(Business Lounge – Global News) Langkah besar tengah diambil oleh Iberdrola, perusahaan energi raksasa asal Spanyol, ketika pada pekan terakhir Juli 2025 mereka berhasil mengumpulkan hampir 6 miliar dolar AS dari hasil restrukturisasi dan pelepasan sebagian aset di anak usaha jaringan listriknya. Dalam pengumuman resminya yang dikutip oleh Financial Times dan Bloomberg, Iberdrola menyebut bahwa dana ini akan dialokasikan untuk mempercepat ekspansi jaringan transmisi dan distribusi listrik—area yang dianggap sebagai “tulang punggung” dari transformasi energi di Eropa dan Amerika.
Jumlah dana yang dikumpulkan bukan angka kecil. Dalam transaksi strategis ini, Iberdrola menjual 55% saham anak usaha jaringan listriknya di Meksiko, Brasil, dan Amerika Serikat kepada mitra keuangan dan investor infrastruktur yang belum diungkap secara publik, dengan nilai akumulatif sekitar 5,9 miliar dolar AS. Menurut laporan Reuters, transaksi ini menjadi bagian dari skema pembiayaan jangka panjang yang memungkinkan perusahaan mempertahankan kendali operasional sambil tetap membuka ruang pertumbuhan yang agresif.
Manuver ini terjadi dalam konteks meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur energi canggih seiring lonjakan permintaan kendaraan listrik, sistem pemanas berbasis listrik, dan integrasi sumber daya energi terbarukan. Dalam wawancaranya dengan El País, Chairman dan CEO Iberdrola, Ignacio Galán, menyatakan bahwa investasi di sektor jaringan adalah “langkah krusial untuk memastikan bahwa energi bersih tidak hanya tersedia, tetapi juga dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat secara andal dan berkelanjutan.”
Iberdrola selama ini telah dikenal sebagai pionir dalam transisi energi bersih. Di tengah krisis geopolitik dan ketidakpastian harga energi global yang terjadi selama tiga tahun terakhir, perusahaan tetap mempertahankan portofolio hijau yang kuat, dengan kapasitas energi terbarukan melebihi 40 GW di seluruh dunia. Namun, seperti disebutkan oleh The Wall Street Journal, kekuatan nyata dari strategi Iberdrola bukan hanya pada pembangkit energi bersih itu sendiri, melainkan pada penguasaan atas infrastruktur distribusi dan transmisi.
“Energi bersih hanya bisa berfungsi jika ada jaringan yang andal untuk menyalurkannya,” kata analis energi dari Morgan Stanley dalam laporan khususnya mengenai sektor utilitas Eropa. “Dan Iberdrola paham benar bahwa infrastruktur jaringan adalah panggung berikutnya dalam pertarungan global energi.”
Sejalan dengan rencana ekspansi ini, Iberdrola mengisyaratkan akan meningkatkan belanja modal (capex) untuk jaringan listrik sebesar 40% selama periode 2025–2030. Angka ini setara dengan 47 miliar dolar AS yang akan dialokasikan untuk memperkuat jaringan di lima pasar utama: Spanyol, Inggris, Brasil, Amerika Serikat, dan Meksiko. Peningkatan investasi ini akan mencakup pengembangan sistem pemantauan pintar, peningkatan kapasitas tegangan menengah dan tinggi, serta digitalisasi pengelolaan energi di tingkat rumah tangga dan industri.
Konteks makroekonomi turut mendukung langkah berani ini. Di Eropa, paket kebijakan hijau Uni Eropa senilai lebih dari 1 triliun euro mendorong proyek-proyek energi bersih lintas batas, termasuk insentif untuk jaringan interkoneksi dan smart grid. Di Amerika Serikat, Undang-Undang Reduksi Inflasi (Inflation Reduction Act) memberikan subsidi besar bagi perusahaan-perusahaan yang berinvestasi dalam infrastruktur energi hijau. Seperti ditulis oleh CNBC, Iberdrola dianggap sebagai salah satu dari sedikit perusahaan Eropa yang mampu memanfaatkan dua pasar besar ini sekaligus, berkat model bisnisnya yang terintegrasi dan keberadaan operasionalnya yang luas di kedua benua.
