(Business Lounge – Global News) Di tengah ketidakpastian perdagangan global yang semakin tajam, unit dari DHL Group mengambil langkah strategis untuk memperluas penetrasinya ke sektor e-commerce skala kecil dan menengah. Dalam sebuah langkah yang telah direncanakan sejak sebelum diumumkannya tarif baru oleh Amerika Serikat, DHL eCommerce Solutions mengakuisisi IDS Fulfillment, sebuah perusahaan penyedia jasa pemenuhan pesanan (fulfillment) berbasis di Indiana. Akuisisi ini dianggap sebagai strategi jangka panjang untuk memperkuat posisi DHL di sektor logistik e-commerce domestik AS, sekaligus memanfaatkan peluang dari pergeseran pasar yang dipicu oleh beban tarif impor baru.
Menurut laporan The Wall Street Journal, kesepakatan ini diumumkan hanya beberapa hari setelah Pada Mei 2024 pemerintahan Presiden Joe Biden mengisyaratkan bahwa mereka akan menaikkan tarif terhadap berbagai produk impor dari Tiongkok, termasuk kendaraan listrik, semikonduktor, dan panel surya. Meskipun akuisisi IDS Fulfillment oleh DHL telah terjadi sebelum keputusan tersebut, para analis menilai bahwa langkah ini bisa menjadi semakin relevan karena perusahaan-perusahaan kecil dan menengah kini tengah mencari solusi logistik domestik yang lebih efisien dan dapat mengurangi ketergantungan pada rantai pasok lintas negara.
IDS Fulfillment dikenal sebagai pemain logistik yang melayani segmen e-commerce kecil yang sering kali terabaikan oleh perusahaan fulfillment besar. Dengan sistem manajemen gudang modern dan jaringan pengiriman cepat ke berbagai wilayah AS, IDS telah menjadi mitra strategis bagi berbagai brand DTC (direct-to-consumer) yang bertumbuh pesat selama pandemi. Menurut sumber yang dikutip oleh Bloomberg, IDS saat ini mengoperasikan gudang di Midwest dan memiliki basis klien yang tersebar dari sektor kecantikan, barang rumah tangga, hingga pakaian olahraga.
Melalui akuisisi ini, DHL berharap dapat melayani lebih banyak pelanggan kecil yang membutuhkan layanan fulfillment fleksibel, cepat, dan terjangkau—sebuah ceruk pasar yang tumbuh signifikan seiring pergeseran konsumen ke belanja online. “Dengan masuknya IDS ke dalam portofolio kami, kami memperluas kapabilitas kami untuk mendukung pelaku e-commerce skala kecil yang memiliki ambisi besar,” ujar Lee Spratt, CEO DHL eCommerce Solutions untuk wilayah Amerika, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Langkah ini mencerminkan strategi yang lebih luas dari DHL untuk menyelaraskan operasional logistik mereka dengan perubahan perilaku konsumen digital dan tekanan geopolitik. Ketika perusahaan besar fokus pada optimalisasi rantai pasok global mereka di tengah perang dagang dan ketegangan tarif, banyak bisnis kecil yang mencari solusi domestik yang lebih dapat diandalkan dan murah. Di sinilah DHL melihat potensi pertumbuhan yang belum banyak digarap.
Menurut para analis dari Morgan Stanley dan J.P. Morgan, akuisisi ini juga bisa menjadi pintu masuk DHL untuk memperkuat jaringan fulfillment mikro di AS, konsep di mana barang ditempatkan lebih dekat ke konsumen akhir guna mempercepat waktu pengiriman dan menekan biaya last-mile delivery. “Ini langkah proaktif dalam menghadapi fragmentasi pasar logistik akibat tekanan tarif dan reshoring produksi,” kata salah satu analis logistik dari Bloomberg Intelligence.
Saat ini, banyak perusahaan kecil kesulitan menghadapi kompleksitas logistik yang sebelumnya hanya bisa dikelola oleh pemain besar seperti Amazon atau Walmart. Dengan menggabungkan teknologi IDS dengan infrastruktur global DHL, perusahaan berharap dapat menawarkan solusi yang sebelumnya tidak terjangkau oleh bisnis berskala kecil. Ini termasuk sistem pelacakan real-time, integrasi platform e-commerce populer seperti Shopify dan WooCommerce, serta skema pengiriman dengan SLA (service level agreement) yang lebih fleksibel.
