AT&T Inc.

AT&T Genjot Pembangunan Fiber Berkat Lonjakan Pelanggan

(Business Lounge – Technology) AT&T Inc. menunjukkan momentum pemulihan yang kuat pada paruh pertama 2025 setelah melalui masa transisi bisnis yang penuh tantangan. Laporan keuangan terbarunya mengungkap bahwa perusahaan telekomunikasi ini berhasil menambahkan ratusan ribu pelanggan baru di segmen layanan seluler dan internet rumah berbasis fiber, sembari menaikkan panduan arus kas bebas tahunan serta menyusun strategi investasi ulang dari penghematan pajak untuk memperluas infrastruktur jaringan mereka.

Kinerja solid ini menjadi sinyal penting bahwa strategi konvergensi layanan 5G dan internet rumah mulai membuahkan hasil nyata di tengah kompetisi ketat dari Verizon dan T-Mobile. Dalam laporan yang dirilis pada Juli 2025, AT&T mengumumkan penambahan 401.000 pelanggan pascabayar nirkabel dan 243.000 pelanggan layanan broadband serat optik selama kuartal kedua. Angka tersebut tidak hanya melebihi ekspektasi analis, tetapi juga menunjukkan bahwa kombinasi penawaran bundling dan penetrasi pasar agresif memberi hasil nyata di lapangan.

Menurut laporan Reuters, pencapaian ini terjadi seiring dengan upaya perusahaan mendorong pelanggan eksisting dan baru untuk memanfaatkan paket terpadu yang menggabungkan layanan seluler dengan koneksi internet rumah berbasis fiber. Strategi ini disebut CEO John Stankey sebagai bagian dari visi jangka panjang AT&T untuk menjadi “fondasi digital nasional” Amerika Serikat.

AT&T juga mengumumkan akan meningkatkan investasi dalam pembangunan jaringan fiber melalui alokasi ulang dana dari penghematan pajak yang diperkirakan mencapai US$6,5 hingga US$8 miliar dalam lima tahun ke depan. Dari jumlah itu, sekitar US$3,5 miliar akan langsung ditanamkan kembali ke proyek perluasan fiber yang menargetkan empat juta lokasi baru per tahun. Jika dikombinasikan dengan rencana akuisisi aset jaringan milik Lumen Technologies, cakupan AT&T bisa meluas ke lebih dari 60 juta lokasi pada tahun 2030, sebagaimana dilaporkan oleh Barron’s.

Pertumbuhan pelanggan ini berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. AT&T mencatat arus kas bebas sebesar US$4,4 miliar pada kuartal kedua 2025, naik dari US$4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan angka tersebut, perusahaan menaikkan panduan arus kas bebas untuk tahun penuh menjadi antara US$16 miliar hingga US$17 miliar. Revisi naik ini menunjukkan perbaikan signifikan dalam pengelolaan modal kerja dan efisiensi operasional.

Langkah tersebut juga sejalan dengan upaya manajemen untuk menjaga neraca keuangan tetap sehat dan meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham. Perusahaan tetap berkomitmen untuk mempertahankan dividen dan memperkuat likuiditas dengan menekan belanja modal ke tingkat yang terukur, yakni sekitar US$22 miliar per tahun.

Di tengah tren melambatnya pertumbuhan pelanggan seluler secara industri, hasil yang diraih AT&T menjadi sorotan tersendiri. Sementara para pesaingnya mulai beralih ke promosi harga agresif, AT&T mengambil pendekatan yang lebih strategis dengan mendorong sinergi lintas layanan dan menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih terpadu.

Laporan dari PR Newswire menyebutkan bahwa inisiatif transformasi digital AT&T—yang sebelumnya fokus pada divestasi bisnis-bisnis non-inti seperti WarnerMedia dan DirecTV—telah membawa perusahaan kembali pada inti kompetensinya: layanan konektivitas. Dengan fokus ulang ini, AT&T memiliki ruang manuver yang lebih luas untuk menyesuaikan strategi jaringan dan memperkuat posisi mereka di segmen layanan broadband berkualitas tinggi.

Dalam wawancara dengan Barron’s, CEO John Stankey menyatakan bahwa strategi ekspansi jaringan ini bukan sekadar meraih pelanggan baru, melainkan menciptakan fondasi yang akan menopang ekonomi digital selama dekade mendatang. “Kami tidak lagi bicara tentang layanan seluler atau broadband secara terpisah. Keduanya sekarang menyatu menjadi satu pengalaman yang tidak terpisahkan bagi pelanggan,” ujarnya.

Strategi konvergensi ini tampak berhasil menarik minat konsumen dan meningkatkan retensi. AT&T juga menunjukkan bahwa layanan internet berbasis fiber tidak hanya memberikan kecepatan unggul, tetapi juga stabilitas koneksi yang menjadi kunci dalam ekosistem kerja-dari-rumah dan hiburan digital saat ini.

Namun, tantangan tetap ada. Di tengah rencana perluasan jaringan, perusahaan harus tetap menjaga profitabilitas, apalagi dalam konteks tekanan biaya pembangunan infrastruktur dan regulasi lingkungan yang semakin ketat. Selain itu, ketergantungan pada stimulus fiskal seperti pemotongan pajak juga menimbulkan pertanyaan keberlanjutan dalam jangka panjang.

Meski demikian, pasar menyambut baik arah strategis baru ini. Saham AT&T mencatat kenaikan moderat setelah pengumuman laporan keuangan, menandakan bahwa investor mulai melihat nilai dalam transformasi yang dilakukan perusahaan sejak tiga tahun terakhir. Analis dari Investopedia menyebut bahwa dengan basis pelanggan yang tumbuh stabil, penguatan margin, dan peningkatan arus kas, AT&T kini memiliki fondasi untuk menjadi pemain utama dalam infrastruktur digital nasional, khususnya dalam penyediaan konektivitas di luar wilayah urban utama.

Ke depan, perhatian akan tertuju pada bagaimana AT&T mengeksekusi pembangunan jaringan serat optik dan menghadapi tantangan kompetisi di wilayah suburban dan rural. Proyeksi jangka panjang menunjukkan bahwa segmen broadband akan menjadi kontributor utama pertumbuhan AT&T, seiring meningkatnya ketergantungan rumah tangga pada koneksi stabil untuk semua aktivitas digital.

Dengan semua faktor ini, dapat disimpulkan bahwa AT&T telah memasuki fase baru dalam transformasi bisnisnya. Dari perusahaan yang dulu dikenal sebagai penyedia layanan telepon kabel tradisional, kini AT&T membentuk dirinya sebagai tulang punggung digital Amerika. Dan jika strategi ekspansi fiber dan integrasi layanan nirkabelnya berhasil, maka masa depan perusahaan tampaknya berada di jalur yang lebih cerah daripada sebelumnya.