Matcha: Kaya Manfaat Bukan Sekedar Gaya Hidup Modern

Matcha adalah bubuk halus berwarna hijau cerah yang terbuat dari daun teh hijau (Camellia sinensis) yang digiling lembut hingga sehalus bedak. Berbeda dengan teh hijau biasa yang hanya air seduhannya diminum, matcha dikonsumsi sepenuhnya, termasuk daun teh yang digiling. Karena itu, kandungan gizinya jauh lebih tinggi dibandingkan teh biasa.

Asal matcha berakar dari tradisi Jepang sejak abad ke-12. Teh jenis ini dibawa oleh biksu Zen dari Tiongkok ke Jepang dan digunakan dalam upacara minum teh tradisional (chanoyu). Dalam upacara tersebut, minum teh bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi juga sarana meditasi dan penghormatan terhadap kesederhanaan hidup. Matcha kemudian menjadi bagian penting dari budaya Jepang, melambangkan ketenangan, kesadaran, dan harmoni.

Namun, matcha baru mendunia sekitar awal tahun 2000-an, seiring meningkatnya tren gaya hidup sehat dan popularitas minuman estetik di media sosial. Kini, matcha tidak hanya disajikan sebagai teh panas, tetapi juga diolah menjadi matcha latte, es krim, kue, smoothie, hingga masker wajah. Warna hijaunya yang cantik dan rasa uniknya membuatnya disukai banyak kalangan, dari pecinta teh tradisional hingga penggemar kuliner modern.

Salah satu keunggulan utama matcha dibandingkan teh hijau biasa adalah kandungan antioksidannya yang luar biasa tinggi. Matcha mengandung katekin, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang berfungsi melawan radikal bebas, menjaga kesehatan jantung, dan menurunkan risiko kanker. Karena seluruh daun teh dikonsumsi, satu cangkir matcha setara dengan sekitar 10 cangkir teh hijau biasa dalam hal kandungan antioksidan.

Selain itu, matcha mengandung kafein dalam kadar sedang yang seimbang dengan L-theanine, sejenis asam amino yang memberikan efek tenang dan meningkatkan fokus. Kombinasi ini membuat energi yang dihasilkan terasa stabil tanpa efek “gemetar” seperti setelah minum kopi. Tidak heran jika banyak pelajar, pekerja kreatif, dan profesional memilih matcha latte sebagai minuman produktivitas.

Dari sisi nutrisi, matcha juga mengandung vitamin A, C, E, K, serta mineral seperti selenium, kromium, dan magnesium. Kandungan seratnya membantu pencernaan, menjaga kadar gula darah tetap stabil, dan mendukung metabolisme tubuh.

Namun, tidak semua matcha memiliki kualitas yang sama. Matcha asli dan berkualitas tinggi (ceremonial grade) berwarna hijau cerah seperti zamrud, dengan tekstur sangat halus dan aroma segar menyerupai rumput muda atau daun teh yang baru dipetik. Rasanya lembut, sedikit manis alami, dan tidak terlalu pahit. Sebaliknya, matcha kualitas rendah (culinary grade) biasanya berwarna hijau kusam atau kekuningan, bertekstur agak kasar, dan cenderung lebih pahit—umumnya digunakan untuk memasak atau membuat kue.

Untuk menilai keaslian matcha, perhatikan asal dan tampilannya. Matcha asli dari Jepang, terutama dari daerah Uji, Nishio, atau Kagoshima, dikenal memiliki kualitas terbaik. Bubuknya tidak mudah menggumpal dan larut merata saat diseduh, menghasilkan busa halus di permukaan jika dikocok dengan chasen (pengocok bambu tradisional Jepang).

Lalu, bagaimana dengan pengaruh matcha terhadap lambung? Secara alami, matcha tidak bersifat terlalu asam. Bahkan kandungan L-theanine-nya membantu menenangkan sistem pencernaan. Namun, karena tetap mengandung kafein dan katekin, penderita asam lambung sebaiknya tidak mengonsumsinya saat perut kosong. Cara paling aman adalah meminumnya setelah makan atau dalam bentuk matcha latte, karena susu dapat membantu menetralkan keasaman.

Kini, matcha bukan sekadar minuman kekinian, tetapi simbol keseimbangan antara tradisi dan kesehatan modern. Dengan rasa khasnya yang lembut, warna hijau yang menenangkan, serta manfaat luar biasa bagi tubuh dan pikiran, matcha menghadirkan ketenangan dan vitalitas dalam setiap cangkirnya.