Toyota Motor Thailand kembali memperkuat panggung kendaraan ramah lingkungan. Selain meluncurkan Toyota Yaris Ativ HEV—versi hybrid paling terjangkau mereka—Toyota juga membangkitkan kembali penjualan EV di negeri Gajah Putih. Ini merupakan strategi penting, terutama menghadapi tekanan dari merek-merek EV asal Tiongkok yang agresif di Thailand.
Siapa Pesaing Tiongkok di Pasar EV Thailand?
Merek-merek EV asal Tiongkok kini mendominasi penjualan EV di Thailand. BYD memimpin dengan model seperti Atto 3 dan Dolphin yang populer berkat harga kompetitif serta teknologi baterai unggulan. Neta (Hozon Auto) menempati posisi kedua dengan Neta V, disusul oleh MG, Ora (Great Wall), Changan (Deepal), dan GAC Aion. Kehadiran mereka membuat konsumen Thailand punya banyak pilihan EV dengan harga bervariasi, dari 480.000 baht (sekitar Rp200 jutaan) untuk Changan LUMIN hingga lebih dari 1 juta baht untuk BYD Atto 3.
Harga vs Kualitas: Tantangan Bagi Toyota
Toyota sendiri menghadirkan EV dengan harga lebih tinggi dibanding sebagian besar EV China. Meski demikian, Toyota mengandalkan reputasi kualitas, jaringan layanan purna jual yang luas, serta teknologi hybrid yang sudah terbukti efisien. Sementara EV Tiongkok lebih murah dan stylish, Toyota menawarkan rasa aman dalam hal keandalan dan nilai jual kembali.
Perbandingan Harga, Kualitas dan Daya Tarik
Harga:
- Changan LUMIN bahkan tercatat sebagai EV termurah di Thailand, mulai dari sekitar 480.000 baht, jauh lebih murah dibandingkan beberapa model Toyota atau EV lainnya
- Neta V dipasarkan mulai 550.000 baht, masih lebih rendah 30% dibanding BYD Dolphin
Sebagai gambaran, model EV Toyota yang kembali diluncurkan biasanya berada di kisaran harga yang lebih tinggi, membuat Toyota sedikit kalah kompetitif dari sisi harga.
Kualitas dan Daya Tarik:
Model BYD dinilai memiliki desain menarik, kualitas yang baik, dan teknologi baterai unggulan. Bahkan banyak pengulas menyebut BYD dapat bersaing dengan SUV non-elektrik Jepang dalam hal desain dan kualitas visual Model-model seperti Ora Good Cat juga populer karena desain retro dan imut yang menyedot perhatian konsumen lokal.
Tabel perbandingan merek mobil China
Merek Tiongkok | Kelebihan utama | Harga (mulai dari) |
Changan LUMIN | Paling murah, entry-level EV | ~480.000 baht |
Neta V | Murah, desain modern | ~550.000 baht |
BYD Atto 3 | Best-seller, kualitas tinggi, baterai kuat | ~1.0–1.2 juta baht |
Ora Good Cat | Desain stylish, populer di niche pasar | ~800.000–1.3 juta baht |
Meski Toyota kini mengandalkan hybrid murah dan EV sebagai langkah strategis, kompetisi dari merek-merek Tiongkok menawarkan tantangan nyata. Mereka hadir dengan harga lebih terjangkau, desain menarik, serta teknologi yang mampu menggeser dominasi automaker Jepang di ranah kendaraan elektrifikasi Thailand.
Apakah Toyota Hybrid Ini Akan Masuk ke Indonesia?
Pertanyaan besar berikutnya adalah: apakah hybrid murah Toyota akan dipasarkan di Indonesia?
Kemungkinan ini cukup besar. Pasalnya, Toyota Indonesia sudah lebih dulu menjual hybrid seperti Kijang Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid, walaupun di segmen menengah ke atas. Kehadiran Yaris Ativ HEV di Thailand bisa menjadi “uji pasar” bagi kawasan ASEAN. Jika respon konsumen positif, Indonesia—sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara—berpotensi menjadi tujuan berikutnya.
Namun, Toyota juga harus menghadapi kenyataan bahwa harga akan menjadi faktor penentu. Konsumen Indonesia cenderung sangat sensitif terhadap harga, sementara merek Tiongkok seperti Wuling dan BYD mulai agresif menjual EV lebih murah di pasar domestik. Jika Toyota berhasil membawa hybrid entry-level dengan harga terjangkau, ini bisa menjadi kunci mempertahankan dominasi mereka di Indonesia.
Meski Toyota kini mengandalkan hybrid murah dan EV di Thailand untuk bersaing dengan merek Tiongkok, strategi serupa hampir pasti akan merembet ke Indonesia. Pertanyaannya hanya tinggal soal waktu—dan apakah Toyota bisa menyesuaikan harga agar sesuai dengan daya beli konsumen Indonesia.