Celsius

Nilai Baru Minuman Berkafein Celsius

(Business Lounge – Global News) Harga yang terus merangkak naik di banyak kategori minuman ternyata membuka peluang bagi minuman energi. Menurut The Wall Street Journal, kesenjangan harga antara minuman energi dengan minuman berkafein lain seperti kopi siap saji dan teh kemasan menyempit dalam setahun terakhir. Artinya, konsumen kini melihat energi drink bukan lagi sebagai produk premium, melainkan sebagai pilihan bernilai yang memberikan kafein, rasa, sekaligus fungsi hidrasi dengan biaya per porsi yang relatif kompetitif.

Fenomena ini mengubah persepsi konsumen. Jika sebelumnya kopi botolan atau teh dingin dianggap lebih terjangkau, kini minuman energi masuk dalam kalkulasi anggaran rumah tangga sehari-hari. WSJ mencatat bahwa inflasi di kategori kopi dan teh kemasan lebih tinggi dibandingkan energi drink, membuat konsumen yang sensitif harga beralih. Hasilnya, penjualan unit energi drink naik lebih cepat, sementara pertumbuhan kopi siap saji melambat.

Salah satu pemain yang paling diuntungkan adalah Celsius. Perusahaan ini berhasil memperluas jangkauan dari komunitas kebugaran ke konsumen arus utama. Dengan citra sebagai minuman “lebih sehat” karena rendah gula dan beragam rasa ringan, Celsius menjadi magnet bagi generasi muda. Kemitraan distribusi dengan PepsiCo memperkuat ketersediaan produk di berbagai kanal, sementara akuisisi Alani Nu senilai 1,8 miliar dolar mempertebal portofolio ke segmen perempuan muda yang sebelumnya kurang tersentuh oleh merek energi arus utama. Bloomberg menulis bahwa langkah itu memberikan dorongan pertumbuhan baru bagi Celsius, sedangkan Reuters menilai kombinasi Celsius–Alani menciptakan platform pendapatan sekitar 2 miliar dolar per tahun.

Momentum harga yang lebih bersahabat ini juga tercermin dalam laporan keuangan. Pada kuartal kedua 2025, pendapatan Celsius naik sekitar 84 persen secara tahunan, didorong integrasi Alani serta permintaan energi drink yang stabil. Reuters melaporkan bahwa angka ini menegaskan sensitivitas konsumen terhadap proposisi nilai baru: energi yang konsisten, variasi rasa yang segar, dan harga yang lebih ramah dibanding kopi premium botolan.

Namun, dinamika harga tidak seragam di seluruh industri. Monster Beverage misalnya, memberi sinyal akan menaikkan harga di Amerika Serikat pada kuartal keempat 2025. Menurut Beverage Digest, langkah ini dilakukan untuk mengejar kenaikan harga di kategori minuman lain. Jika tren tersebut diikuti luas, keunggulan harga relatif minuman energi bisa tergerus. Meski begitu, pengalaman beberapa tahun terakhir menunjukkan permintaan energi drink cukup tahan terhadap kenaikan harga kecil.

Kondisi ini membuat persaingan semakin intens. Ada tiga strategi utama yang muncul. Pertama, memperluas lini produk bebas karbonasi dan rendah gula untuk menarik konsumen yang lebih peduli kesehatan. STAT mencatat bahwa tren ini menimbulkan perdebatan, karena meskipun dikemas sebagai minuman “wellness”, kandungan kafein tinggi tetap menimbulkan kekhawatiran. Kedua, kolaborasi rasa dengan kopi atau teh siap minum, memanfaatkan ekuitas merek lintas kategori. Ketiga, aktivasi komunitas kebugaran dan gaya hidup, seperti yang disebut Food Dive, ketika Celsius memposisikan diri sebagai brand gaya hidup modern, bukan sekadar sumber energi instan.

Bagi Celsius, tantangan tetap besar. Ketergantungan pada distributor besar menuntut pengelolaan stok yang rapi, sementara isu hukum terkait praktik pengakuan penjualan di masa lalu—seperti diberitakan Bloomberg Law—mengingatkan bahwa reputasi operasional sama pentingnya dengan pertumbuhan penjualan. Di sisi lain, valuasi pasar yang tinggi membuat perusahaan rentan jika margin tertekan oleh biaya bahan baku atau promosi.

Mempertahankan keunggulan nilai tanpa merusak citra merek akan dilakukan Celsius. Pertama, menjaga produktivitas rak melalui rotasi rasa yang cepat namun selektif. Kedua, mengembangkan varian baru seperti minuman hidrasi berkafein yang bisa menarik konsumen baru. Ketiga, menjaga jarak harga yang cukup dibanding kopi botolan premium agar argumen “lebih banyak energi per rupiah” tetap kuat.