(Business Lounge Journal – News and Insight)
Black Friday dulu identik dengan antrean subuh yang membuat tubuh menggigil, berburu diskon di bawah lampu mall yang masih hangat, dan perebutan last stock seperti pertandingan final. Namun kini ada pemain baru yang tidak tidur, tidak capek, dan tidak punya emosi ketika gagal checkout dalam 1 detik terakhir. Dialah AI Shopper Assistant—agen AI yang diam-diam mulai mengendalikan cara kita memilih produk, membandingkan harga, hingga menyelesaikan transaksi. Musim belanja akhir tahun 2025 bukan lagi tentang siapa paling cepat membuka 20 tab sekaligus—melainkan siapa yang punya AI paling cerdas.
AI Masuk Grup Chat: Dari Meme Menjadi Mesin Belanja
Di minggu menjelang Black Friday, percakapan WhatsApp keluarga berubah bak project board. Ada yang membagikan promo kilat, ada yang curiga harga diskon hanya kamuflase, sampai ada yang membuat spreadsheet berlapis warna untuk wish list semua anggota keluarga. Kini hadir satu karakter baru—AI.
Asisten AI:
- mengingat kebutuhan tiap anggota keluarga
- bisa membaca ratusan halaman spesifikasi dalam hitungan detik
- tidak punya rasa lelah, lapar, atau menunda checkout
- dan yang paling penting—tidak pernah drama
Tahun ini menjadi titik awal ketika AI tidak lagi sekadar fitur lucu, melainkan anggota keluarga tambahan dalam urusan belanja.
Statistik Konsumen & AI dalam Belanja Online (2025)
Berdasarkan kompilasi temuan konseptual yang digunakan, terlihat bahwa adopsi AI sebagai asisten belanja terus meningkat dengan pola yang sangat menarik. Sekitar 38% konsumen sudah mulai menggunakan AI untuk membantu proses belanja, baik untuk sekadar pencarian produk maupun rekomendasi harga terbaik. Sementara itu, 52% konsumen lainnya menyatakan berencana untuk menggunakan AI pada tahun ini, menandakan bahwa angka adopsi dapat melonjak secara signifikan memasuki dua kuartal ke depan.
Meski begitu, kepercayaan penuh terhadap AI masih berkembang bertahap. Hanya sekitar 25% konsumen yang benar-benar percaya bahwa AI dapat menemukan deal terbaik tanpa verifikasi, sementara 25% lainnya memilih menggunakan AI sebagai decision support—AI mencari, manusia memutuskan. Angka yang tidak kalah penting adalah bahwa 50% konsumen masih ragu dan belum mencoba, mencerminkan adanya ruang besar bagi edukasi pasar dan inovasi antarmuka AI agar lebih user-friendly.
Menariknya, penetrasi awal didominasi oleh Generasi Z dan Milenial, dua kelompok yang paling cepat mengadopsi teknologi baru serta paling sering berinteraksi dengan e-commerce, rekomendasi digital, dan personalisasi belanja.
Retailer Harus Siap — AI Mulai Jadi “Perantara” antara Brand & Konsumen
Bain mencatat bahwa lebih dari 25% referral traffic ke retailer besar kini datang dari AI agent—angka kecil, tapi tingkat konversinya tinggi. Artinya, AI tidak hanya mengarahkan orang melihat produk, tetapi benar-benar membuat mereka membeli.
Retail bergerak cepat:
- Mengubah halaman produk agar ramah AI parser
- Membuat halaman “tak terlihat” khusus untuk bot AI
- Membangun AI internal agar tidak dikendalikan pihak ketiga
McKinsey bahkan menilai potensi ekonomi AI-driven agentic commerce mencapai ratusan miliar dolar.
Kita memasuki era ketika promosi bukan lagi untuk manusia—melainkan untuk AI yang memberi rekomendasi pada manusia.
Belanja Liburan Kini = Operasi Militer
Deloitte & PwC menemukan tren utama:
- 65% berburu diskon Black Friday/Cyber Monday
- 58% memanfaatkan kupon & kode promo
- 50% bermain di cashback & reward
- 25% memanfaatkan buy-now pay-later
Dan kini… hampir setengahnya menggunakan AI untuk membantu mencari harga termurah.
AI bukan hanya alat search. Ia menjadi strategic planner belanja keluarga.
Agen AI kini mengerjakan bagian paling melelahkan: komparasi harga ribuan produk, memastikan ukuran tersedia, hingga mendeteksi diskon palsu. Pertanyaannya sederhana—jika AI bisa membeli TV terbaik, memilih mixer paling efisien, bahkan melakukan checkout sambil kita tidur…
Siapa yang sebenarnya berbelanja—kita atau AI?
Musim belanja berikutnya bukan lagi lomba jari tercepat.
Ini kompetisi siapa punya asisten digital paling pintar.

