Ekspor Kopi Indonesia Tembus US$1,13 Miliar, AS Jadi Pasar Terkuat

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Kopi tetap menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia di pasar global. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sepanjang Januari–Juni 2025, total ekspor kopi Indonesia mencapai 206,7 juta kilogram dengan nilai mencapai US$1,13 miliar. Angka ini menegaskan posisi strategis sektor kopi sebagai penopang penting ekspor nonmigas nasional.

Dari total ekspor tersebut, Amerika Serikat tercatat sebagai negara tujuan utama, dengan volume ekspor mencapai 30,8 juta kilogram atau sekitar 15% dari total ekspor nasional. Nilainya pun tertinggi, mencapai US$190,9 juta dalam enam bulan pertama 2025.

Pencapaian ini sekaligus memperkuat posisi AS sebagai mitra dagang utama bagi sektor kopi Indonesia, melampaui negara-negara Eropa yang juga menjadi pasar tradisional. Beberapa jenis kopi Indonesia yang paling diminati di pasar AS antara lain robusta Sumatra, arabika Sulawesi, dan arabika Gayo dari Aceh, yang dikenal karena cita rasa kompleks dan aroma khasnya.

Eropa Masih Jadi Pasar Potensial

Menyusul Amerika Serikat, Belgia berada di posisi kedua dengan volume ekspor 30,3 juta kilogram, diikuti Mesir (16,4 juta kg), Jerman (16,1 juta kg), dan Aljazair (12,3 juta kg). Negara-negara lain seperti Rusia (9 juta kg), Malaysia (8,8 juta kg), Tiongkok (7,4 juta kg), Vietnam (5,6 juta kg), dan Belanda (5,3 juta kg) juga menjadi tujuan ekspor utama.

Secara keseluruhan, sepuluh negara tersebut berkontribusi sekitar 69% dari total volume ekspor kopi Indonesia. Sementara itu, ekspor ke negara-negara lainnya mencapai 64,45 juta kilogram, menunjukkan semakin luasnya penetrasi kopi Indonesia di pasar internasional.

Menariknya, meskipun volume ekspor ke Belgia hampir menyamai Amerika Serikat, nilai ekspornya hanya mencapai US$158,9 juta, menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam harga jual per kilogram akibat variasi jenis kopi dan perjanjian perdagangan antarnegara. Adapun nilai ekspor tertinggi berikutnya berasal dari Jerman (US$84,1 juta) dan Mesir (US$82,8 juta).

Kinerja Produksi dan Prospek Tahun Depan

Di sisi produksi, Indonesia menempati peringkat keempat produsen kopi terbesar dunia menurut laporan USDA (United States Department of Agriculture) untuk periode panen 2024/2025. Total produksi nasional mencapai 10,7 juta kantong (setiap kantong setara 60 kg), berada di bawah Brasil (64,7 juta kantong), Vietnam (29 juta kantong), dan Kolombia (13,2 juta kantong).

Untuk musim panen berikutnya, produksi kopi Indonesia diproyeksikan naik 550 ribu kantong menjadi 11,3 juta kantong. Peningkatan produktivitas ini diharapkan turut mendorong kenaikan ekspor hingga 6,5 juta kantong, atau naik sekitar 400 ribu kantong dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi tersebut didorong oleh perbaikan cuaca di sejumlah wilayah sentra kopi seperti Sumatra, Sulawesi, dan Jawa, serta peningkatan efisiensi di tingkat petani melalui penerapan good agricultural practices (GAP) dan penggunaan teknologi pascapanen yang lebih modern.

Tantangan dan Peluang ke Depan

Meski prospeknya positif, industri kopi Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, antara lain fluktuasi harga global, ketergantungan pada ekspor biji mentah, serta keterbatasan dalam promosi merek kopi lokal di pasar internasional.

Pemerintah dan pelaku industri kini semakin aktif mendorong diversifikasi produk olahan kopi dan peningkatan nilai tambah ekspor, seperti kopi sangrai, kopi kapsul, serta produk turunan lain berbasis kopi. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia tidak hanya sebagai eksportir bahan mentah, tetapi juga sebagai pemain utama dalam rantai nilai global industri kopi.