Databricks

Databricks Capai Pendapatan Fantastis dan Valuasi Raksasa

(Business Lounge – Global News)Perusahaan analitik data Databricks kembali menjadi sorotan dunia bisnis setelah mengumumkan bahwa mereka telah melampaui tingkat pendapatan tahunan sebesar 4 miliar dolar AS. Pencapaian ini terjadi bersamaan dengan penutupan putaran pendanaan terbaru senilai 1 miliar dolar yang membuat valuasi perusahaan melonjak hingga 100 miliar dolar AS. Langkah ini menegaskan posisi Databricks sebagai salah satu pemain paling menjanjikan dalam ekosistem teknologi data dan kecerdasan buatan yang tengah berkembang pesat.

Menurut laporan Bloomberg dan Financial Times, pencapaian Databricks menempatkannya di jajaran elit unicorn teknologi dengan valuasi setara raksasa publik, meski perusahaan ini masih berstatus swasta. Investor besar yang terlibat dalam pendanaan ini termasuk Fidelity, T. Rowe Price, dan berbagai dana investasi teknologi besar lainnya. Antusiasme investor menunjukkan keyakinan kuat bahwa Databricks memiliki peluang signifikan untuk mendominasi era baru komputasi berbasis data.

Didirikan pada 2013 oleh sekelompok peneliti dari University of California, Berkeley, Databricks awalnya dikenal sebagai pencipta Apache Spark, kerangka kerja open-source yang banyak digunakan dalam pemrosesan data berskala besar. Dalam dekade berikutnya, perusahaan berhasil membangun platform lakehouse, sebuah arsitektur data yang menggabungkan keunggulan data lake dan data warehouse. Dengan pendekatan ini, Databricks menawarkan solusi terpadu untuk menyimpan, mengolah, dan menganalisis data dengan fleksibilitas tinggi sekaligus biaya lebih efisien.

Pertumbuhan pesat pendapatan hingga mencapai 4 miliar dolar per tahun menegaskan permintaan global akan solusi data modern. Di tengah ledakan adopsi kecerdasan buatan, perusahaan-perusahaan semakin menyadari pentingnya infrastruktur data yang mumpuni. Model AI generatif seperti ChatGPT atau Gemini hanya dapat bekerja optimal jika didukung oleh data berkualitas tinggi yang dikelola secara terstruktur. Databricks memosisikan dirinya tepat di titik persimpangan ini, sebagai penyedia fondasi yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan aset data mereka.

Selain itu, perusahaan juga memperluas kapabilitas dengan mengakuisisi MosaicML pada 2023, sebuah startup yang fokus pada pembuatan model AI generatif. Akuisisi ini memperkuat posisi Databricks di pasar yang semakin mengaburkan batas antara penyimpanan data dan pemodelan AI. Dengan integrasi ini, klien tidak hanya dapat mengelola data, tetapi juga melatih dan menjalankan model AI langsung di platform Databricks. Strategi ini dinilai banyak analis sebagai faktor utama yang menarik minat investor global.

Namun, pertumbuhan spektakuler ini juga membawa tantangan besar. Kompetisi di sektor manajemen data sangat ketat, dengan pemain mapan seperti Snowflake, Google BigQuery, Amazon Redshift, dan Microsoft Azure Synapse. Snowflake, misalnya, telah lebih dulu melantai di bursa dan menunjukkan pertumbuhan mengesankan. Perbandingan antarperusahaan ini sering menjadi bahan diskusi investor mengenai siapa yang akan muncul sebagai pemimpin sejati di era data-driven. Databricks harus terus berinovasi untuk membedakan dirinya melalui fleksibilitas platform dan integrasi AI yang lebih mendalam.

Analis menilai valuasi 100 miliar dolar AS memang ambisius, namun tidak sepenuhnya berlebihan. Wall Street Journal menekankan bahwa lonjakan minat investor terhadap perusahaan yang berada di jantung ekosistem AI membuat Databricks mendapat keuntungan dari sentimen pasar. Dengan klien yang mencakup lebih dari 10.000 perusahaan, termasuk nama-nama besar di sektor keuangan, kesehatan, dan ritel, Databricks memiliki basis pelanggan luas yang menjadi pondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Bagi banyak perusahaan, keberadaan Databricks membantu mengatasi tantangan paling mendasar: bagaimana mengubah data yang berserakan menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti. Di era digital, data bukan hanya aset, melainkan bahan bakar utama untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Dengan platform lakehouse, Databricks menjanjikan efisiensi, kecepatan, dan integrasi lintas sistem yang sebelumnya sulit dicapai.

Meski demikian, risiko tetap ada. Tekanan regulasi terkait privasi data, isu keamanan siber, serta biaya operasional tinggi bisa menjadi hambatan. Selain itu, seperti banyak perusahaan teknologi dengan valuasi besar, pertanyaan seputar profitabilitas jangka panjang masih menghantui. Saat ini, fokus utama Databricks adalah pertumbuhan dan ekspansi, namun pasar publik nantinya akan menuntut margin keuntungan yang lebih sehat.

Di sisi lain, peluang untuk melakukan IPO semakin terbuka. Dengan valuasi 100 miliar dolar AS, Databricks berpotensi menjadi salah satu IPO teknologi terbesar dekade ini jika memutuskan melantai di bursa. Para analis percaya bahwa pasar akan menyambut hangat, terutama karena posisi perusahaan yang strategis di persimpangan data dan AI. Namun, manajemen Databricks tampaknya memilih berhati-hati, memastikan skala bisnis dan profitabilitas membaik sebelum mengambil langkah tersebut.

Secara makro, kesuksesan Databricks juga mencerminkan tren lebih luas dalam ekonomi global. Perusahaan di berbagai sektor mulai mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk data, cloud, dan AI, meskipun kondisi ekonomi dunia masih menghadapi ketidakpastian. Dengan demikian, perusahaan seperti Databricks berada di posisi ideal untuk terus tumbuh, bahkan ketika sektor teknologi lain menghadapi perlambatan.