Snowflake Cortex AI

Snowflake Akuisisi Crunchy Data Senilai $250 Juta

(Business Lounge – Technology) Snowflake, perusahaan penyedia layanan data berbasis cloud yang bermarkas di Bozeman, Montana, kembali menunjukkan ambisinya dalam memperluas kekuatan teknologinya melalui akuisisi strategis. Dalam sebuah pengumuman resmi, Snowflake menyatakan akan mengakuisisi Crunchy Data, sebuah perusahaan layanan open-source PostgreSQL, dengan nilai transaksi sekitar $250 juta. Langkah ini tidak hanya memperluas lini layanan Snowflake, tetapi juga menjadi bagian dari dorongan yang lebih luas untuk merebut pangsa pasar dalam ekosistem pengembangan kecerdasan buatan yang berkembang pesat.

Menurut laporan yang dirilis oleh The Wall Street Journal, akuisisi ini bertujuan untuk menarik lebih banyak pengembang dan perusahaan yang ingin membangun agen AI sendiri di atas infrastruktur cloud yang fleksibel dan skalabel. PostgreSQL, sistem database open-source yang dikenal akan kestabilan dan skalabilitasnya, telah menjadi komponen penting dalam membangun aplikasi yang kompleks dan dinamis, termasuk yang berhubungan dengan AI. Dengan mengintegrasikan PostgreSQL ke dalam layanan cloud mereka, Snowflake akan meluncurkan “Snowflake Postgres”—layanan yang memungkinkan pengguna menjalankan, mengelola, dan menyebarkan database PostgreSQL secara langsung dalam platform Data Cloud mereka.

Seperti dikutip oleh Bloomberg, Chief Executive Officer Snowflake Sridhar Ramaswamy menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memberikan fleksibilitas maksimal kepada para pengembang. Ia menyebut, “Kami melihat PostgreSQL sebagai jembatan antara sistem penyimpanan data tradisional dan kebutuhan arsitektur AI modern.” Menurutnya, permintaan terhadap layanan database open-source dengan keamanan tinggi terus meningkat, terutama di kalangan perusahaan besar yang ingin melakukan transisi dari sistem on-premise ke cloud tanpa kehilangan kontrol dan kompatibilitas.

Crunchy Data sendiri bukanlah pemain sembarangan di dunia open-source. Perusahaan ini dikenal sebagai penyedia PostgreSQL untuk berbagai instansi penting, termasuk lembaga pemerintah AS. Layanan mereka difokuskan pada skenario dengan kebutuhan keamanan tinggi, ketersediaan data tanpa gangguan, dan kepatuhan terhadap regulasi yang ketat. Menurut laporan dari TechCrunch, Crunchy Data juga merupakan kontributor utama dalam komunitas PostgreSQL global, dan telah memainkan peran kunci dalam mempercepat adopsi basis data open-source di lingkungan perusahaan.

Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya persaingan dalam pasar infrastruktur data dan AI. Seperti dilaporkan oleh SaaStr, pesaing utama Snowflake, yakni Databricks, baru-baru ini mengakuisisi Neon, sebuah perusahaan startup penyedia layanan PostgreSQL cloud-native, dengan nilai transaksi sekitar $1 miliar. Ini mencerminkan intensitas persaingan dalam memperebutkan dominasi di sektor penyimpanan dan pemrosesan data untuk kecerdasan buatan.

Snowflake berharap bahwa integrasi Crunchy Data akan memberinya keunggulan dalam hal keamanan, kompatibilitas, dan kecepatan integrasi database relasional untuk aplikasi AI. Dengan semakin banyak perusahaan yang berupaya membangun agen AI—sistem otomatis yang mampu mengambil keputusan dan menjalankan tugas kompleks—permintaan akan fondasi data yang kuat dan fleksibel pun meningkat. PostgreSQL, dengan ekosistemnya yang luas dan arsitektur yang telah terbukti, dinilai sebagai pilihan ideal.

Sebagaimana dijelaskan oleh CNBC, Snowflake mencatat bahwa lebih dari 5.200 pelanggan bisnis telah menggunakan layanan AI dan machine learning mereka setiap minggunya. Ini menunjukkan adanya pertumbuhan eksplosif pada penggunaan AI di lingkungan perusahaan, dan mendorong Snowflake untuk tidak hanya menjadi penyedia penyimpanan data, tetapi juga platform pengembangan yang lengkap bagi solusi berbasis AI.

