“Humans, After Centuries”: Menelusuri Kemanusiaan dan Hasrat di Balik Keindahan

(Business Lounge Journal – Art)

Gajah Gallery Jakarta mempersembahkan pameran tunggal bertajuk “Humans, After Centuries” karya Rosit Mulyadi, atau yang lebih dikenal dengan nama Ocit, yang berlangsung dari 2 hingga 26 Oktober 2025. Pameran ini menjadi titik penting dalam perjalanan artistik Mulyadi, menghadirkan dialog mendalam tentang keindahan, keyakinan, dan paradoks hasrat manusia.

Pameran ini juga disertai dengan esai baru yang ditulis oleh ST Sunardi dan Ganjar Gumilar, dua pemikir yang dikenal karena telaah mereka terhadap hubungan antara seni, filsafat, dan kebudayaan kontemporer. Kehadiran tulisan-tulisan ini memperkaya pembacaan terhadap karya Mulyadi, membuka ruang interpretasi yang lebih luas bagi publik.

Dalam “Humans, After Centuries”, Mulyadi tidak sekadar menghidupkan kembali romantisisme klasik, tetapi menelusuri ketegangan yang tersembunyi di balik kilauan keindahannya. Figur-figur dalam lukisannya tampak menggantung antara ketersembunyian dan keterbukaan—sebuah kondisi liminal di mana pengulangan justru melahirkan perbedaan, bukan keseragaman.

Melalui ironi dan pendekatan apropriasi, Mulyadi menghadirkan keindahan bukan sebagai sesuatu yang menenangkan, melainkan mengguncang. Keindahan dalam tangannya bisa menjadi daya tarik sekaligus jebakan; sebuah ruang penemuan yang tak jarang menimbulkan kegelisahan.

Seni sebagai Pendidikan Diri

Latar belakang Mulyadi di lingkungan keagamaan, di mana citra visual sering kali dipandang dengan curiga, menjadikan praktik melukisnya sebagai bentuk pembelajaran diri. Ia tidak sekadar melukis untuk mencipta, tetapi untuk memahami kembali batas-batas dan larangan yang diwariskan.

Kanvas-kanvasnya menampilkan intensitas hidup yang resah—suatu pencarian tanpa janji akan kepastian. Di sinilah kekuatan seni Mulyadi: bukan dalam memberikan jawaban, tetapi dalam menggoyahkan pemahaman kita tentang apa yang sudah dianggap pasti.

Karya-karya yang dipamerkan menghubungkan warisan Romantisisme, modernisme Indonesia, dan sejarah personal sang seniman. Pameran ini menandai pergeseran penting dalam praktik Mulyadi—dari sekadar pewarisan nilai menuju etika eksplorasi dan keberanian untuk menegosiasikan tradisi dengan pelanggaran kreatif.

Bagi Mulyadi, seni bukan lagi bentuk penghormatan terhadap masa lalu, melainkan medan perundingan antara warisan dan kebaruan, antara beban sejarah dan urgensi masa kini.

Melalui “Humans, After Centuries”, Mulyadi mengajak pengunjung merenungkan ulang makna menjadi manusia setelah berabad-abad hidup dalam bayangan citra, ideal, dan larangan yang diwariskan. Pameran ini adalah undangan untuk menatap ulang keindahan—bukan sebagai sesuatu yang menenteramkan, tetapi sebagai ruang perjumpaan antara kerentanan dan keberanian.

Acara pembukaan “Humans, After Centuries” akan digelar pada Kamis, 2 Oktober 2025, pukul 17.00 di Gajah Gallery Jakarta, dan berlangsung hingga 26 Oktober 2025.