(Business Lounge Journal – News and Insight)
Coca-Cola diciptakan oleh seorang apoteker bernama Dr. John S. Pemberton di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Pada awalnya, minuman ini adalah sirup obat yang dikembangkan sebagai tonik untuk mengatasi berbagai penyakit dan dinikmati sebagai minuman berkarbonasi.
Tanggal 8 Mei 1886, Coca-Cola pertama kali dipatenkan dan dijual di apotek lokal sebagai minuman obat dan tonik. Resep asli Coca-Cola mengandung ekstrak daun koka dan biji kola sebagai sumber kafein, yang kemudian menjadi ciri khasnya. Coca-Cola resmi berdiri sebagai perusahaan pada tahun 1892. Asa Candler, seorang pengusaha dan pebisnis dari Atlanta, membeli hak distribusi Coca-Cola dan memulai promosi besar-besaran, menjadikan minuman ini semakin terkenal. Candler kemudian mendirikan The Coca-Cola Company.
Coca-Cola mulai menggunakan bahan pengganti ekstrak daun koka yang dihilangkan sebagian besar zat narkotisnya pada tahun 1904, sehingga aman dan sesuai regulasi. Pada tahun 1915 Coca-Cola mendapatkan kemasan botol ikonik yang dirancang oleh perusahaan adaptasi dan inovasi, sehingga Coca-Cola bisa didistribusikan secara lebih luas dan gampang dibawa. Pada tahun 1928, Coca-Cola melakukan debut ikonik di acara olahraga dan film, memperkuat posisinya sebagai minuman populer di seluruh dunia.
Coca-Cola terus berkembang menjadi salah satu merek paling terkenal dan terbesar di dunia, dengan berbagai inovasi produk, iklan, dan ekspansi internasional.
Akankah Coca Cola Berubah?
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Coca-Cola telah setuju untuk beralih dari sirup jagung fruktosa tinggi ke gula tebu asli dalam minuman ringan utama mereka di AS, menurut postingan di media sosial pada hari Rabu.
“Saya telah berbicara dengan @CocaCola tentang penggunaan GULA TEBU ASLI dalam Coke di Amerika Serikat, dan mereka telah setuju untuk melakukannya,” tulis sang presiden di X.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak berwenang di Coca-Cola. Ini akan menjadi langkah yang sangat baik dari mereka — Kamu akan lihat. Ini memang lebih baik!” repost akun resmi Gedung Putih.
“Kami menghargai antusiasme Presiden Trump terhadap merek Coca‑Cola ikonik kami. Detail lebih lanjut tentang inovasi baru dalam rangkaian produk Coca‑Cola akan segera dibagikan,” ujar Coca-Cola pada hari Rabu malam.
Coca-Cola Classic yang dijual di Amerika Serikat sejak lama dibubuhi sirup jagung fruktosa tinggi sejak tahun 1980-an. Ini dimulai sebagai respons terhadap tarif gula dan subsidi pertanian saat itu. Sirup jagung fruktosa tinggi juga digunakan di sebagian besar minuman bersoda lainnya di negara tersebut.
Di negara lain seperti Meksiko, Eropa, dan Inggris, Coca-Cola menggunakan gula tebu asli. “Mexican Coke,” yang dikemas dalam botol kaca dan dibuat dengan gula tebu, diimpor ke Amerika Serikat dan dijual dengan harga premium. Secara nutrisi, kedua versi mengandung jumlah gula yang sama: 39 gram dalam kaleng standar 12 ons, menurut Coca-Cola.
Terkait sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS), para peneliti telah lama mengetahui adanya kaitan antara peningkatan konsumsi HFCS dan peningkatan tajam angka obesitas di Amerika Serikat. Pada tahun 2004, American Journal of Clinical Nutrition menyajikan data yang menyarankan bahwa saat penggunaan HFCS meningkat, begitu pula obesitas.
Para peneliti menjelaskan bahwa cara tubuh memproses fruktosa—salah satu komponen utama HFCS—berbeda dari glukosa dan dapat mendorong konsumsi energi yang lebih tinggi. Berdasarkan temuan mereka, ini bisa berkontribusi pada risiko yang lebih besar untuk obesitas, diabetes, sindrom metabolik, dan penyakit kardiovaskular.
Dalam beberapa tahun terakhir, Coca-Cola juga berfokus pada pengurangan konsumsi gula di seluruh portofolio mereka secara global. Hampir separuh dari penjualan minuman berkarbonasi mereka pada 2023 berasal dari kemasan berukuran 8,5 ons atau kurang. Perusahaan juga menawarkan berbagai produk tanpa gula atau dengan pengurangan gula, termasuk Diet Coke, Coke Zero, dan minuman lain yang diberi pemanis aspartame, sukralosa, atau stevia.
“Orang-orang telah menikmati Coca‑Cola selama 138 tahun,” kata Coca-Cola di situs web mereka. “Mereka menyukai rasa uniknya. Tapi, kami tahu bahwa orang memiliki kekhawatiran tentang makan atau minum terlalu banyak gula. Itulah sebabnya kami mengambil langkah jika Anda ingin lebih sedikit gula.”