(Business Lounge – Human Resources) Saat mendapatkan tawaran kerja, terutama yang disebut “best and final” atau “tawaran terbaik dan terakhir,” seringkali pencari kerja merasa tawaran itu sudah final dan tak bisa dinegosiasikan lagi. Padahal, kenyataannya, istilah ini lebih banyak berfungsi sebagai taktik negosiasi perusahaan untuk menutup pembicaraan. Sementara itu, para pencari kerja sebenarnya masih punya ruang untuk bernegosiasi, bahkan ketika posisi gaji terlihat sudah “mentok.”
Menurut berbagai ahli karier dan sumber terpercaya seperti Pathrise dan Fidelity, kemampuan bernegosiasi tetap penting dimiliki agar kita bisa mendapatkan paket kompensasi yang terbaik, baik dari sisi gaji, tunjangan, maupun benefit lainnya. Artikel ini akan membahas cara-cara cerdas untuk mengelola negosiasi tawaran kerja, walaupun perusahaan menyatakan itu sebagai tawaran terbaik dan terakhir. Mari kita telusuri langkah demi langkah supaya kamu bisa mengoptimalkan peluang mendapatkan kesepakatan yang paling menguntungkan.
Pertama-tama, penting dipahami bahwa istilah “best and final” banyak digunakan oleh perusahaan sebagai sinyal bahwa mereka ingin mengakhiri proses negosiasi. Namun, dalam praktiknya, ini bukanlah tanda bahwa pintu negosiasi benar-benar tertutup. Biasanya, ini merupakan cara perusahaan untuk menekan kandidat agar segera mengambil keputusan. Menurut Glassdoor dan Fidelity, perusahaan tetap bisa membuka ruang negosiasi jika kandidat mampu menunjukkan alasan yang masuk akal dan berargumentasi dengan baik. Jadi, jangan langsung menutup peluang hanya karena mendengar kata “final.”
Sebelum mulai negosiasi, sangat penting untuk melakukan riset tentang standar gaji dan paket kompensasi di posisi yang kamu lamar. Gunakan sumber-sumber seperti Glassdoor, Payscale, dan Salary.com untuk memahami kisaran gaji yang wajar sesuai industri, lokasi, dan pengalamanmu. Data ini tidak hanya menjadi dasar yang kuat saat bernegosiasi, tetapi juga membangun kepercayaan diri kamu untuk mengajukan permintaan dengan alasan yang jelas dan rasional. Ketika kamu tahu berapa angka yang layak, kamu bisa menyampaikan argumen yang lebih meyakinkan kepada perekrut.
Kadang kala, ketika gaji pokok sudah ditetapkan, kita merasa sudah tidak ada ruang lagi untuk menegosiasikan hal lain. Namun, sebenarnya paket kompensasi itu terdiri dari berbagai elemen lain yang bisa dinegosiasikan, seperti bonus tanda tangan (signing bonus) yang biasanya sekali bayar saat bergabung, fleksibilitas jam kerja atau opsi kerja jarak jauh (remote working), penambahan jumlah cuti tahunan di luar standar perusahaan, dukungan dana untuk pelatihan, sertifikasi, atau pengembangan profesional, serta saham perusahaan atau opsi saham (RSU) untuk posisi tertentu. Menurut Fidelity, aspek-aspek ini bisa memberikan nilai tambah yang signifikan dan berpengaruh positif pada keseimbangan hidup serta kepuasan kerja kamu.
Berikut beberapa strategi yang bisa kamu coba saat bernegosiasi. Pertama, gunakan teknik door-in-the-face, yaitu memulai dengan permintaan yang lebih tinggi dari target sebenarnya, kemudian turunkan sedikit menjadi angka yang kamu inginkan. Teknik ini membantu membuat tawaran akhir terlihat lebih masuk akal di mata perusahaan. Kedua, cobalah Multiple Equivalent Simultaneous Offers (MESO), dengan menawarkan beberapa opsi paket kompensasi sekaligus, misalnya paket A dengan gaji sedikit lebih tinggi tapi tanpa bonus, dan paket B dengan gaji standar tapi bonus lebih besar. Ini memberi pilihan kepada perekrut sekaligus menunjukkan fleksibilitas kamu. Ketiga, gunakan pendekatan kolaboratif dengan menyampaikan negosiasi sebagai diskusi bersama, bukan tuntutan. Contohnya, kamu bisa bilang, “Saya sangat antusias dengan kesempatan ini, tapi berdasarkan riset saya, saya ingin mendiskusikan beberapa penyesuaian agar paket ini sesuai dengan nilai yang saya bawa.” Menurut Career Cornell, cara ini meningkatkan peluang negosiasi berhasil karena membangun hubungan positif dengan perekrut.
