(Business Lounge – Global News) Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (Commerce Department) baru-baru ini mengumumkan pembaruan besar pada program ‘Internet for All’ yang bertujuan memperluas akses internet broadband di seluruh pelosok negeri. Perubahan ini terutama memberikan keuntungan lebih besar kepada penyedia layanan internet berbasis satelit, termasuk perusahaan terkemuka seperti Starlink milik SpaceX, membuka peluang pendanaan baru yang sebelumnya sulit dijangkau.
Program ‘Internet for All’ yang diluncurkan beberapa tahun lalu adalah bagian dari inisiatif nasional untuk mengatasi kesenjangan digital di Amerika Serikat, terutama di daerah-daerah pedesaan dan terpencil yang selama ini sulit dijangkau oleh infrastruktur kabel tradisional. Namun, meskipun program ini menawarkan bantuan dana yang signifikan, sejumlah penyedia internet satelit sempat mengalami kendala dalam memenuhi persyaratan teknis dan administratif yang ketat, sehingga akses mereka terhadap dana tersebut terbatas.
Menurut laporan Reuters, pembaruan terbaru yang diumumkan Commerce Department kini menghilangkan beberapa hambatan regulasi yang sebelumnya menguntungkan penyedia kabel dan fiber optic, sehingga memberikan ruang lebih besar bagi layanan internet satelit. Perubahan ini memungkinkan negara bagian yang mengajukan proposal pendanaan untuk memasukkan teknologi satelit sebagai solusi utama dalam rencana mereka.
Selain itu, Commerce Department mewajibkan negara bagian untuk mengajukan ulang proposal mereka dengan memperhitungkan perubahan aturan ini. Hal ini menjadi peluang bagi penyedia internet satelit untuk memposisikan diri sebagai solusi viable, khususnya di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh teknologi konvensional. Menurut sumber dari Bloomberg, pemerintah ingin memastikan bahwa setiap wilayah di Amerika Serikat mendapatkan akses internet yang cepat dan andal, tanpa terkecuali.
Starlink, jaringan satelit broadband milik SpaceX yang dikembangkan oleh Elon Musk, telah lama menjadi sorotan karena kemampuannya menyediakan internet berkecepatan tinggi di area terpencil yang sebelumnya tidak terjangkau. Dengan pembaruan aturan ini, Starlink berpotensi memperoleh lebih banyak dana publik yang bisa dipakai untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas layanan.
Sementara itu, menurut The Wall Street Journal, beberapa penyedia internet kabel tradisional mengkhawatirkan dampak pembaruan ini karena berpotensi memperbesar persaingan di sektor yang selama ini mereka dominasi. Namun, regulator menilai bahwa keberagaman teknologi—termasuk fiber optic, kabel, dan satelit—justru diperlukan agar mendorong inovasi dan mempercepat pemerataan akses.
Dalam konteks ekonomi, ekspansi akses internet yang didukung oleh dana pemerintah diharapkan bisa mempercepat transformasi digital di wilayah-wilayah tertinggal, membuka peluang bisnis, pendidikan jarak jauh, hingga layanan kesehatan digital. Data dari CNBC menunjukkan bahwa daerah dengan konektivitas internet rendah selama ini mengalami keterbatasan signifikan dalam berbagai sektor ekonomi dan sosial.
Selain Starlink, beberapa perusahaan satelit lain juga berpotensi mendapat keuntungan dari kebijakan baru ini, seperti OneWeb dan Amazon dengan proyek Kuiper-nya. Namun, Starlink dianggap sebagai pelopor yang sudah lebih dulu menunjukkan keberhasilan operasional dan memiliki basis pengguna yang cukup besar di Amerika Serikat.
Menurut TechCrunch, penguatan dukungan untuk internet satelit dalam program ‘Internet for All’ juga dipandang sebagai respons pemerintah terhadap tantangan pembangunan infrastruktur broadband di daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan cara tradisional. Satelit menawarkan solusi yang lebih cepat dan fleksibel dibandingkan perluasan kabel atau fiber optic yang membutuhkan investasi besar dan waktu lama.
Namun, tidak semua pihak menyambut perubahan ini tanpa kritik. Beberapa analis menyoroti masalah keterbatasan kapasitas dan latensi internet satelit yang masih lebih tinggi dibandingkan layanan kabel, serta potensi gangguan cuaca yang bisa memengaruhi kualitas sinyal. Oleh karena itu, pengembangan teknologi satelit harus terus ditingkatkan agar memenuhi standar layanan broadband modern.
Di sisi lain, menurut Forbes, persaingan yang semakin ketat antara teknologi broadband fiber optic dan satelit justru mendorong inovasi yang lebih cepat, sehingga konsumen akhirnya mendapatkan layanan internet yang lebih baik dengan harga kompetitif. Pembaruan ‘Internet for All’ ini juga memaksa penyedia layanan untuk lebih kreatif dalam merancang solusi yang paling efisien dan sesuai kebutuhan lokal.
Penting untuk dicatat bahwa pembaruan program ini juga membawa perubahan prosedur administrasi bagi negara bagian yang mengajukan proposal. Semua proposal sebelumnya dinyatakan tidak berlaku dan harus diajukan ulang dengan penyesuaian mengikuti ketentuan baru. Hal ini berdampak pada jadwal pencairan dana dan proses evaluasi yang mungkin mengalami penundaan.
Namun, pemerintah menegaskan bahwa perubahan ini bertujuan untuk memastikan penggunaan dana yang lebih efektif dan inklusif. Seperti dikutip dari pernyataan resmi Commerce Department, “Kami berkomitmen untuk menyediakan akses internet cepat dan andal untuk semua warga negara, tanpa terkecuali, dan teknologi satelit merupakan bagian penting dari solusi ini.”
Dampak pembaruan ini juga terlihat pada saham perusahaan terkait. Harga saham SpaceX dan Starlink yang belum publik, meskipun tidak dapat diperdagangkan secara bebas, mendapat perhatian dari investor melalui pendanaan swasta dan perusahaan afiliasi. Sedangkan untuk penyedia broadband kabel, seperti Comcast dan Charter, ada tekanan untuk mempercepat inovasi dan mengurangi biaya agar tetap kompetitif.
Dalam perspektif jangka panjang, pembaruan ‘Internet for All’ ini bisa menjadi katalis penting dalam mempercepat penetrasi internet di daerah-daerah pedesaan, mendukung program pemerintah lain seperti pendidikan digital dan telemedicine, serta mengurangi kesenjangan sosial ekonomi yang selama ini diperparah oleh akses internet yang terbatas.
Menurut The New York Times, program ini juga sejalan dengan strategi nasional Amerika Serikat untuk meningkatkan infrastruktur digital sebagai bagian dari upaya memperkuat daya saing ekonomi global di era teknologi dan AI. Internet yang cepat dan merata dianggap sebagai kebutuhan dasar bagi inovasi dan pertumbuhan ekonomi masa depan.