Shell

Shell Prediksi Lonjakan Laba dari Divisi Gas Terpadu

(Business Lounge – Global News) Raksasa energi Shell memperkirakan laba kuartalannya akan meningkat secara signifikan, didorong oleh kinerja kuat dari divisi gas terpadunya serta peningkatan margin di bisnis pemurnian minyak. Perusahaan mengatakan bahwa lonjakan pendapatan dari gas akan membantu menyeimbangkan dampak negatif dari harga minyak mentah yang lebih lemah selama periode tersebut.

Dalam pembaruan operasional terbarunya, Shell menegaskan bahwa divisi Integrated Gas — yang mencakup produksi, perdagangan, dan pengiriman gas alam cair (LNG) — menunjukkan performa yang jauh di atas ekspektasi. Perusahaan mencatat permintaan global terhadap LNG tetap kuat, khususnya di Asia dan Eropa, di tengah upaya negara-negara memperkuat pasokan energi bersih dan stabil menjelang musim dingin.

Analis menyebutkan bahwa hasil yang kuat dari divisi gas ini akan menjadi pendorong utama pendapatan Shell secara keseluruhan. Harga LNG yang fluktuatif, ditambah dengan peningkatan aktivitas perdagangan, memberi peluang besar bagi Shell untuk memaksimalkan keuntungan. Sumber pasar juga menambahkan bahwa volatilitas harga gas, meskipun berisiko, justru menjadi katalis bagi perusahaan dengan kemampuan manajemen portofolio energi sebesar Shell.

Selain itu, perusahaan mencatat adanya kenaikan margin pemurnian minyak mentah di tengah menurunnya biaya input dan permintaan yang stabil untuk bahan bakar transportasi. Hal ini memberikan dukungan tambahan bagi pendapatan perusahaan, meskipun harga minyak global mengalami penurunan sepanjang kuartal terakhir.

Menurut Shell, kenaikan margin di sektor pemurnian juga terkait dengan perbaikan efisiensi di fasilitas-fasilitas utama mereka, termasuk kilang di Singapura, Rotterdam, dan AS. Sementara itu, peningkatan permintaan bahan bakar pesawat dan solar turut mendukung hasil positif dari operasi hilir perusahaan.

Namun demikian, Shell tetap mengakui bahwa tekanan harga minyak mentah masih menjadi tantangan. Harga Brent yang sempat melemah akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan pasokan yang melimpah dari AS membatasi potensi keuntungan lebih besar. Meski demikian, diversifikasi portofolio Shell — dari minyak, gas, hingga energi terbarukan — membantu menjaga stabilitas keuangan perusahaan di tengah dinamika pasar energi global.

Divisi gas kini menjadi tulang punggung baru bagi Shell, menggantikan dominasi bisnis minyak yang selama beberapa dekade menjadi penopang utama pendapatan. Setelah perang Rusia-Ukraina memicu pergeseran besar dalam peta energi global, permintaan LNG melonjak karena negara-negara Eropa berusaha menggantikan pasokan gas Rusia. Shell, sebagai salah satu pemain LNG terbesar di dunia, berhasil memanfaatkan peluang tersebut dengan memperluas kontrak jangka panjang dan memperkuat kapasitas ekspor.

Sementara itu, sektor energi terbarukan Shell terus berkembang, meski masih dalam tahap awal dibandingkan bisnis minyak dan gasnya. Perusahaan berkomitmen melanjutkan investasi dalam proyek-proyek hidrogen, biofuel, dan tenaga surya, sebagai bagian dari target jangka panjang untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050.

Investor menyambut positif sinyal kuat dari kinerja divisi gas Shell. Beberapa analis memperkirakan hasil kuartalan mendatang akan menunjukkan peningkatan laba bersih yang substansial dibandingkan periode sebelumnya, sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pemimpin dalam transisi energi global.

Dalam jangka menengah, fokus Shell tampaknya akan tetap pada optimalisasi bisnis gas alam cair, memperluas kapasitas perdagangan energi, dan menjaga efisiensi di sektor pemurnian. Strategi ini diharapkan memberi keseimbangan antara pertumbuhan jangka pendek dan komitmen terhadap keberlanjutan jangka panjang.

Dengan kondisi pasar energi yang masih bergejolak, kemampuan Shell beradaptasi melalui diversifikasi produk dan keunggulan operasional menjadi faktor kunci yang membedakannya dari pesaing. Kinerja kuat dari divisi gas terpadu kali ini menandai bahwa perusahaan tidak hanya bertahan dari tekanan pasar, tetapi juga berhasil memanfaatkannya untuk memperkuat fondasi bisnis di masa depan.