(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi COVID-19 pada waktu yang lalu, dengan pembatasan perjalanan yang menghentikan hampir seluruh pergerakan wisatawan internasional pada tahun 2020. Namun, beberapa tahun terakhir menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan, didorong oleh berbagai kebijakan dan langkah strategis dari berbagai negara untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata.
Secara global, tingkat pemulihan pariwisata mencapai angka mendekati pra-pandemi pada tahun 2023, dengan wilayah-wilayah seperti Asia masih mengalami tantangan. Indonesia, sebagai salah satu destinasi wisata utama di Asia Tenggara, juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, berkontribusi pada pemulihan ekonominya.
Dua chart berikut menggambarkan tren pemulihan pariwisata global dan Indonesia, menyoroti pola pertumbuhan kedatangan wisatawan internasional pasca-pandemi. Chart pertama menunjukkan gambaran umum tingkat pemulihan wisatawan internasional secara global berdasarakan United Nations World Tourism Organization (UNTWO), sedangkan chart kedua fokus pada performa pariwisata Indonesia selama periode yang sama berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan laporan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI).
AI dalam Pariwisata: Tren yang Berkembang Pesat
Kembali ramainya dunia pariwisata tidak dapat lepas dari dukungan teknologi. Kemajuan teknologi telah mendefinisikan ulang cara kita merencanakan dan menikmati perjalanan. Jika dulu agen perjalanan tradisional menjadi sumber utama untuk memesan tiket dan akomodasi, kini platform digital berbasis kecerdasan buatan (AI) mengubah lanskap ini secara revolusioner. AI generatif tidak hanya membuat proses perencanaan lebih mudah, tetapi juga menawarkan pengalaman yang lebih personal, prediktif, dan responsif.
Teknologi AI telah menjadi pilar utama inovasi dalam industri perjalanan. Salah satu pelopor adalah Booking.com, yang meluncurkan AI Trip Planner pada Juni 2023. Alat ini memungkinkan pengguna mencari, memfilter, dan mendapatkan jawaban cepat atas pertanyaan mereka, baik tentang destinasi, aktivitas, maupun akomodasi.
Namun, Booking.com bukan satu-satunya pemain dalam adopsi AI. Banyak perusahaan travel lain juga menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan layanan mereka:
Perusahaan Travel Lain yang Memanfaatkan AI
- Expedia Group
- Expedia telah mengintegrasikan AI generatif seperti ChatGPT ke dalam platform mereka. Fitur ini membantu pengguna mendapatkan saran perjalanan yang personal dan interaktif. Contohnya, pengguna dapat bertanya langsung melalui chatbot tentang aktivitas terbaik di destinasi tertentu, dan sistem akan memberikan rekomendasi berbasis data historis serta preferensi pengguna.
- Kayak
- Sebagai bagian dari Booking Holdings, Kayak menggunakan AI untuk mempermudah pencarian tiket pesawat, hotel, dan sewa mobil. Algoritma AI mereka membantu menemukan harga terbaik berdasarkan pola perjalanan pengguna.
- Kayak juga bereksperimen dengan integrasi asisten AI suara seperti Alexa untuk memberikan pengalaman pencarian yang lebih praktis.
- Trip.com Group
- Platform ini telah memperkenalkan fitur “Smart Travel Assistant” berbasis AI yang dapat memberikan saran destinasi, jadwal perjalanan, serta rekomendasi tempat makan berdasarkan ulasan pengguna.
- Teknologi AI Trip.com juga membantu mendeteksi perubahan penerbangan secara real-time dan memberikan solusi alternatif seperti pemesanan ulang otomatis.
- Skyscanner
- Skyscanner menggunakan AI untuk membantu pengguna menemukan rute penerbangan termurah dan paling efisien. AI mereka menganalisis miliaran data penerbangan untuk memberikan hasil yang relevan hanya dalam hitungan detik.
- Airbnb
- Airbnb memanfaatkan AI untuk menyempurnakan pencarian akomodasi. Teknologi ini merekomendasikan penginapan berdasarkan preferensi lokasi, anggaran, dan fitur unik seperti rumah tradisional atau vila modern. Selain itu, Airbnb juga mengembangkan AI untuk meningkatkan layanan pelanggan melalui chatbot cerdas.
Bagaimana AI Meningkatkan Pengalaman Wisata?
Dengan mengadopsi AI, perusahaan-perusahaan travel ini menawarkan berbagai manfaat, antara lain:
- Personalisasi Layanan
AI mampu menganalisis data pengguna untuk memahami preferensi individu, seperti gaya perjalanan, anggaran, dan aktivitas favorit. Ini memungkinkan pengalaman yang lebih relevan dan disesuaikan. - Prediksi dan Penyesuaian Jadwal
AI dapat memberikan rekomendasi proaktif. Misalnya, jika cuaca buruk diperkirakan terjadi selama perjalanan, AI akan menyarankan perubahan jadwal atau aktivitas alternatif. - Efisiensi dalam Pencarian dan Pemesanan
Teknologi AI membantu pengguna menemukan penawaran terbaik dengan lebih cepat, dari tiket penerbangan hingga penginapan. - Layanan Pelanggan yang Lebih Baik
Chatbot berbasis AI memungkinkan pengguna menyelesaikan masalah atau pertanyaan kapan saja tanpa harus menunggu interaksi dengan manusia.
