Maurice J. Gallagher, Jr. memberikan prediksi untuk 5 tahun ke depan.
“Kita akan mempunyai lebih sedikit maskapai penerbangan, tapi mereka akan lebih besar, lebih kuat dan lebih sehat,” kata Kelly.
Gallagher, Jr. menilai, “Lima tahun mendatang akan lebih kepada meningkatkan otomatisasi dan mengurangi biaya tenaga kerja. Industri ini sudah memberlakukan mobile boarding pass, pengedropan bagasi, dan bahkan boarding sendiri. Proses-proses semacam ini akan semakin lazim dan mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang berinteraksi dengan konsumen.”
“Mulai dari lebih seabad yang lalu, maskapai sibuk membeli setiap pesawat berkapasitas 50 penumpang yang tersedia,” ujar Anderson. “Tapi penggunaan pesawat-pesawat jet kecil tersebut hingga kini pasang surut. Dalam 5 tahun ke depan, jumlahnya akan terus menyusut di Amerika Serikat.”
Presiden Virgin Atlantic Airways Sir Richard Branson, CEO Hawaiian Airlines Mark Dunkerley, dan CEO Etihad Airways James Hogan membagikan pendapat mereka mengenai prediksi yang terjadi pada dunia aviasi dalam 25 tahun mendatang.
Hogan memprediksi, “Sebuah generasi baru maskapai penerbangan yang memiliki visi dan keinginan untuk menjadi berbeda, akan berhasil dalam memotong biaya, meningkatkan produktivitas dan menemukan cara-cara terjangkau untuk mengakses pasar-pasar baru. Timur Tengah, Afrika dan Asia Tenggara akan menjadi pasar yang matang.”
“Saya yakin saya akan sempat merasakan terbang dari London ke Sydney hanya di bawah 2 jam, dengan dampak lingkungan sekecil mungkin,” ungkap Branson.
Pandangan Dunkerley tidak begitu menggembirakan: “Banyak penumpang yang sekarang bisa terbang, nantinya tidak akan mampu lagi terbang. Warisan yang menyedihkan dari 30 tahun kemajuan besar dalam demokratisasi perjalanan udara. Kegagalan untuk berinvestasi pada infrastruktur aviasi dan nafsu yang tak pernah terpuaskan akan regulasi tidak akan diimbangi oleh kemajuan yang relatif sederhana dalam efisiensi pesawat terbang.”
Industri penerbangan di Indonesia diprediksi akan terus meningkat pada tahun 2014. Perkembangan Industri Penerbangan di Indonesia terjadi seiring dengan banyaknya maskapai penerbangan luar yang masuk ke Indonesia menambah ramainya pasar penerbangan domestik dan juga pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia.
Dengan semakin terjangkaunya harga tiket dan makin bervariasinya pilihan yang diberikan oleh setiap maskapai penerbangan yang ada, membuat masyarakat lebih memilih akan transportasi udara ini sebagai alat transportasinya. Hal ini membuat semakin meningkatnya akan permintaan pasar domestik yang mengakibatkan banyak maskapai penerbangan yang berlomba-lomba untuk menambah akan jumlah armadanya.
(ic/ic/bl)
Foto: flight-report.com

