Delta Air Lines

Delta Air Lines Berupaya Pulihkan Operasi Setelah Badai Ganggu Perjalanan

(Business Lounge – Global News) Delta Air Lines tengah berjuang untuk memulihkan jadwal penerbangan setelah badai besar melanda kawasan tenggara Amerika Serikat akhir pekan lalu, menyebabkan kekacauan di pusat operasinya di Atlanta. Gangguan cuaca ekstrem ini memicu pembatalan dan penundaan ribuan penerbangan secara nasional, memperlihatkan kembali kerentanan sistem penerbangan terhadap kondisi cuaca yang tak terduga.

Sejak Jumat, lebih dari 2.800 penerbangan di wilayah AS telah dibatalkan, dan ribuan lainnya mengalami keterlambatan. Delta menjadi maskapai yang paling terdampak karena Atlanta adalah hub tersibuknya, menghubungkan ratusan rute domestik dan internasional. Cuaca buruk yang mencakup hujan deras, petir, dan angin kencang menyebabkan pembatasan lalu lintas udara, serta penutupan jalur pendaratan dan keberangkatan secara berkala.

Dalam pernyataan resminya, manajemen Delta menyampaikan permintaan maaf kepada para pelanggan atas gangguan perjalanan yang dialami dan menyatakan bahwa mereka bekerja keras untuk menstabilkan jadwal. Maskapai telah menambah staf operasional, mempercepat pemulihan pesawat dari posisi parkir darurat, serta menyesuaikan rotasi kru agar bisa kembali ke sistem secepat mungkin.

Namun pemulihan ini tidak sederhana. Banyak awak kabin dan pilot yang kehabisan waktu kerja yang diizinkan secara hukum karena tertahan terlalu lama selama badai berlangsung, sehingga penjadwalan ulang membutuhkan manuver kompleks dalam jaringan kru dan pesawat. Akibatnya, efek domino terus berlangsung hingga Senin, bahkan di bandara yang tidak secara langsung terdampak cuaca.

Penumpang di berbagai kota melaporkan antrean panjang untuk rebooking, bagasi yang tersesat, serta minimnya ketersediaan kamar hotel setelah tertahan semalam. Meskipun Delta telah menawarkan pembebasan biaya perubahan tiket dan kompensasi tertentu, banyak pelanggan menyatakan frustrasi karena kurangnya informasi dan lambatnya respons dari layanan pelanggan.

Situasi ini menyoroti tantangan logistik besar yang dihadapi maskapai dalam mengelola operasi berskala besar saat terjadi gangguan sistemik. Dalam sistem penerbangan modern yang sangat terhubung, gangguan di satu hub utama dapat berdampak berantai ke seluruh jaringan nasional bahkan internasional. Atlanta, sebagai bandara tersibuk di dunia berdasarkan volume penumpang, memainkan peran sentral dalam jaringan Delta, sehingga setiap gangguan di sana memicu ketidakseimbangan jadwal secara luas.

Dalam beberapa tahun terakhir, maskapai termasuk Delta telah berinvestasi besar dalam sistem pelacakan cuaca dan teknologi pengambilan keputusan cepat. Namun badai seperti yang terjadi akhir pekan lalu tetap sulit diprediksi dan diatasi secara efektif. Ditambah dengan tingkat keterisian pesawat yang tinggi selama musim liburan musim panas, ruang manuver maskapai untuk merespons menjadi sangat terbatas.

Beberapa analis industri mencatat bahwa tantangan cuaca ekstrem seperti ini bisa menjadi lebih sering terjadi karena perubahan iklim, yang membuat pola badai lebih intens dan tidak terduga. Hal ini menciptakan kebutuhan mendesak bagi maskapai untuk membangun sistem manajemen gangguan yang lebih fleksibel, serta berinvestasi dalam infrastruktur bandara yang lebih tahan cuaca.

Delta menyatakan bahwa mereka mempercepat upaya pemulihan dan menargetkan kembali ke jadwal normal dalam beberapa hari mendatang. Meski demikian, proses ini tetap akan bergantung pada kondisi cuaca lanjutan dan ketersediaan sumber daya. Penumpang yang memiliki jadwal terbang dalam pekan ini disarankan untuk memeriksa status penerbangan secara berkala dan mempertimbangkan alternatif jika memungkinkan.

Krisis ini juga menjadi pengingat bagi para pelancong bahwa sistem penerbangan, meskipun canggih, tetap rentan terhadap faktor eksternal yang berada di luar kendali teknologi dan manusia. Ketika cuaca berubah menjadi ancaman utama dalam industri penerbangan, tantangan ke depan bukan hanya menjaga ketepatan waktu, tetapi juga membangun ketahanan terhadap gangguan yang semakin sering dan kompleks.