Nada bicara dan cara kamu mengkomunikasikan negosiasi sangat mempengaruhi hasilnya. Gunakan bahasa yang sopan, profesional, dan antusias. Hindari nada menuntut atau terkesan tidak puas. Misalnya, kamu bisa mengatakan, “Saya sangat menghargai tawaran yang sudah diberikan dan bersemangat untuk bergabung. Namun, saya ingin mendiskusikan beberapa aspek paket kompensasi agar lebih sesuai dengan pengalaman dan kontribusi saya.” Sikap ini menunjukkan bahwa kamu menghargai tawaran dan serius dengan posisi tersebut, sekaligus memberi sinyal bahwa kamu ingin menciptakan win-win solution.
Untuk mencapai negosiasi yang sukses, hindari beberapa kesalahan seperti tidak melakukan persiapan riset sehingga permintaan kamu terasa tidak berdasar, terlalu emosional atau defensif sehingga suasana menjadi tegang, fokus hanya pada angka gaji dan mengabaikan keseluruhan paket kompensasi, serta bersikap agresif atau arogan yang bisa menutup pintu diskusi. Menurut Investopedia, menghindari kesalahan ini bisa meningkatkan peluang negosiasi berjalan lancar dan memberi hasil optimal.
Contoh Dialog Negosiasi Tawaran Kerja
Kandidat:
“Terima kasih atas tawaran yang sudah diberikan. Saya sangat antusias dengan kesempatan ini dan percaya bisa memberikan kontribusi besar. Namun, setelah melakukan riset, saya melihat bahwa kisaran gaji untuk posisi ini di pasar biasanya sedikit lebih tinggi. Apakah mungkin kita mendiskusikan penyesuaian gaji supaya lebih mencerminkan pengalaman dan keahlian saya?”
Perekrut:
“Kami menghargai antusiasme Anda dan sudah memberikan penawaran terbaik kami. Namun, anggaran untuk posisi ini memang terbatas. Apakah ada hal lain selain gaji yang bisa kami diskusikan untuk membuat paket ini lebih menarik?”
Kandidat:
“Terima kasih atas keterbukaannya. Selain gaji, saya ingin menanyakan kemungkinan mendapatkan signing bonus atau opsi kerja remote beberapa hari dalam seminggu. Hal ini akan sangat membantu saya dalam menyeimbangkan produktivitas dan komitmen keluarga.”
Perekrut:
“Itu poin yang baik. Saya akan cek dengan manajemen apakah signing bonus bisa ditambahkan dan opsi remote kerja bisa disepakati. Kami juga bisa menawarkan tambahan cuti tahunan jika itu membantu.”
Kandidat:
“Terima kasih, saya sangat menghargai fleksibilitas tersebut. Saya percaya dengan paket seperti itu, saya bisa bekerja optimal dan berkontribusi maksimal.”
Perekrut:
“Kami akan segera memberikan kabar terbaru. Terima kasih sudah berdiskusi terbuka. Kami berharap bisa segera menyambut Anda di tim.”
Selain memperbaiki gaji dan benefit saat ini, negosiasi yang berhasil juga berpengaruh pada kenaikan gaji di masa depan. Gaji awal yang lebih tinggi biasanya berbanding lurus dengan kenaikan dan bonus di tahun-tahun berikutnya. Selain itu, negosiasi mengenai pelatihan dan fleksibilitas kerja dapat meningkatkan kesejahteraan dan perkembangan profesional. Studi yang dikutip oleh Harvard Business Review menunjukkan karyawan yang mampu bernegosiasi memiliki rasa percaya diri lebih tinggi dan berpotensi memperoleh performa kerja lebih baik.
Tawaran kerja yang disebut “best and final” bukan berarti tidak bisa dinegosiasikan. Dengan persiapan yang baik, riset pasar, dan pendekatan negosiasi yang cerdas, kamu masih bisa memperbaiki paket kompensasi dan benefit yang ditawarkan. Ingat bahwa negosiasi adalah proses kolaborasi yang bertujuan menciptakan kesepakatan terbaik bagi kedua belah pihak. Jangan ragu menyampaikan nilai dan kebutuhanmu secara profesional dan positif. Perusahaan pun akan lebih menghargai kandidat yang percaya diri dan tahu apa yang mereka inginkan.
Dengan strategi ini, kamu tidak hanya mendapatkan tawaran kerja yang lebih baik, tetapi juga membangun fondasi karier yang lebih kuat dan berkelanjutan.