Sake Jepang Berjuang Melawan Popularitas Whisky yang Kian Meningkat

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Industri sake Jepang menghadapi tantangan berat seiring dengan meningkatnya popularitas whisky, khususnya highball dan whisky Jepang berkualitas tinggi. Menurut laporan dari The Wall Street Journal, konsumsi sake di Jepang telah merosot lebih dari 75% sejak puncaknya pada tahun 1973, dengan penurunan 30% dalam satu dekade terakhir. Sebaliknya, whisky semakin menguasai pasar minuman beralkohol di Jepang, didorong oleh kampanye pemasaran yang sukses dan adaptasi dengan budaya minum lokal, termasuk meningkatnya popularitas koktail highball yang ringan dan mudah dinikmati.

Menurut data dari National Tax Agency Jepang, lebih dari 56% produsen sake mengalami kesulitan memperoleh keuntungan, dan lebih dari 50% pabrik sake mengalami kerugian. Hal ini menandakan betapa beratnya persaingan yang dihadapi sake dalam mempertahankan posisinya di pasar domestik. Reuters melaporkan bahwa untuk menghadapi tantangan ini, beberapa produsen sake telah mulai berinovasi dengan menciptakan varietas “craft” sake yang lebih kreatif dan mempromosikan sake sebagai minuman yang cocok dikonsumsi dalam berbagai kesempatan. Strategi ini dilakukan dengan harapan dapat menarik perhatian generasi muda yang lebih terbuka terhadap minuman baru tetapi tetap menghargai warisan budaya Jepang.

Selain itu, produsen sake juga semakin gencar melakukan ekspansi ke luar negeri. The Australian Financial Review mencatat bahwa ekspor sake telah meningkat tajam dalam 15 tahun terakhir. Negara-negara seperti Prancis mulai menunjukkan minat yang besar terhadap sake, yang kini dapat ditemukan di supermarket hingga restoran mewah di negara tersebut. Le Monde mengungkapkan bahwa penerimaan budaya yang lebih luas terhadap sake di luar negeri menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang signifikan bagi industri ini. Meskipun demikian, volume ekspor sake masih relatif kecil dibandingkan dengan total produksi, yang menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar dalam memperluas pangsa pasar global.

Di sisi lain, whisky Jepang terus mengalami pertumbuhan pesat. Spherical Insights melaporkan bahwa pasar whisky Jepang diperkirakan akan mencapai USD 9,32 miliar pada tahun 2032, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 9,2%. Grand View Research mencatat bahwa profil rasa unik dari whisky Jepang, yang dikenal halus dan kompleks, telah menarik perhatian konsumen di seluruh dunia. Keberhasilan whisky Jepang tidak hanya terbatas pada pasar domestik tetapi juga di kancah global, yang semakin mempersempit ruang bagi sake di industri minuman beralkohol.

Perubahan dalam industri sake juga ditandai dengan meningkatnya peran perempuan dalam pembuatan sake. Menurut laporan dari AP News, jumlah perempuan yang menjadi toji, atau master pembuat sake, kini mencapai 33 orang, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dekade sebelumnya ketika industri ini didominasi oleh laki-laki. Salah satu contoh adalah Mie Takahashi, seorang toji yang berhasil menciptakan sake dengan pendekatan inovatif untuk menarik perhatian generasi muda. Meski demikian, tantangan utama industri ini tetap dalam menarik generasi baru yang tertarik untuk menjadi pembuat sake dan menjaga keberlanjutan bisnis ini.

Salah satu upaya lain yang dilakukan industri sake untuk mempertahankan relevansinya adalah dengan mendapatkan pengakuan internasional. The Times melaporkan bahwa metode tradisional pembuatan sake baru-baru ini masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Pengakuan ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan apresiasi global terhadap sake dan memperkuat posisinya sebagai bagian dari warisan budaya Jepang. Selain itu, ekspor sake meningkat 70% dalam tiga tahun terakhir, menandakan bahwa meskipun konsumsi domestik menurun, ada permintaan yang berkembang di luar negeri.