Namun, meskipun optimisme mendominasi narasi pasar, sejumlah analis memperingatkan bahwa lonjakan investasi ini juga membawa risiko tersendiri. Sektor jaringan listrik menghadapi tantangan seperti perizinan yang rumit, ketergantungan pada kebijakan pemerintah daerah, serta tekanan dari biaya bahan baku dan suku bunga yang tinggi. Dalam laporan Moody’s Investor Services, disebutkan bahwa peningkatan leverage atau utang jangka panjang Iberdrola harus diawasi ketat, terutama karena ekspektasi arus kas dari sektor jaringan memerlukan waktu lebih lama untuk terealisasi dibandingkan proyek pembangkit listrik.
Walau begitu, investor tampaknya tetap percaya pada arah strategis perusahaan. Saham Iberdrola di bursa Madrid naik 3% sehari setelah pengumuman, menandai titik tertinggi sejak awal tahun 2024. Menurut laporan Bloomberg Intelligence, sentimen positif ini didorong oleh narasi bahwa sektor jaringan memiliki tingkat pengembalian yang stabil, bersifat defensif, dan dapat menciptakan arus kas yang dapat diprediksi—faktor-faktor yang sangat dihargai di tengah volatilitas pasar global.
Dari sisi politik, langkah Iberdrola ini juga mendapatkan sambutan positif. Pemerintah Spanyol menyebut proyek-proyek investasi jaringan listrik sebagai bagian penting dari “Agenda Hijau Nasional.” Menteri Transisi Ekologis Spanyol, Teresa Ribera, menyatakan dalam sebuah konferensi bahwa perluasan jaringan seperti yang dilakukan Iberdrola akan membantu mempercepat elektrifikasi transportasi umum dan integrasi sistem penyimpanan energi berbasis baterai.
Di sisi lain, bagi warga negara dan konsumen akhir, keberhasilan ekspansi ini dapat menghadirkan dua sisi koin. Di satu sisi, jaringan listrik yang lebih kuat akan meningkatkan keandalan layanan dan memperkecil risiko pemadaman. Di sisi lain, jika pembiayaan proyek ini terlalu bergantung pada tarif listrik yang dinaikkan, maka bisa menimbulkan tekanan tambahan terhadap rumah tangga berpenghasilan rendah. Kelompok konsumen seperti FACUA dan OCU di Spanyol telah meminta adanya transparansi harga dan audit publik terhadap belanja investasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan utilitas besar.
Kembali ke strategi bisnis, Iberdrola menyebut bahwa penggalangan dana kali ini bukan yang terakhir. Perusahaan berencana untuk meninjau kembali struktur kepemilikan sejumlah anak usaha jaringan lainnya di Asia Tenggara dan Australia dalam dua tahun ke depan. Ini adalah bagian dari pendekatan fleksibel yang memungkinkan mereka “memutar aset” (asset rotation) untuk mendanai pertumbuhan berkelanjutan tanpa harus meningkatkan utang secara eksesif.
“Dunia tidak bisa menunggu lebih lama untuk infrastruktur energi bersih,” tegas Ignacio Galán dalam wawancara dengan The Guardian. “Dan kami tidak hanya bicara soal turbin dan panel surya, tetapi tentang kabel, transformator, pusat kendali, dan sistem digital yang membuat semuanya terhubung. Tanpa itu semua, revolusi energi akan berhenti di tengah jalan.”
Sebagai salah satu pemain global dalam energi bersih, langkah Iberdrola mencerminkan transisi dari era pembangkit ke era jaringan. Ini juga menggarisbawahi kenyataan bahwa pertumbuhan sektor energi masa depan bukan hanya soal produksi, tapi distribusi dan efisiensi. Ketika dunia bergerak menuju elektrifikasi total, siapa yang menguasai jaringan, dialah yang menguasai masa depan.
Dan Iberdrola, dengan hampir 6 miliar dolar di tangan dan strategi yang terukur, tampaknya siap untuk menghubungkan dunia dengan cara yang lebih hijau, cerdas, dan tahan terhadap guncangan pasar. Transformasi itu tidak akan selesai dalam semalam. Tapi fondasi teknologinya sudah mulai dibangun—kilometer demi kilometer, kabel demi kabel.