Nike Catat Kenaikan Tipis di Tengah Tantangan

(Business Lounge – Global News) Nike membukukan kenaikan penjualan tipis pada kuartal kedua, memberi jeda singkat dari tekanan yang membayangi kinerja perusahaan dalam beberapa periode terakhir. Namun sinyal kehati-hatian tetap mendominasi komunikasi manajemen, terutama terkait pelemahan yang berlanjut di pasar China dan prospek pendapatan kuartal ketiga yang diperkirakan akan turun dalam kisaran satu digit rendah.

Kenaikan penjualan ini menunjukkan bahwa permintaan di beberapa pasar utama, khususnya Amerika Utara, mulai stabil setelah fase koreksi persediaan yang panjang di tingkat ritel. Nike mendapat manfaat dari pengelolaan inventaris yang lebih disiplin dan peluncuran produk yang lebih terfokus, termasuk sepatu lari dan lini gaya hidup yang masih menarik minat konsumen. Meski tidak spektakuler, perbaikan ini cukup untuk menahan penurunan pendapatan yang sebelumnya menjadi kekhawatiran investor.

Namun China tetap menjadi titik lemah yang signifikan. Pasar yang selama bertahun-tahun dipandang sebagai mesin pertumbuhan jangka panjang kini justru menjadi sumber ketidakpastian. Perlambatan ekonomi, kehati-hatian konsumen, dan persaingan yang semakin ketat dari merek lokal menekan penjualan Nike di kawasan tersebut. Lemahnya permintaan di China membatasi kemampuan perusahaan untuk mencatat pertumbuhan global yang lebih solid, meskipun kinerja di wilayah lain relatif lebih baik.

Manajemen Nike secara terbuka mengakui tantangan tersebut dan menyiapkan pasar untuk ekspektasi yang lebih rendah dalam jangka pendek. Proyeksi penurunan pendapatan kuartal ketiga dalam kisaran satu digit rendah mencerminkan pendekatan realistis terhadap kondisi makro dan dinamika regional. Alih-alih mengejar pertumbuhan agresif melalui diskon besar, Nike menekankan perlindungan margin dan kesehatan merek sebagai prioritas.

Strategi ini menunjukkan pergeseran fokus dari ekspansi volume ke kualitas pendapatan. Nike berupaya memperkuat kanal penjualan langsung ke konsumen, meningkatkan kontrol atas pengalaman belanja, dan mengurangi ketergantungan pada promosi yang dapat merusak persepsi merek. Pendekatan ini memang menekan pertumbuhan jangka pendek, tetapi dipandang lebih berkelanjutan dalam menjaga daya tarik jangka panjang di pasar yang semakin kompetitif.

Bagi investor, kombinasi antara kenaikan penjualan yang moderat dan panduan yang berhati-hati menciptakan gambaran yang berimbang. Nike tidak lagi berada dalam fase penurunan tajam, tetapi juga belum kembali ke lintasan pertumbuhan yang kuat. Kinerja saham akan sangat bergantung pada bukti bahwa pelemahan di China dapat distabilkan dan bahwa strategi produk serta distribusi mampu menghasilkan momentum baru di pasar utama.

Tekanan eksternal juga belum sepenuhnya mereda. Konsumen global masih sensitif terhadap harga, sementara biaya pemasaran dan inovasi tetap tinggi. Dalam kondisi seperti ini, kemampuan Nike untuk mengeksekusi strategi dengan disiplin menjadi faktor pembeda. Setiap sinyal perbaikan di China atau keberhasilan produk baru akan dicermati dengan ketat oleh pasar.

Hasil kuartal kedua ini menempatkan Nike pada fase transisi. Perusahaan berhasil menghentikan laju penurunan dan mencatat pertumbuhan tipis, tetapi jalan menuju pemulihan yang lebih kuat masih dipenuhi tantangan regional dan makro. Dengan ekspektasi pendapatan yang lebih rendah di kuartal berikutnya, fokus Nike kini bukan pada pertumbuhan cepat, melainkan pada membangun fondasi yang cukup kokoh untuk bangkit ketika kondisi pasar benar-benar membaik.