(Business Lounge Journal – Global News)
Bisnis es krim sedang mengalami kesulitan. Unilever pada hari Selasa, 19 Maret 2024 lalu mengatakan akan memisahkan bisnis es krimnya, yang mencakup merek-merek ikonik seperti Ben & Jerry’s, Wall’s dan Magnum. Demikian dilaporkan oleh Wall Street Journal (WSJ). Kecuali ada permintaan yang meningkat, kemungkinan besar perusahaan es krim tersebut akan menjadi entitas terdaftar yang berdiri sendiri pada akhir tahun depan.
Unilever mengatakan bisnis es krimnya mencakup lima dari 10 merek es krim global teratas, dengan pendapatan sebesar €7,9 miliar, setara dengan $8,6 miliar, pada tahun lalu. Unilever akan mempertahankan bisnis nutrisinya, yang mencakup produk makanan seperti mayones Hellmann, serta divisi perawatan rumah, perawatan pribadi, kecantikan, dan kesejahteraan, yang menjual produk mulai dari pembersih rumah tangga hingga sabun Dove.
Pada hari Selasa, Unilever juga mengumumkan melakukan PHK terhadap 7.500 karyawannya, yang sebagian besar merupakan pekerjaan kerah putih. Satu pertanyaan yang jelas adalah mengapa tidak memisahkan bisnis nutrisi juga, sehingga secara efektif membagi Unilever menjadi perusahaan makanan dan perusahaan kebutuhan pokok rumah tangga. Salah satu jawabannya adalah bisnis es krim itu unik, memerlukan rantai pasokan bersuhu dingin yang terpisah dan melayani tempat penjualan yang berbeda seperti kedai es krim di luar ruangan.
Makanan lain seperti mayones yang dapat disimpan di rak dapat dikirim ke truk yang sama dengan sabun batangan Dove, sering kali ke pengecer yang sama, sehingga memungkinkan sinergi yang lebih alami. Jawaban lainnya adalah bisnis makanan Unilever membantunya mencapai skala penting di pasar negara berkembang, terutama dengan merek seperti Horlicks, bubuk minuman Malt yang populer di seluruh dunia.
Apalagi, bisnis es krim sedang mengalami kesulitan akhir-akhir ini. Unilever mencatat pertumbuhan penjualan hanya sebesar 2,3% pada tahun 2023, yang merupakan pertumbuhan paling lambat dari empat divisi utama Unilever.
Pembelian es krim ini dapat dengan mudah dikurangi oleh konsumen sebagai respons terhadap kenaikan harga sehingga volume turun 6% karena harga naik 8,8%. Bisnis nutrisi yang lebih luas mengalami respons permintaan yang kurang intensif dari konsumen, dengan penurunan volume hanya sebesar 2,2% karena kenaikan harga sebesar 10,1%.
Meninggalkan bisnis es krim adalah langkah transformatif pertama yang dilakukan oleh Chief Executive Unilever yang baru, Hein Schumacher, yang bergabung pada bulan Juli tahun lalu dengan mandat untuk membendung kerugian pangsa pasar dan menghidupkan kembali valuasi yang lesu. Visinya untuk memperbaharui perusahaan kini mulai terlihat jelas, menampilkan Unilever yang ramping namun tetap menjadi raksasa global dalam bidang makanan dan barang-barang rumah tangga.
Masih banyak yang harus dilakukan, namun ini merupakan awal yang menjanjikan.