(Business Lounge Journal – Human Resources)
Imposter Syndrome adalah perasaan atau keyakinan yang berkembang bahwa seseorang tidak pantas atau tidak kompeten, meskipun telah meraih pencapaian yang nyata dan terbukti. Orang yang mengalami imposter syndrome sering merasa bahwa keberhasilan mereka hanyalah keberuntungan, keberanian semu, atau hasil dari kebetulan, dan mereka takut ketahuan sebagai “penipu” atau tidak mampu.
Ciri-ciri Imposter Syndrome:
- Merasa bahwa prestasi bukan karena kemampuan sendiri, tetapi keberuntungan atau faktor luar.
- Rasa takut ketahuan sebagai “penipu”.
- Tidak percaya diri meskipun sudah terbukti kompeten.
- Mengabaikan prestasi dan fokus pada kekurangan diri.
- Perasaan cemas dan stres berlebih terkait ekspektasi tinggi.
Cara Menangani Imposter Syndrome secara Detil
- Sadari dan Kenali Perasaan Tersebut
- Langkah pertama adalah menyadari bahwa Anda mengalami imposter syndrome.
- Kenali bahwa perasaan negatif itu umum dan dialami banyak orang sukses.
- Tuliskan rasa dan pikiran yang muncul saat merasa tidak kompeten.
- Ubah Perspektif dan Fokus Pada Fakta
- Evaluasi pencapaian dan kemampuan nyata Anda.
- Catat prestasi dan bukti keberhasilan yang sudah diraih untuk mengingatkan diri bahwa Anda kompeten.
- Ingat bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan bukan tanda ketidakmampuan.
- Berbicara dengan Orang Terpercaya
- Diskusikan perasaan dan keraguan dengan mentor, teman, atau kolega yang dapat memberi perspektif objektif.
- Mendapatkan dukungan dan pandangan dari orang lain biasanya membantu mengurangi perasaan tidak percaya diri.
- Kembangkan Self-Compassion
- Belajarlah bersikap baik terhadap diri sendiri.
- Hargai usaha dan perjuangan, bukan hanya hasil akhir.
- Pahami bahwa setiap orang berjuang dan membuat kesalahan.
- Terima Bahwa Ketidaksempurnaan adalah Normal
- Akui bahwa tidak ada orang yang sempurna.
- Berikan diri izin untuk tidak selalu merasa sempurna dan belajar dari kekurangan.
- Tingkatkan Kompetensi dan Pengetahuan
- Ikuti pelatihan, kursus, atau pembelajaran untuk meningkatkan kepercayaan diri.
- Semakin banyak belajar, semakin yakin bahwa Anda mampu.
- Kelola Ekspektasi dan Berhenti Membandingkan Diri
- Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri.
- Hindari membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan; fokus pada perjalanan dan pencapaian diri sendiri.
- Atur Tujuan Realistis dan Rayakan Keberhasilan
- Tetapkan goals yang dapat dicapai dan tidak terlalu tinggi.
- Rayakan keberhasilan, sekecil apapun itu, untuk membangun rasa percaya diri.
- Dapatkan Bantuan Profesional jika Perlu
- Jika imposter syndrome menyebabkan stres berat, cemas berlebihan, atau depresi, konsultasikan dengan psikolog atau konselor profesional.
- Terapi kognitif perilaku (CBT) sering digunakan untuk membantu mengatasi perasaan tersebut.
Untuk mengatasinya, penting mengenali perasaan tersebut, mengubah pola pikir negatif, membantu diri sendiri menghargai pencapaian, dan mencari dukungan jika diperlukan. Dengan latihan dan kesadaran, perasaan ini bisa diminimalkan, dan kepercayaan diri bisa dibangun secara bertahap.