Benarkah Kebiasaan Minum Kopi Tidak Sehat?

(Business Lounge Journal – Medicine)

Kebiasaan minum kopi bisa berpengaruh pada kesehatan lambung, namun tidak serta-merta mengubah lambung yang sehat menjadi gastritis. Gastritis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, stres, penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), dan pola makan. Jadi belum tentu karena kopi. Namun tetap usahakan minum kopi dengan menjaga kesehatan lambung.

Kebiasaan Minum Kopi yang Tidak Sehat

Walaupun pada dasarnya kopi memiliki banyak manfaat tapi perhatikan 4 hal berikut ini agar tidak terkena masalah lambung.

  1. Konsumsi Berlebihan: Minum kopi dalam jumlah berlebihan (lebih dari 4-5 cangkir per hari) bisa meningkatkan produksi asam lambung.
  2. Minum Saat Perut Kosong: Meminum kopi tanpa makanan dapat memperburuk iritasi pada lambung.
  3. Kopi dengan Gula dan Krim Berlebih: Penambahan banyak gula atau bahan lemak dapat merangsang produksi asam lambung dan menyebabkan ketidaknyamanan.
  4. Bentuk Kopi Tertentu: Minuman kopi seperti espresso yang pekat dapat memiliki efek berbeda dibandingkan kopi yang lebih encer.

Durasi dan Dampak

Durasi yang diperlukan untuk mengembangkan gastritis atau radang lambung tentunya bervariasi pada setiap orang. Gastritis atau radang lambung bisa terjadi dalam beberapa minggu hingga berbulan-bulan jika ada pola konsumsi kopi yang sangat buruk bersamaan dengan faktor risiko lain. Namun, hubungan langsung antara kopi dan gastritisnya  sampai hari ini sebenarnya belum sepenuhnya dipahami.

Jenis Kopi dan Keasaman

Kopi Asam vs. Tidak Asam selalu menjadi perbincangan yang menarik.  Kopi yang lebih asam biasanya berasal dari daerah yang lebih tinggi, di mana cuaca lebih dingin dan pengolahan biji kopinya mempengaruhi rasa. Kopi Robusta cenderung memiliki keasaman yang lebih rendah dibandingkan dengan Kopi Arabika.

Ingin Kopi Indonesia yang Tidak Terlalu Asam?

  • Kopi Jawa (terutama dari daerah seperti Temanggung)
  • Kopi Sumatra seperti Kopi Mandheling, memiliki perlakuan yang sering kali menghasilkan rasa yang lebih bold dan kurang asam dibandingkan varietas lain.
  • Kopi Toraja  juga dikenal karena rasa yang kaya dan tidak terlalu asam.

Kopi blend antara Robusta dan Arabika bisa menjadi pilihan yang baik untuk lambung, terutama jika Anda memilih campuran dengan proporsi yang tepat.

Kombinasi Robusta dan Arabika

Sebelum memilih meminum kopi blend, mari memahami hal berikut ini:

  1. Sifat Robusta dan Arabika
  • Robusta cenderung lebih pahit, memiliki lebih banyak kafein, dan asamnya lebih rendah. Ini bisa membuatnya lebih ramah bagi lambung tertenut jika Anda sensitif terhadap asam.
  • Arabika, biasanya lebih kompleks dalam rasa dan memiliki keasaman yang lebih tinggi.
  1. Persentase Blend
  • Blend yang umum adalah 70% Arabika dan 30% Robusta, atau bisa juga 50% Robusta dan 50% Arabika. Ini menawarkan keseimbangan antara rasa yang lebih kaya dan kafein yang lebih rendah dari Arabika.
  • Untuk lambung yang sensitif, Anda mungkin ingin mencoba blend dengan persentase Robusta yang lebih tinggi (misalnya 60% Robusta dan 40% Arabika) untuk mengurangi keasamaan.

 Hubungan Antara Wangi, Rasa, dan Keasaman Kopi

  1. Wangi dan Rasa:
  • Aroma kopi dapat dipengaruhi oleh berbagai senyawa volatile yang terbentuk selama proses pemanggangan. Wangi yang kuat tidak selalu berkorelasi langsung dengan rasa asam.
  • Jenis biji kopi, teknik pengolahan, dan cara pemanggangan semua berkontribusi pada aroma dan rasa kopi.
  1. Keasaman:
  • Keasaman kopi berhubungan dengan profil rasa yang dihasilkan. Arabika, misalnya, sering memiliki rasa yang lebih asam dan fruity, sedangkan Robusta memiliki rasa yang lebih earthy atau nutty.
  • Keasaman bisa terasa lebih tajam dalam aroma, tetapi kombinasi rasa dan aroma yang kaya bisa mengurangi persepsi keasaman bagi beberapa orang.

Jika Anda mencari kopi yang lebih bersahabat untuk lambung, pertimbangkan untuk memilih kopi dengan kadar keasaman yang lebih rendah dan cobalah berbagai blend untuk menemukan mana yang paling cocok untuk Anda.