Menurut data dari U.S. Census Bureau, penjualan e-commerce di AS pada kuartal pertama 2025 mencapai $303 miliar, naik lebih dari 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh brand kecil dan toko digital independen, yang kini menyumbang lebih dari 20% dari seluruh transaksi e-commerce domestik. Ini menciptakan ruang besar bagi perusahaan logistik seperti DHL untuk memperluas pasar mereka di luar klien korporasi besar.
Meskipun tidak disebutkan secara resmi nilai akuisisinya, para analis memperkirakan bahwa akuisisi IDS akan menjadi investasi yang berdampak langsung terhadap margin bisnis DHL di AS dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Keuntungan operasional akan diperoleh bukan hanya dari pertumbuhan volume pengiriman, tetapi juga dari efisiensi rantai pasok yang lebih modular dan lokal.
Dalam wawancara dengan The Wall Street Journal, beberapa klien IDS menyambut baik akuisisi ini. Mereka menyatakan harapan bahwa integrasi dengan DHL akan memberikan mereka akses ke jaringan logistik yang lebih luas dan tarif pengiriman yang lebih kompetitif. Namun mereka juga mengingatkan pentingnya mempertahankan pendekatan personal dan layanan pelanggan yang selama ini menjadi kekuatan IDS. “Kami tidak ingin kehilangan fleksibilitas yang membuat kami memilih IDS sejak awal,” ujar pendiri salah satu merek peralatan dapur berbasis e-commerce.
Dari sisi persaingan industri, langkah ini memberi tekanan tambahan pada penyedia fulfillment lain seperti ShipBob, Deliverr (yang telah diakuisisi Shopify), dan Amazon Multi-Channel Fulfillment. Dengan kehadiran DHL di sektor ini, persaingan diperkirakan akan semakin ketat terutama dalam hal harga dan SLA pengiriman.
Namun yang membuat akuisisi ini semakin relevan adalah dampak jangka panjang dari tarif baru. Reuters melaporkan bahwa beberapa perusahaan e-commerce yang selama ini mengimpor produk dari Tiongkok mulai menjajaki opsi produksi di AS atau Meksiko untuk menghindari tarif tinggi. Dalam skenario seperti itu, kebutuhan akan layanan fulfillment domestik akan meningkat pesat. DHL, melalui akuisisi IDS, menempatkan dirinya di posisi strategis untuk menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang melakukan reshoring dan nearshoring.
Bahkan sebelum tarif diberlakukan secara resmi, tekanan biaya sudah mulai terasa. Biaya logistik dari pelabuhan Pantai Barat menuju Midwest telah naik hampir 15% sejak awal tahun, menurut data Freightos. Biaya-biaya ini menambah beban margin perusahaan kecil, yang cenderung memiliki sumber daya terbatas untuk menyesuaikan model bisnis mereka. Karena itu, solusi fulfillment lokal yang cepat dan efisien menjadi semakin penting.
Sementara itu, DHL juga menyatakan bahwa mereka akan terus mengevaluasi peluang ekspansi logistik domestik lainnya di AS, baik melalui akuisisi atau pembangunan gudang baru. Fokus utama adalah memperkuat layanan fulfillment, parcel domestik, dan last-mile delivery, tiga komponen penting dalam kompetisi logistik modern.
Bagi DHL Group secara keseluruhan, pasar Amerika Serikat tetap menjadi salah satu pasar terpenting mereka secara global. Laporan keuangan kuartal pertama 2025 menunjukkan pertumbuhan pengiriman e-commerce lintas negara mencapai 9,2%, namun pertumbuhan domestik di AS bahkan lebih tinggi yaitu 11,8%. Ini memperkuat keyakinan bahwa investasi lokal seperti akuisisi IDS bisa menjadi penggerak pertumbuhan utama mereka di masa depan.
Akuisisi IDS Fulfillment oleh DHL bukan hanya transaksi bisnis biasa, melainkan sinyal strategis dalam lanskap e-commerce dan logistik global yang sedang berubah. Dengan tekanan tarif, volatilitas geopolitik, dan ekspektasi konsumen yang terus berkembang, perusahaan logistik dituntut untuk menjadi lebih adaptif, efisien, dan mendekatkan diri ke pasar. Langkah DHL ini menegaskan bahwa masa depan fulfillment tidak hanya bergantung pada skala, tetapi juga pada kedekatan, kecepatan, dan kejelian membaca arah perubahan pasar.