(Business Lounge Journal – Global News)
Dalam keterangan tertulisnya, John Levitsky, salah seorang eksekutif Mastercard menyampaikan bahwa kepercayaan dan transparansi merupakan inti dari perbankan dan sistem pembayaran. Seiring dengan semakin digitalnya kehidupan kita, interaksi antara individu, bank, lembaga keuangan, pedagang, bisnis, dan pemerintah terjadi secara online. Keberhasilan ekosistem digital ini sangat bergantung pada prinsip dasar: kepercayaan. Tanpa kepercayaan, ekosistem akan goyah.
Levitsky menekankan bahwa menjaga kepercayaan dan transparansi bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan strategis yang akan mendefinisikan masa depan perbankan dan pembayaran, serta menjadi landasan ekonomi digital yang sehat dan bermanfaat bagi semua pihak.
Lanskap Penipuan Saat Ini
Kemajuan dalam digitalisasi, kekuatan komputasi, dan kecerdasan buatan (AI) telah membuat penipuan semakin canggih dan berskala besar. Penipu memanfaatkan tingginya tingkat interkonektivitas ini. Menurut McKinsey, kerugian akibat serangan siber diprediksi mencapai $10,5 triliun per tahun pada tahun 2025, meningkat 300% dari tahun 2015. Mastercard mencatat berbagai bentuk penipuan dan pelanggaran data, antara lain:
- Pengambilalihan Akun dan Penipuan Identitas: Peretas mengakses akun bank dengan tujuan jahat, seperti menguras dana atau mengakses informasi pribadi. Kerugian akibat penipuan identitas di Amerika Serikat mencapai $43 miliar pada tahun 2023.
- Kebersihan Siber yang Buruk: Sekitar 80% pelanggaran data terkait dengan kata sandi yang lemah atau dicuri.
- Lembaga Keuangan Kecil Berisiko: Keterbatasan sumber daya keamanan siber membuat lembaga keuangan kecil dan usaha kecil rentan terhadap serangan.
- Penyalahgunaan Pihak Pertama atau Penipuan “Ramah”: Sulit bagi bank dan pedagang untuk membedakan transaksi sah ketika pemegang kartu mengajukan keberatan. Program First-Party Trust Mastercard memanfaatkan wawasan transaksi, AI, dan pemodelan risiko untuk mencegah sengketa yang salah.
Prediksi untuk Tahun 2025:
Levitsky memprediksi beberapa tren utama yang akan membentuk masa depan perbankan di tahun 2025:
1. AI Etis akan Mendorong Transformasi:
AI generatif telah bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi yang sangat potensial untuk meningkatkan operasional bank. Lebih dari separuh (57%) eksekutif perbankan di AS telah menggunakannya untuk meningkatkan produktivitas di bidang seperti pemodelan risiko prediktif.
Di tahun 2025, lembaga keuangan akan memanfaatkan AI generatif untuk personalisasi layanan bagi pelanggan dan karyawan, misalnya untuk memantau penipuan dengan menganalisis interaksi pelanggan dan memberikan saran keuangan serta rekomendasi produk yang dipersonalisasi. AI generatif juga berpotensi meningkatkan proses pinjaman melalui pengambilan keputusan yang lebih cepat, akurat, dan efisien.
Mastercard menekankan pentingnya AI yang bertanggung jawab dan memanfaatkan keahliannya selama dua dekade di bidang AI untuk melindungi lebih dari 143 miliar transaksi setiap tahun, mencegah penjahat siber mencuri miliaran dolar dengan mendeteksi aktivitas penipuan dan memastikan identitas pengguna.
2. Biometrik akan Mengamankan Autentikasi di Masa Depan:
Teknologi biometrik dengan cepat menjadi alat autentikasi yang ampuh untuk mengonfirmasi identitas pelanggan dan mengamankan data mereka melalui wajah atau sidik jari. Biometrik dapat mengurangi biaya operasional lembaga keuangan dengan merampingkan interaksi pelanggan, seperti login akun, perubahan akun, dan pembayaran, serta menghilangkan kerumitan dan kerentanan kata sandi dan autentikasi multi-faktor.
Di tahun 2025, penggunaan autentikasi biometrik di aplikasi dan platform keuangan akan terus meningkat, termasuk penggunaan passkey pembayaran yang menggunakan biometrik perangkat untuk validasi di berbagai perangkat dan situs web. Mastercard menargetkan penghapusan kebutuhan entri kartu manual dan kata sandi statis pada tahun 2030 dengan menggabungkan tokenisasi dan autentikasi biometrik.
3. Tokenisasi akan Mendorong Ekonomi Baru:
Tokenisasi, yaitu pengamanan kredensial pembayaran dengan menggantinya dengan token unik yang dapat digunakan kembali, mentransformasi pembayaran digital. Sekitar seperempat transaksi Mastercard secara global telah ditokenisasi, meningkat 50% dari tahun ke tahun.
Di tahun 2025, tokenisasi akan terus dimanfaatkan untuk meningkatkan keamanan, privasi, dan kepercayaan, mengurangi beban keamanan pada bank, penyedia layanan pembayaran, dan pedagang, serta meningkatkan kepercayaan pada ekonomi digital.
Pada dasarnya, kepercayaan memang sulit dibangun dan dipertahankan, tetapi lembaga keuangan harus memanfaatkan data, teknologi, dan kemitraan untuk selangkah lebih maju dan melindungi setiap interaksi online.