(Business Lounge Journal – Culture)
Tidak ada kata berhenti untuk berinovasi, mental seperti ini yang seharusnya dimiliki oleh seluruh entrepreneur untuk bisa survive. Terus dinamis dan melihat permasalahan yang ada sebagai sebuah kesempatan untuk maju. Hal inilah yang juga dicermati oleh 2 perusahaan fashion di Jepang, Aoki dan Whatever Inc.
Ketika pandemi melanda dunia, maka Aoki, pengecer setelan pria di Jepang melaporkan penurunan penjualan sekitar 11,4 miliar yen (setara dengan 1,5 triliun rupiah) sepanjang tahun 2020. Sebab ketika banyak orang bekerja dari rumah, sudah dapat dipastikan mereka akan meninggalkan busana kantor formal mereka. Sejak diterapkannya WFH, bisnis pakaian formal memang mengalami pukulan keras. Boro-boro membeli pakaian formal, melakukan pencarian online saja untuk pakaian formal telah berkurang hingga 34%, demikian seperti diungkapkan digitaloft.co.uk. Namun di sisi lain, para konsumen beralih mencari Crocs dan celana olahraga hingga pencarian online untuk kata sweatpants naik hingga 108%.
Fashion Culture Baru saat Pandemi
Ketika banyak orang masih menerapkan WFH, maka sering kali untuk keperluan online meeting, mereka akan lebih memperhatikan penampilan dari pinggang ke atas. Mereka dapat mengenakan jas sementara tetap mengenakan celana pendek. Atau memadukan kemeja kerja dengan celana tidur atau piyama. Rata-rata mereka yang bekerja di rumah akan mencari sesuatu yang nyaman untuk dikenakan.
Kelihatannya baik para pekerja maupun pihak perusahaan terus melakukan adaptasi untuk mendapatkan sebuah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Mereka yang semula mengenakan setelan jas dalam keseharian pekerjaan mereka di kantor, tentunya akan enggan mengenakan setelan yang sama ketika mereka bekerja dari ruang tidur mereka.
Lahirlah Piyama Kantor
Adanya kebutuhan pakaian yang nyaman dan formal membuat Aoki dan Whatever Inc meluncurkan piyama kantor. Sehingga alih-alih mengganti pakaian sejenak sebelum online meeting lalu berganti lagi dengan seragam nyaman, maka mereka yang masih WFH dapat memilih mengenakan the WFH pyjama suit. Sebuah setelan piyama kerja yang merupakan perpaduan pakaian kerja dan loungewear. Sangat unik!
Aoki mengeluarkan “setelan piyama” yang terbuat dari kain yang sama dengan piyama tapi bentuknya seperti setelan jas, mulai dari potongannya hingga kancing di lengan, semua menyerupai jas. Setelan pakaian ini dijual hingga 14.354 yen (setara dengan 1,9 juta rupiah) dan tersedia dalam warna-warna pastel baik untuk pria dan wanita. Namun tetap memungkinkan bila akan membeli atasan atau celananya saja.
Sementara itu, Whatever Inc juga mengeluarkan setelah piyama yang disebutnya WFH Jammies yang digambarkan sebagai: “business on the top, loungewear on the bottom”. Desainer Taichi Ito mendapatkan ide tersebut ketika istrinya sedang melakukan panggilan Zoom sehingga sang isteri harus berganti pakaian kantor yang casual. Maka Desainer Ito berpikir bahwa itu bukan cara yang baik untuk tetap menikmati bekerja dari rumah. karena itu ia memiliki sebuah ide brilian untuk menciptakan pakaian santai yang formal hanya untuk bagian tubuh yang ditampilkan di layar video. Ito pun membuat sebuah prototipe dengan penyesuaian yang dilakukan oleh Akihiko Kimura, direktur kreatif dari Lokitho, sebuah merek pakaian wanita.
WFH Jammies tersedia dengan harga 9.900 yen (setara dengan 1,3 juta rupiah), dengan kombinasi bagian atas pakaian (bagian yang terlihat oleh kolega Anda di layar) menyerupai kemeja berkerah lancip. Setengah bagian bawah berwarna lebih gelap dan menyerupai kaus. Siapa sangka bahwa piyama kantor ini mendapatkan respon yang positif sehingga mendapatkan pesanan dari AS , Kanada, Spanyol dan bahkan Indonesia. Ito percaya bahwa ini barulah awal dari lahirnya produk yang dibuat untuk pekerja rumahan. Sebuah gaya hidup yang baru telah dimulai dan berdampak pada dunia fashion secara global.
Ruth Berliana/VMN/BLJ
pict: Aoki, Whatever Inc