(Business Lounge Journal – Travel)
Negara Laos di Asia Tenggara memiliki sebuah monumen kebanggaan yang megah dan memikat hati para wisatawan yang mengunjunginya. Bangunan megah itu bernama Monumen Patuxai yang bergaya perpaduan Eropa–Laos. Kesan Prancis sangat kental karena bangsa “Ayam Jago” itu pernah menguasai Laos. Desain arsitekturnya bagaikan sebuah gerbang raksasa yang indah dan megah, mirip dengan bangunan kebanggaan rakyat Prancis, yaitu L’Arc de Triomphe yang terletak di kawasan bergengsi Champs-Élysées, Paris.
Monumen Patuxai dibangun untuk mengenang jasa para pahlawan Laos yang gugur dalam medan peperangan demi mempertahankan kedaulatan bangsa dari penjajahan Prancis. Itulah sebabnya monumen megah ini diberi nama Patuxai yang secara harfiah dalam bahasa Lao berarti kemenangan atau kejayaan.
Monumen Patuxai terletak di tengah Kota Vientiane, tepatnya di ujung Jalan Lan Xang. Di sekitar monumen ini terdapat kantor pemerintahan Laos, sekolah ternama, gedung-gedung perkantoran bisnis, jasa perbankan, serta sebuah pusat kebudayaan Prancis.
Begitu tiba di ujung Jalan Lan Xang, semua mata akan tertuju pada monumen indah dan mempesona ini. Bagi para wisatawan yang baru pertama kali mengunjungi Laos, Monumen Patuxai menjadi destinasi yang wajib disinggahi.
Kemegahan dan keindahan bangsa Laos tampak dari monumen ini. Semakin mendekat, monumen ini terlihat seperti sebuah gerbang besar yang berpadu dengan bangunan candi khas Indochina. Hal ini melambangkan bahwa bangsa Laos adalah bangsa yang kaya budaya sekaligus tangguh di Asia Tenggara.
Ketika memasuki pelataran Monumen Patuxai, nuansa megah khas bangsa Lao langsung terasa. Gerbangnya yang sangat besar dan menjulang, temboknya yang kokoh, serta menara dengan puncak menyerupai pencakar langit tradisional menjadi simbol kejayaan masa lalu. Rasanya begitu menyenangkan bisa menginjakkan kaki di Monumen Patuxai pada suatu sore yang teduh. Angin sejuk bertiup lembut, awan di langit meredup, dan para wisatawan dari berbagai bangsa menikmati keindahan monumen ini. Tak henti-hentinya mereka mencari sudut pandang terbaik untuk mengabadikan momen indah di Patuxai, kebanggaan bangsa Laos.

Pembangunan Monumen Patuxai dimulai pada tahun 1957 dengan bahan utama beton. Menurut sejarah, Amerika Serikat memberikan bantuan berupa beton kepada Laos untuk membangun sebuah bandara. Namun, rencana itu berubah menjadi pembangunan monumen ikonik dengan tinggi sekitar 49–55 meter yang menjadi citra kebanggaan bangsa Laos. Meski monumen dengan tujuh lantai ini tidak pernah benar-benar rampung, tetap saja tampil megah dan menakjubkan.
Monumen Patuxai berada di dalam kawasan Taman Patuxai yang terawat dengan baik. Di tengah taman terdapat kolam air mancur yang cukup besar. Air mancur tersebut dapat menari mengikuti alunan musik yang dimainkan, menciptakan suasana menyenangkan bagi para pengunjung yang menikmati keindahan taman dan monumen ini.
Sebagai tambahan, sejatinya bangsa Laos bernama “Lao”. Namun, ketika bangsa Prancis datang, mereka menambahkan huruf “s” di belakang kata Lao. Dalam bahasa Prancis, huruf “s” di akhir kata tidak pernah dilafalkan. Hingga hari ini, penduduk Laos menyebut diri mereka sebagai Lao, bukan Laos.



