(Business Lounge Journal – Medicine)
COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun ini. Penulis mengamati bahwa tren COVID meningkat tajam pada Februari 2022 dan mencapai puncaknya pada 16 Februari yaitu 64,718. Setelah itu grafiknya terus menurun dan mencapai terendah pada 3 Mei 2022 dengan hanya 107 kasus. Kepanikan mulai muncul pada sebagian masyarakat karena peningkatan kasus COVID-19 yang diklaim akibat penyebaran subvarian Omicon BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan meningkat hingga 2.577 kasus per 5 Juli 2022 kemarin. Namun sesungguhnya masyarakat tidak perlu panik karena walaupun lebih menular namun tidak menimbulkan keparahan seperti waktu yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari angka kematian akibat COVID-19 yang tidak melonjak.
Dari kondisi menurunnya COVID hingga ke bilangan 100 menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati masa kritis (karena COVID) dengan baik. Hal ini yang diyakini para ahli bahwa ada “invisible hands” yang menolong Indonesia sehingga mampu melewati masa-masa pandemi yang berat. Pandemi pun berakhir menjadi endemi. Meningkatnya angka kasus positif hari-hari ini adalah senilai 3,9% dari angka tertinggi yang pernah dialami pada tahun 2021. Angka yang terbilang kecil, sehingga masyarakat tidak perlu panik berlebihan.
Mengapa bisa merebak kembali?
Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan Januari dan Februari 2022. Di Amerika juga berkembang dengan kasus pertama muncul di bulan April 2022. Seorang professor mikrobiologi dan imunologi di University of Missouri menjelaskan bahwa memang ada konvergensi tentang cara mengatasi sistem kekebalan tubuh. Hal yang dimaksudkannya adalah versi Omicron yang lebih baru ini dapat melewati antibodi yang dibuat oleh vaksinasi sebelumnya atau infeksi sebelumnya.
Beberapa kelompok penelitian—termasuk tim di Universitas Columbia, konsorsium yang berbasis di Jepang, dan kelompok internasional termasuk ilmuwan Afrika Selatan—telah menguji antibodi dari infeksi Omicron sebelumnya terhadap BA.4 dan BA.5. Ketiga penelitian tersebut menemukan bahwa antibodi tersebut menawarkan perlindungan lebih banyak terhadap Omicron BA.1 atau BA.2 daripada terhadap BA.4 atau BA.5. Walaupun studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat lainnya, namun para ilmuwan menganggap ini sebagai bagian dari tren dalam evolusi lanjutan virus corona. Varian COVID-19 pada masa depan akan terjadi lebih banyak mutasi yang memungkinkan mereka menghindari antibodi dihasilkan sebagai respons terhadap vaksinasi dan maupun terhadap infeksi sebelumnya.
Lebih Menular Namun Lebih Sedikit Kematian
Subvarian BA.4 dan BA.5 ini juga dapat menghindari terapi dengan antibodi monoklonal, yang menggunakan protein sistem kekebalan buatan laboratorium yang dikembangkan dari strain SARS-CoV-2 sebelumnya. Padahal terapi antibodi monoklonal untuk COVID-19 masih terbilang baru penggunaannya. Demikian pula obat-obatan antivirus dapat membantu meminimalkan gejala parah dari infeksi Omicron. Di Amerika, kasus BA.4 dan BA.5 juga merebak dan menyebabkan sekitar 64% infeksi baru di AS dan telah menyebabkan sebagian besar kasus baru secara nasional sejak pertengahan Mei.
Kedua subvarian ini lebih menular, namun para ilmuwan optimis berdasarkan laporan dari Afrika Selatan, yang memiliki lebih sedikit rawat inap dan kematian selama gelombang BA.4 dan BA.5 dibandingkan dengan BA.1. Saat ini data yang ada masih terbatas untuk meninjau tingkat keparahan subvarian ini namun jelas bahwa BA.4, BA.5, dan BA.2.12.1 lebih menular dan menyebar lebih cepat daripada versi Omicron sebelumnya,
Dengan demikian apakah protokol mencegah penularan covid tetap berlaku? Tentu ya. Protokol ini sebaiknya tetap kita lakukan dimana pun kita berada, yaitu :
1. Menjaga jarak minimal satu meter dari orang lain di tempat umum
2. Menggunakan masker dalam ruangan tertutup
3. Rajin mencuci tangan
4. Kapasitas ruangan 75% bila dalam kondisi PPKM 2.
5. Memperhatikan gejala-gejala COVID bila muncul gejala:
• Batuk
• Kelelahan (Fatigue)
• Hidung tersumbat
• Demam
• Mual atau muntah
• Sesak napas
• Diare
• Kehilangan penciuman (Anosmia) atau kehilangan kemampuan mengecap (ageusia)
6. Melakukan pemeriksaan COVID-19 bila bergejala serta berobat dan isolasi mandiri bila sakit
Salam sehat untuk kita semua.