Bagaimana dengan Perusahaan travel di Indonesia?
Pengalaman para pelancong di Indonesia dalam berkomunikasi dengan perusahaan travel melalui AI juga telah menjadi pengalaman sehari-hari. Mari kita lihat beberapa perusahaan travel di Indonesia yang sudah menggunakan AI.
- Traveloka: Pemimpin Adopsi AI di Indonesia
Sebagai salah satu perusahaan travel terbesar di Asia Tenggara, Traveloka telah menggunakan AI untuk berbagai aspek operasional:
- Pencarian Cerdas: Algoritma berbasis AI membantu pengguna menemukan penawaran terbaik untuk tiket pesawat, hotel, dan paket perjalanan berdasarkan preferensi mereka.
- Rekomendasi Personal: Berdasarkan riwayat pencarian dan pemesanan, Traveloka memberikan rekomendasi personal yang relevan untuk destinasi, aktivitas, dan promosi.
- Chatbot untuk Layanan Pelanggan: Traveloka memiliki fitur chatbot cerdas yang dapat membantu menjawab pertanyaan umum, seperti proses refund, status pemesanan, atau panduan perjalanan.
- Manajemen Harga Dinamis: AI digunakan untuk memantau tren permintaan dan menyesuaikan harga tiket atau akomodasi secara real-time, memberikan penawaran yang kompetitif.
- Tiket.com
Perusahaan lain yang aktif mengadopsi AI adalah Tiket.com. Mereka fokus pada penggunaan AI untuk meningkatkan pengalaman pengguna:
- Tiket Assistant: Layanan chatbot berbasis AI ini membantu pelanggan dengan informasi tentang jadwal perjalanan, pengembalian dana, dan pembaruan penerbangan.
- Optimasi Penawaran: Dengan menggunakan AI, Tiket.com menganalisis data pengguna untuk memberikan diskon dan promosi yang sesuai dengan kebiasaan pelanggan.
- Pegipegi
Sebagai salah satu pemain lokal di sektor travel online, Pegipegi juga mulai memanfaatkan teknologi AI:
- Pengelompokan Data Pengguna: Pegipegi menggunakan AI untuk memahami pola pemesanan pelanggan dan menawarkan akomodasi atau transportasi yang sesuai dengan anggaran mereka.
- Pemberitahuan Real-Time: AI memungkinkan notifikasi terkait penurunan harga tiket atau perubahan jadwal penerbangan untuk pelanggan yang sedang mencari penawaran terbaik.
Selain platform besar, beberapa startup dan agen perjalanan lokal juga mulai mengintegrasikan AI. Startup pariwisata lokal menggunakan AI untuk memungkinkan pelanggan merancang paket wisata yang sesuai dengan minat mereka, mulai dari jadwal, destinasi, hingga akomodasi. AI juga digunakan untuk mempromosikan destinasi wisata di Indonesia yang kurang dikenal, mendorong pariwisata di daerah-daerah terpencil.
Selain itu, terdapat beberapa tren utama dalam penggunaan AI di industri travel Indonesia:
- Layanan Multibahasa: Chatbot berbasis AI yang mendukung bahasa Indonesia dan Inggris untuk melayani wisatawan domestik dan asing.
- Manajemen Over-Tourism: AI membantu pemerintah daerah dan perusahaan pariwisata mengelola arus wisatawan ke destinasi populer, seperti Bali dan Yogyakarta, dengan mendistribusikan mereka ke lokasi alternatif.
- Platform Pemesanan Tiket Transportasi: Perusahaan seperti KAI (Kereta Api Indonesia) telah mengadopsi AI dalam aplikasi mereka untuk mempermudah proses pencarian dan pemesanan tiket.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Meskipun AI membawa banyak keuntungan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:
- Privasi Data – Dengan meningkatnya penggunaan AI, perlindungan data pengguna menjadi isu penting yang harus diatasi oleh perusahaan travel.
- Ketergantungan pada Teknologi: Sementara AI dapat menggantikan banyak tugas manusia, kehilangan sentuhan personal dalam interaksi bisa menjadi perhatian bagi beberapa pengguna.
Namun, peluang ke depan juga sangat menjanjikan. Dengan terus berkembangnya teknologi AI, perusahaan-perusahaan travel dapat menghadirkan layanan yang semakin inovatif mulai dari AI Multibahasa yang memungkinkan komunikasi yang lancar dengan pelanggan di seluruh dunia, serta Asisten Perjalanan Real-Time yang dapat memberikan panduan langsung selama perjalanan, termasuk rekomendasi restoran, atraksi wisata, hingga pengingat jadwal penerbangan.