Dotdash Meredith

Dotdash Meredith Bertaruh pada Merek Legendaris untuk Hadapi Era AI

(Business Lounge – Global News) Di tengah lanskap media yang terus berubah dan terguncang oleh gelombang teknologi kecerdasan buatan, Dotdash Meredith mengambil langkah berani dengan mengganti namanya menjadi People Inc., sebuah keputusan strategis yang bertumpu pada kekuatan merek legendaris berusia 50 tahun: People. Seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal, langkah ini bukan sekadar rebranding, melainkan sinyal jelas bahwa perusahaan media ini memusatkan strategi masa depannya pada merek yang masih memiliki resonansi kuat di tengah perubahan perilaku konsumsi informasi yang cepat.

Merek People sendiri telah menjadi wajah dari budaya populer Amerika selama beberapa dekade, terkenal karena kemampuannya menjembatani berita selebritas dengan narasi kehidupan nyata yang relevan dan menarik bagi pembaca lintas generasi. Dalam era ketika perhatian publik semakin sulit dipertahankan, kekuatan merek yang sudah tertanam dalam benak publik menjadi aset yang tak tergantikan. CEO Dotdash Meredith, Neil Vogel, mengatakan bahwa keputusan untuk beralih menjadi People Inc. mencerminkan fakta bahwa People kini menyumbang lebih dari setengah pendapatan perusahaan dan menjadi pilar utama dalam strategi monetisasi digital mereka.

Transformasi ini juga terjadi dalam konteks tekanan yang meningkat dari teknologi AI, yang mengancam model bisnis media tradisional dengan menawarkan konten yang dapat dipersonalisasi dan dihasilkan secara otomatis. Namun alih-alih menentang arus, People Inc. memilih untuk menyesuaikan diri, mengadopsi teknologi ini dalam batas-batas tertentu sembari tetap menekankan elemen human-interest yang menjadi kekuatan utamanya. Dalam wawancara dengan Axios, Vogel menyebut bahwa People memiliki kualitas “emosionalitas manusia” yang tidak mudah ditiru oleh algoritma AI, dan inilah yang mereka pertahankan sebagai pembeda strategis.

Menurut laporan Bloomberg, People Inc. juga berencana memperluas konten People ke dalam format baru, termasuk video, audio, dan interaktivitas yang didukung AI, tetapi tetap dikendalikan oleh editor dan wartawan manusia. Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap perubahan cara konsumen mengakses informasi—terutama melalui media sosial dan platform streaming. Dengan investasi di berbagai kanal ini, perusahaan berharap tidak hanya bertahan, tetapi juga memperluas jangkauannya ke generasi pembaca yang lebih muda.

Langkah ini juga mencerminkan tren yang lebih luas dalam industri media, di mana perusahaan mengonsolidasikan portofolio merek mereka dan menaruh taruhan besar pada entitas yang paling dikenal publik. Sebelumnya, Dotdash Meredith merupakan gabungan dari dua entitas besar: Dotdash dari IAC dan Meredith Corporation, yang bergabung pada tahun 2021. Sejak akuisisi itu, banyak merek majalah tradisional yang kurang performa telah dihentikan atau dijual, sementara perhatian dan sumber daya lebih difokuskan pada aset yang memiliki potensi pertumbuhan digital, seperti People, Better Homes & Gardens, dan Food & Wine.

Namun, tantangan tetap ada. Persaingan untuk perhatian di era digital sangat ketat, dan merek-merek media harus bersaing tidak hanya dengan sesama penerbit, tetapi juga dengan platform media sosial dan bahkan pembuat konten independen. Selain itu, hadirnya AI generatif mempercepat produksi konten dalam skala besar, memunculkan risiko banjir informasi dan kehilangan orisinalitas. Dalam konteks ini, People Inc. harus mampu menyeimbangkan antara mengadopsi teknologi dan menjaga integritas editorial.

Sementara banyak perusahaan media lain masih dalam fase eksperimental dalam mengadopsi AI, People Inc. tampaknya mengambil pendekatan yang lebih terukur dan manusiawi. Mereka tidak menolak otomatisasi, tetapi menempatkannya sebagai alat bantu, bukan pengganti jurnalisme. Menurut analisis Reuters Institute, pendekatan semacam ini bisa menjadi model yang lebih berkelanjutan bagi media yang ingin tetap relevan di tengah tantangan teknologi yang sangat cepat berkembang.

Selain aspek editorial dan teknologi, perubahan nama ini juga mengirim pesan ke pasar dan investor: bahwa perusahaan memiliki fokus yang jelas dan tidak ragu bertaruh besar pada aset terkuatnya. Dalam kondisi industri yang penuh ketidakpastian, kejelasan seperti ini dapat menjadi nilai tambah. Dan jika strategi ini berhasil, bisa jadi akan menginspirasi perusahaan media lain untuk mengambil langkah serupa, berporos pada kekuatan merek individual dibanding sekadar memperluas skala melalui diversifikasi yang tidak terfokus.

Dengan transformasi ini, People Inc. bukan hanya berusaha bertahan dari gelombang AI, tetapi juga mengukuhkan identitasnya di tengah badai digital. Dalam dunia yang dipenuhi kebisingan algoritma, pendekatan yang berpusat pada manusia dan cerita nyata bisa menjadi pembeda yang sangat bernilai—dan mungkin satu-satunya jalan untuk tetap memiliki relevansi di masa depan.