(Business Lounge Journal – Medicine)
Calcific Tendinitis. Mungkin nama penyakit ini sepertinya asing di telinga. Calcific tendinitis adalah suatu kondisi di mana terdapat penumpukan kalsium dalam tendon, biasanya tendon rotator cuff di bahu. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa nyeri dan peradangan pada area tersebut, mengganggu fungsi normal sendi dan membatasi gerakan.
Namun istilah pengapuran biasanya sudah umum ditengah masyarakat awam. Calcific tendinitis sering kali merujuk pada pengapuran dalam konteks medis. Pengapuran adalah penumpukan kalsium yang terjadi di dalam tendon, biasanya di sekitar sendi, yang menyebabkan peradangan dan nyeri. Kondisi ini paling umum terjadi pada tendon di bahu, tetapi juga dapat terjadi di tendon lainnya.
Persamaan dan Perbedaan
- Persamaan:
- Keduanya melibatkan penumpukan kalsium di tendon, yang menyebabkan rasa nyeri dan keterbatasan gerakan.
- Gejala seperti nyeri yang tajam dan bengkak adalah ciri khas dari kondisi ini.
- Perbedaan:
- Istilah “calcific tendinitis” lebih sering digunakan dalam konteks medis untuk menggambarkan kondisi spesifik di mana ada peradangan di tendon akibat pengendapan kalsium.
- “Pengapuran” bisa digunakan secara lebih umum dan tidak selalu terikat pada peradangan tendon.
Secara keseluruhan, pengapuran dan calcific tendinitis menunjukkan kondisi yang sama mengenai penumpukan kalsium, dengan calcific tendinitis lebih menekankan pada dampak peradangan dan gejala yang muncul akibatnya.
Penyebab
Penyebab pasti dari calcific tendinitis belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi, antara lain:
- Usia: Sering terjadi pada orang dewasa, terutama yang berusia 30 hingga 60 tahun.
- Aktivitas fisik: Aktivitas yang melibatkan gerakan bahu yang berulang dapat meningkatkan risiko.
- Penyakit tertentu: Diabetes, tiroid yang tidak seimbang, dan kondisi metabolik lainnya dapat mempengaruhi kejadian kalsifikasi.
- Cedera: Trauma atau cedera pada bahu.
Gejala dari calcific tendinitis dapat bervariasi, tetapi umumnya meliputi:
- Nyeri: Nyeri yang tajam dan terkadang parah di daerah bahu, terutama saat menggerakkan lengan.
- Keterbatasan gerak: Kesulitan dalam mengangkat lengan atau melakukan gerakan tertentu di bahu.
- Pembengkakan: Pembengkakan pada area tendon yang terlibat.
- Kekakuan: Keterbatasan mobilitas bahu, terutama dalam gerakan di atas kepala.
Diagnosis
Diagnosis terhadap penyakit ini biasanya dilakukan melalui:
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa gejala dan melakukan pemeriksaan untuk menilai rentang gerak serta titik nyeri.
- Pencitraan: X-ray adalah alat utama untuk mendeteksi penumpukan kalsium. MRI atau ultrasound juga dapat digunakan untuk melihat tingkat keparahan dan kondisi jaringan lunak di sekitarnya.
Pengobatan
Bagi seorang yang telah didiagnosis dengan penyakit ini, sebaiknya pengobatan untuk calcific tendinitis umumnya dimulai dengan langkah-langkah konservatif, yaitu sebagai berikut:
- Istirahat: Menghindari aktivitas yang memperburuk gejala.
- Kompres Es: Mengurangi pembengkakan dan nyeri dengan mengompres es pada area yang terkena.
- Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID): Mengurangi rasa sakit dan peradangan.
- Fisioterapi: Latihan pemulihan untuk memperkuat otot bahu dan meningkatkan rentang gerak.
Dalam beberapa kasus, jika gejala tidak membaik dengan pengobatan konservatif, prosedur lebih lanjut seperti suntikan steroid atau, dalam kasus yang parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat deposit kalsium.
Banyak pasien dengan calcific tendinitis merespons baik terhadap pengobatan konservatif dan mengalami perbaikan gejala dalam beberapa bulan. Namun, ada kemungkinan juga gejala bisa kembali jika penyebab yang mendasar tidak diatasi.
Artikel selanjutnya: Penyakit Tulang dan Sendi di Usia Pensiun (2): Osteoporosis