Dampak Iklan Terhadap Kesehatan Mental

(Business Lounge Journal – Medicine)

Tahukah Anda bahwa iklan yang Anda lihat atau dengar, memiliki hubungan dengan sistem limbik di otak, yaitu bagian otak yang mengatur emosi, motivasi, dan kepuasan. Iklan dirancang untuk memengaruhi dan merangsang sistem limbik, dengan harapan dapat memicu respon emosional atau motivasi yang kuat dari pemirsa.

Iklan yang bermanfaat adalah iklan yang memberikan informasi yang jujur dan tepat tentang produk atau jasa tertentu, serta memberikan manfaat bagi konsumen tanpa menimbulkan kerugian bagi kesehatan mereka.

Namun iklan juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan tubuh manusia dalam beberapa cara sebagai berikut:

1. Meningkatkan stres: Iklan yang sering menampilkan kecantikan fisik tertentu atau prestasi menuntut dapat membuat orang merasa tidak cukup baik. Iklan juga dapat memperlihatkan kondisi sosial dan keuangan yang lebih baik, yang dapat meningkatkan stres pada orang untuk mencapainya.

2. Menyebabkan kecemasan: Iklan dapat menampilkan pesan-pesan yang memicu ketakutan atau kekhawatiran, seperti pesan tentang kesehatan yang menakutkan atau peringatan tentang keamanan pribadi. Hal ini dapat menyebabkan orang merasa cemas dan khawatir.

3. Mendorong gaya hidup tidak sehat: Iklan sering menampilkan makanan cepat saji dan minuman manis yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes. Selain itu, iklan juga dapat mempromosikan perokok atau minuman beralkohol, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang buruk.

4. Memperkuat stereotip masyarakat: Iklan sering menampilkan stereotip tentang jenis kelamin, ras, agama, atau orientasi seksual tertentu. Ini dapat memengaruhi persepsi masyarakat secara umum dan menyebabkan diskriminasi dan ketidakadilan.

Terdapat beberapa jenis iklan yang ada di dunia, di antaranya:

1. Iklan cetak: Iklan yang muncul dalam bentuk tulisan atau gambar di media cetak seperti surat kabar, majalah, brosur, dan selebaran.

2. Iklan audio: Iklan yang disiarkan melalui media radio, podcast, atau platform streaming musik.

3. Iklan visual: Iklan yang disiarkan melalui media televisi, video online, atau media sosial.

4. Iklan luar ruang: Iklan yang terletak di luar ruangan seperti billboard, baliho, neon sign, atau kendaraan yang di-branding.

5. Iklan digital: Iklan yang muncul di berbagai platform digital, termasuk di halaman web, aplikasi, atau perangkat mobile.

Sementara itu, iklan yang dapat mengganggu kesehatan mental meliputi:

1. Iklan yang menampilkan citra tubuh yang tidak realistis dan memengaruhi harga diri.

2. Iklan yang mengeksploitasi kekhawatiran atau kelemahan orang dalam upaya menjual produk atau jasa tertentu.

3. Iklan yang menggunakan pesan yang menakutkan atau memicu kecemasan.

4. Iklan yang mempromosikan gaya hidup tidak sehat, seperti makanan cepat saji atau minuman beralkohol.

5. Iklan yang menyajikan gaya hidup yang secara tidak realistis membuat orang merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki.

6. Iklan yang menonjolkan kekerasan atau perilaku tidak etis.

7. Iklan yang memanipulasi emosi agar orang membeli produk atau jasa tertentu.

8. Iklan yang menggunakan seksualitas secara berlebihan dan secara tidak pantas.

9. Iklan yang menampilkan standar kecantikan yang sempit dan tidak realistis.

10. Iklan yang mengambil untung dari ketidakpastian atau perasaan kurangnya yang ada dalam masyarakat.

Perlu dicatat bahwa dampak iklan pada kesehatan mental dapat bervariasi dari individu ke individu, tetapi semakin kita menyadari pengaruhnya, semakin mampu kita membantu melindungi kesehatan mental kita.

Dalam kesimpulannya, iklan dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik manusia secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami pengaruh iklan dan mengambil tindakan untuk mempertahankan kesehatan mereka.

Photo by John Cameron