Dengan menggabungkan kekuatan Snowflake dalam penyimpanan dan pemrosesan data skala besar dengan keahlian Crunchy Data di bidang database relasional open-source, perusahaan mengincar pasar enterprise yang semakin kompleks dan sadar akan kebutuhan kontrol terhadap data. Banyak organisasi, terutama di sektor keuangan dan pemerintahan, menginginkan fleksibilitas mengelola database di lingkungan yang dikendalikan penuh, tanpa mengorbankan keuntungan cloud.

Akuisisi ini dipandang sebagai sinyal bahwa Snowflake bergerak ke arah layanan cloud yang lebih terbuka, fleksibel, dan inklusif terhadap teknologi yang sudah mapan di kalangan pengembang. Dengan semakin banyak pengembang yang terbiasa menggunakan PostgreSQL dalam proyek-proyek lokal mereka, integrasi PostgreSQL ke dalam Snowflake diharapkan menurunkan hambatan adopsi dan mempercepat migrasi aplikasi ke cloud.

Selain itu, dengan rencana peluncuran Snowflake Cortex AI—platform generatif AI yang akan memungkinkan pengguna membangun agen AI dalam skala besar—basis data yang mendukung dinamika pengambilan keputusan real-time menjadi krusial. PostgreSQL memberikan kerangka kerja yang sangat cocok untuk skenario ini, dengan dukungan terhadap query kompleks, indeksasi canggih, dan ekstensi seperti PostGIS untuk data spasial.

Snowflake juga tampaknya melihat akuisisi ini sebagai upaya memperluas pasar dan menjangkau pengembang individual, bukan hanya perusahaan besar. Dalam wawancaranya dengan Forbes, Ramaswamy mengatakan, “Kami tidak hanya membangun untuk CIO, kami juga membangun untuk developer yang bekerja dari rumah dan membuat sesuatu yang revolusioner. PostgreSQL adalah bahasa mereka.”

Para analis menyambut baik akuisisi ini, meskipun dengan catatan. Menurut Morgan Stanley, integrasi antara sistem closed-source Snowflake dengan PostgreSQL yang sangat terbuka akan menjadi tantangan dari segi teknis dan filosofi bisnis. Namun, jika berhasil dilakukan, ini bisa menjadi perubahan fundamental yang mengubah Snowflake dari platform penyimpanan ke platform operasional yang dapat menjalankan aplikasi AI secara penuh.

Secara finansial, Snowflake berharap dapat memperluas basis pendapatannya dari sektor-sektor baru seperti pemerintahan, pertahanan, dan keuangan. Pelanggan dari sektor ini sering memiliki kebutuhan khusus akan kontrol data yang tidak bisa dipenuhi oleh sistem database proprietary saja. PostgreSQL menawarkan alternatif yang menarik: dapat dihosting secara lokal, di cloud, atau dalam hybrid setup, sekaligus tetap kompatibel dengan standar industri.

Menurut Reuters, transaksi ini dijadwalkan akan ditutup sebelum akhir tahun fiskal Snowflake. Crunchy Data akan tetap beroperasi sebagai entitas mandiri di bawah struktur Snowflake, dengan pendiri dan CEO-nya, Paul Laurence, tetap memimpin tim. Laurence dalam pernyataannya menyebut bahwa pihaknya “bersemangat menjadi bagian dari perusahaan yang memperjuangkan keterbukaan dan inovasi di bidang data modern.”

Langkah ini juga mencerminkan tren yang lebih luas dalam industri teknologi: bergesernya fokus dari akuisisi semata-mata terhadap teknologi baru, ke akuisisi yang memungkinkan perusahaan memperkuat ekosistem pengembangnya. Dalam konteks itu, Snowflake tak hanya membeli Crunchy Data, tetapi juga membeli jaringan komunitas, pengalaman, dan kredibilitas yang telah dibangun perusahaan tersebut dalam dunia PostgreSQL.

Dengan nilai transaksi $250 juta, Snowflake mengambil risiko yang terukur dalam usahanya menjadi kekuatan dominan di dunia AI. Dibandingkan akuisisi teknologi lain yang bernilai miliaran dolar, pembelian ini relatif kecil namun strategis. Ini adalah langkah cerdas yang, bila berhasil diimplementasikan, dapat memberikan leverage besar bagi Snowflake di era di mana setiap perusahaan ingin menjadi AI-native.

Secara keseluruhan, akuisisi Crunchy Data menandai fase baru dalam transformasi Snowflake. Dari sekadar platform penyimpanan data menjadi fondasi pembangunan aplikasi cerdas berbasis AI. Dan dalam lanskap teknologi yang terus berkembang, siapa pun yang mampu menyediakan landasan data yang kuat, fleksibel, dan aman akan berada di garis depan revolusi digital berikutnya.