Mengenal dan Menghadapi Era Digital Artificial Intelligence

(Business Lounge Journal – Tech)

Chat GPT adalah robot atau chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI). Sejak dirilis pada 30 November 2022, ChatGPT OpenAI telah digunakan untuk banyak hal, mulai dari menulis surat pengantar, membuat buku anak-anak, dan bahkan membantu siswa menyontek esai mereka. Hal ini pun membuat Departemen Pendidikan New York City memblok akses ke platform itu pada perangkat yang terhubung dengan internet di sekolah-sekolah negeri.

Chatbot mungkin lebih kuat dari yang kita bayangkan. Google menemukan, bahwa secara teori, mesin pencari akan mempekerjakan bot sebagai pembuat kode tingkat pemula jika diwawancarai di perusahaan.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan berbasis online yang terbesar di dunia,  Amazon yang menguji ChatGPT mengatakan bahwa mereka melakukan “pekerjaan yang sangat baik” dalam menjawab pertanyaan dukungan pelanggan, “hebat” dalam membuat dokumen pelatihan, dan “sangat kuat” dalam menjawab pertanyaan seputar strategi perusahaan.

Perusahaan-perusahaan mulai memperhatikan hal ini. IBM dan raksasa telekomunikasi Inggris, BT Group sama-sama mengutip AI ketika mengumumkan pemutusan hubungan kerja – dan mengatakan banyak dari mereka tidak akan kembali.

Meskipun penelitian yang telah dilakukan oleh Universitas Oxford pada tahun 2013 menemukan bahwa 47% pekerjaan di AS dapat dihilangkan oleh AI dalam 20 tahun ke depan, prediksi ini tampaknya memiliki kelemahan. Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Goldman Sachs menemukan bahwa alat AI yang inovatif sebenarnya dapat berdampak pada 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia dan berpotensi menyebabkan “gangguan signifikan” terhadap pasar kerja.

Namun, Anu Madgavkar, mitra di McKinsey Global Institute, mengatakan untuk sekarang ini penilaian manusia tetap harus diterapkan pada teknologi. Hal ini untuk menghindari kesalahan dan bias. Pengguna ChatGPT juga menemukan bahwa bot dapat menghasilkan informasi yang tidak akurat, menjawab soal pengkodean dengan salah dan membuat kesalahan matematika dasar. “Kita perlu menganggap hal ini sebagai peningkat produktivitas dan bukan sebagai pengganti yang menyeluruh,” kata Madgavkar.

Tetapi Anu Madgavkar mengatakan, bagaimanapun manusia harus belajar cara bekerja dengan AI. Meskipun gelombang otomatisasi sebelumnya paling berdampak pada pekerjaan di pabrik, Madgavkar mengatakan AI akan paling berdampak pada pekerjaan kerah putih. “Ini semakin beralih ke pekerjaan kantor, layanan pelanggan, dan penjualan,” katanya. “Ini adalah kategori pekerjaan yang akan mengalami adopsi otomatisasi tertinggi dan perpindahan terbesar. Para pekerja ini perlu bekerja atau mengembangkan keterampilan lain.

AI ternyata mengancam sejumlah pekerjaan manusia. Business Insider juga melaporkan sekitar 10 profesi berisiko punah akibat teknologi ini, dirangkum Kamis (16/2/2023).

  1. Profesi Teknologi (Coding, Computer Programmer, Software Engineer, Data Analis)
  2. Pekerjaan Media (Iklan, Pembuat Konten, Penulis Teknis, Jurnalis)
  3. Industri Hukum (Paralegal, Asisten Legal)
  4. Analis Riset Market
  5. Guru
  6. Pekerjaan Keuangan (Analis Keuangan, Penasihat Keuangan Pribadi)
  7. Trader
  8. Desain Grafis
  9. Akuntan
  10. Layanan Konsumen

Para ahli juga melakukan penelitian untuk menghasilkan daftar pekerjaan yang dapat dipertimbangkan di bidang kecerdasan buatan, yang akan menjadi kebutuhan tenaga kerja kedepan:

  1. AI Scientist Engineer
  2. Machine Learning Engineer
  3. Data Engineer
  4. Algorithm Engineer
  5. Data Scientist

Kira-kira apakah ini akan memengaruhi Anda?