(Business Lounge – Global News) Bulan ini menjadi bulan yang cukup berat bagi Twitter oleh karena rata-rata pertumbuhan bulanan jumlah penggunanya berada di laju paling lambat sejak go publik pada tahun 2013. Saham Twitter pun mengalami penurunan.
Jack Dorsey Tidak Dapat Menerima Penurunan Pertumbuhan Pengguna
“Ini tidak bisa diterima dan kami tidak senang dengan penurunan itu,” demikian Jack Dorsey mengatakan pendapatnya seperti dilansir oleh WSJ. Dorsey menjabat sebagai interim chief executive sejak tanggal 1 Juli lalu.
Twitter mengatakan bahwa terdapat 304 juta pengguna inti pada kuartal kedua ini, naik dari 302 juta pada kuartal sebelumnya. Berarti hanya terdapat penambahan sebanyak 2 juta pengguna dalam 3 bulan.
Perjuangan twitter untuk meningkatkan penggunanya ini telah mengkuatirkan para investor, yang telah sangat fokus dengan potensi pertumbuhan perusahaan, dan jumlah pertambahan tersebut terbilang kecil untuk meyakinkan mereka.
“Kami tidak terlalu berharap untuk melihat pertumbuhan yang berarti secara berkelanjutan (pada pengguna aktif bulanan) sampai kami mulai untuk mencapai pasar massal,” demikian dikatakan Chief Financial Officer Anthony Noto seperti dilansir oleh WSJ.
Menyadari Belum Komunikasikan Unique Value dengan Jelas
Noto mengakui bahwa pihaknya belum jelas mengkomunikasikan unique value Twitter sehingga mereka yang tidak menggunakan Twitter akan mempertanyakan mengapa mereka harus menggunakannya. “Kami belum jelas mengkomunikasikan nilai unik Twitter dan sebagai hasil mereka yang belum menggunakannya terus menerus bertanya ‘Mengapa saya harus menggunakan Twitter?’, demikian dikatakan Noto. Lalu apa yang menjadi jawaban mereka yang belum menggunakan Twitter? Dengan singkat, rata-rata mereka menjawab bahwa produk Twitter terlalu sulit untuk digunakan.”
Twitter memang mengakui bahwa ada masalah yang perlu diselesaikan.
Total pendapatan Twitter naik 61 persen menjadi USD 502,4 juta atau sekitar 6.5 triliun rupiah. Jika dampak menguatnya dolar diabaikan maka pendapatan diperhitungkan naik 68 persen. Sedangkan pendapatan iklan naik 63 persen menjadi USD 452 atau 5.8 triliun rupiah. Tidak termasuk dampak penguatan dolar, pendapatan iklan naik 71 persen.
Rugi bersih perusahaan pada kuartal kedua yang berakhir 30 Juni berkurang menjadi USD 136,7 juta (sekitar 1,7 triliun rupiah) atau 21 sen per saham dari sebelumnya USD 144,6 juta (sekitar 1,8 triliun rupiah) atau 24 sen per saham, setahun sebelumnya.
Twitter memang sedang dalam masa perubahan kepemimpinan setelah Chief Executive Dick Costolo tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan Juni lalu. Perusahaan pada hari Selasa (28/7) juga mengumumkan kepergian dua eksekutif lainnya. Todd Jackson, manajer produk, akan pindah ke Dropbox, dan Christian Oestlien, wakil presiden manajemen produk, akan bergabung dengan Google Inc Unit YouTube.
nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : business lounge