(Business Lounge Journal – News and Insight)
Dalam pertemuan tahunan bersama para pemegang saham, CEO NVIDIA Jensen Huang menyampaikan pernyataan yang menandai arah baru perusahaan: “Kami sudah lama berhenti menganggap diri kami sebagai perusahaan chip.” Dengan kapitalisasi pasar yang sempat menyalip Microsoft menjadi perusahaan publik paling bernilai di dunia, NVIDIA kini mengarahkan fokus tidak hanya pada kecerdasan buatan (AI), tapi juga pada robotika skala masif dan infrastruktur AI global.
Dari Chip ke Ekosistem Teknologi Otonom
Kesuksesan luar biasa NVIDIA selama dua tahun terakhir ditopang oleh permintaan tinggi terhadap chip AI — utamanya dari sektor data center dan komputasi awan. Namun Huang menegaskan bahwa nilai strategis NVIDIA kini meluas ke berbagai bidang, termasuk kendaraan otonom, pabrik robotik, dan sistem simulasi industri.
“Kami membayangkan masa depan di mana akan ada miliaran robot, ratusan juta kendaraan otonom, dan ratusan ribu pabrik cerdas — semuanya didukung oleh teknologi NVIDIA,” ungkapnya.
Pernyataan ini bukan sekadar visi. NVIDIA baru-baru ini menjalin kemitraan dengan Hexagon, produsen robot humanoid untuk aplikasi industri, dan Cosmos, perusahaan robotika generatif. Di sektor otomotif, Toyota akan mengintegrasikan chip DRIVE AGX Orin NVIDIA ke dalam generasi kendaraan pintar mereka. Mitra lain seperti Aurora dan Continental menggunakan komputasi percepatan DRIVE untuk mengoperasikan truk tanpa sopir.
Divisi otomotif dan robotika NVIDIA mencatat peningkatan pendapatan sebesar 27% secara tahunan, mencapai USD 567 juta pada kuartal terakhir — angka yang kecil dibandingkan valuasi perusahaan yang mencapai USD 3,75 triliun, namun menjadi sinyal penting dari arah ekspansi.
Membangun Robot dalam Dunia Virtual
Pada ajang Consumer Electronics Show (CES) awal tahun ini, Huang memperkenalkan Omniverse Mega — blueprint virtual bagi perusahaan untuk mengembangkan, menguji, dan menyimulasikan armada robot dalam lingkungan digital sebelum diterapkan di pabrik nyata.
Inovasi ini diperkuat oleh peluncuran Isaac GR00T Blueprint, sistem berbasis AI yang dapat menghasilkan jutaan data gerakan dari sedikit input manusia — mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam pelatihan robot humanoid: biaya dan waktu untuk mengumpulkan data nyata.
“Momen ChatGPT untuk robotika umum tinggal menunggu waktu,” kata Huang, merujuk pada potensi terobosan dalam pengembangan kecerdasan robot seumum AI percakapan.
Ketika CEO Mulai Melepas Saham
Di tengah optimisme masa depan, Jensen Huang tercatat menjual saham pribadi senilai USD 14,4 juta pada Juni ini, dan diperkirakan akan menjual hingga USD 865 juta saham NVIDIA hingga akhir 2025. Langkah ini mencerminkan strategi realisasi keuntungan pribadi yang wajar, mengingat lonjakan harga saham NVIDIA yang spektakuler dalam dua tahun terakhir.
Mempersiapkan Masa Depan Robotika
Apa yang ditunjukkan NVIDIA bukan hanya soal kapasitas teknologi, tapi bagaimana satu perusahaan dapat memimpin arah ekosistem industri masa depan: dari otomotif, manufaktur, hingga simulasi virtual. Dunia bisnis perlu membaca sinyal ini sebagai undangan untuk bersiap menghadapi gelombang otomatisasi cerdas, baik dari sisi peluang maupun implikasi transformasi tenaga kerja.
Ketika NVIDIA tak lagi menyebut dirinya perusahaan chip, barangkali saatnya dunia usaha pun berhenti menyederhanakan robot sebagai alat produksi — dan mulai melihatnya sebagai mitra masa depan dalam operasional.