Selama bertahun-tahun, mangga selalu masuk daftar “buah terlarang” bagi penderita diabetes. Alasannya sederhana: rasanya terlalu manis. Dengan kandungan gula alami yang mencapai hampir 45 gram per buah, mangga dianggap berisiko memicu lonjakan kadar gula darah. Tak heran, dokter dan ahli gizi generasi lama kerap menyarankan pasien diabetes untuk menghindarinya.
Namun, pandangan itu kini mulai bergeser. Penelitian terbaru yang terbit di jurnal Nutrients mengungkap temuan mengejutkan: konsumsi mangga justru dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan resistensi insulin, dan mendukung kontrol gula darah—tanpa membuat berat badan naik.
Mengapa Dulu Mangga Dianggap Berbahaya?
Logika lama cukup sederhana: semakin manis, semakin berbahaya bagi penderita diabetes. Indeks glikemik (IG) mangga yang tergolong sedang (51–60) membuatnya dicurigai bisa meningkatkan gula darah lebih cepat. Ditambah lagi, riset ilmiah kala itu masih terbatas dan hanya menilai kandungan gula serta kalori, tanpa mempertimbangkan komponen bioaktif lain.
Akibatnya, mangga sering disamakan dengan “bom gula” yang wajib dihindari. Padahal, kini terbukti bahwa tidak semua gula alami berdampak sama, terutama jika dikombinasikan dengan serat dan antioksidan.
Fakta Baru dari Jurnal Nutrients
Dalam studi yang dipublikasikan tahun 2025, peneliti melibatkan 48 pria dengan kelebihan berat badan dan peradangan ringan. Separuh peserta diminta mengonsumsi dua gelas mangga segar setiap hari selama empat minggu, sementara kelompok lain menikmati es rasa mangga dengan kalori setara.
Hasilnya mencengangkan. Kelompok yang makan mangga mengalami penurunan kadar insulin fasting, peningkatan fungsi sel beta pankreas, serta penurunan resistensi insulin. Sementara itu, kelompok kontrol tidak menunjukkan perbaikan berarti. Lebih menarik lagi, berat badan kelompok pemakan mangga tetap stabil, sementara kelompok kontrol justru sedikit naik.
Rahasia di Balik Manfaat Mangga
Apa yang membuat buah ini berbeda? Ternyata, bukan hanya soal gula. Mangga kaya akan:
- Serat: memperlambat penyerapan glukosa ke darah.
- Polifenol & antioksidan: termasuk mangiferin, senyawa yang terbukti memiliki efek anti-inflamasi dan mendukung metabolisme glukosa.
- Vitamin & mineral: yang membantu menjaga kesehatan umum dan fungsi sel.
Dengan kombinasi ini, mangga bukan sekadar buah manis, tetapi paket lengkap nutrisi yang bisa membantu tubuh mengolah gula dengan lebih efisien.
Dulu vs Sekarang
- Dulu: Mangga dianggap musuh diabetes karena manis dan berpotensi meningkatkan gula darah.
- Sekarang: Bukti ilmiah menunjukkan mangga bisa menjadi sahabat penderita diabetes, asalkan dikonsumsi dengan porsi wajar.
Temuan ini tidak berarti penderita diabetes bebas makan mangga sepuasnya. Kuncinya tetap ada pada porsi, pola makan seimbang, dan gaya hidup aktif. Namun, kabar baik ini membuka harapan baru: si manis yang dulu ditakuti ternyata bisa menjadi sekutu dalam menjaga kesehatan penderita diabetes.
Mangga kini bukan lagi simbol bahaya, melainkan bukti bahwa alam sering menyimpan kejutan manis yang bermanfaat—asal kita mau menelitinya lebih jauh.