Untuk bersaing dengan whisky dan menarik perhatian generasi baru, produsen sake mulai berinovasi dengan menciptakan sake bersoda yang terinspirasi dari metode pembuatan sampanye Prancis. Le Monde mencatat bahwa beberapa produsen juga mulai menyoroti terroir lokal dan menciptakan koktail sake yang lebih menarik bagi konsumen muda. Strategi ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman baru dalam menikmati sake dan mengubah persepsi bahwa sake hanya cocok dikonsumsi dalam konteks tradisional.

Selain itu, pasar whisky Jepang terus berkembang dengan pesat. Menurut laporan dari Tokyoesque, whisky telah berhasil menarik perhatian konsumen yang mencari alternatif minuman beralkohol yang lebih modern dan memiliki nilai prestise yang tinggi. Salah satu faktor utama yang mendorong popularitas whisky Jepang adalah investasi besar dalam pemasaran dan strategi branding yang efektif. Whisky Jepang kini menjadi simbol kemewahan dan kualitas tinggi, yang semakin menarik minat konsumen global.

Pemerintah Jepang juga mulai mengambil langkah-langkah untuk membantu industri sake bertahan di tengah tantangan ini. Menurut laporan dari Financial Times, beberapa kebijakan baru telah diterapkan untuk memberikan insentif kepada produsen sake agar terus berinovasi dan meningkatkan daya saing mereka. Salah satu strategi yang mulai diterapkan adalah kolaborasi antara produsen sake dan restoran internasional untuk mempromosikan sake sebagai pasangan yang cocok dengan berbagai jenis makanan di luar masakan Jepang tradisional.

Menurut Defense News, tantangan lain yang dihadapi industri sake adalah meningkatnya persaingan dari produk alkohol impor yang kini lebih mudah diakses oleh konsumen Jepang. Semakin banyaknya pilihan minuman beralkohol dari luar negeri, termasuk wine dan cocktail berbasis gin, membuat konsumen memiliki lebih banyak opsi yang menarik. Hal ini semakin menekan posisi sake di pasar domestik, memaksa produsen untuk terus mencari cara agar sake tetap relevan dan diminati.

Naval News melaporkan bahwa beberapa perusahaan sake juga mulai menjalin kemitraan dengan perusahaan teknologi untuk mengembangkan metode produksi yang lebih efisien dan menciptakan varian baru yang lebih menarik bagi konsumen modern. Teknologi fermentasi yang lebih canggih memungkinkan produsen sake untuk menyesuaikan rasa dan aroma dengan preferensi pasar yang terus berubah, sehingga meningkatkan daya saing mereka di industri minuman beralkohol global.

Reaksi pasar terhadap tren ini cukup beragam. Financial Times mencatat bahwa saham beberapa perusahaan sake mengalami fluktuasi setelah pengumuman berbagai inovasi baru. Investor melihat peluang pertumbuhan dalam ekspansi global sake, tetapi juga mengakui bahwa tantangan di pasar domestik masih menjadi hambatan utama. Dengan semakin ketatnya persaingan dan perubahan preferensi konsumen, masa depan industri sake masih dipenuhi dengan ketidakpastian.

Menurut The Wall Street Journal, salah satu faktor utama yang akan menentukan keberlanjutan sake adalah bagaimana industri ini mampu beradaptasi dengan perubahan selera konsumen. Jika produsen sake dapat menemukan cara untuk menarik perhatian generasi muda dan memperluas daya tarik sake ke pasar internasional, ada peluang besar bagi sake untuk tetap bertahan di industri minuman beralkohol yang kompetitif. Namun, jika strategi ini gagal, industri sake mungkin akan terus mengalami kemunduran dalam beberapa dekade mendatang.

Dengan demikian, industri sake Jepang saat ini berada pada titik kritis. Dengan meningkatnya dominasi whisky dan persaingan dari minuman beralkohol lainnya, produsen sake harus menemukan cara untuk tetap relevan dan menarik minat konsumen. Inovasi dalam rasa, strategi pemasaran, dan ekspansi ke pasar global menjadi faktor kunci yang akan menentukan masa depan sake di tengah persaingan yang semakin ketat. Hanya dengan adaptasi yang tepat, sake dapat kembali menjadi pilihan utama bagi konsumen baik di Jepang maupun di seluruh dunia.